Sabtu, 03 Desember 2016

MATERI PRAMUKA SAKA BHAYANGKARA

Kanda Hamdan


Kata Pengantar

      Assalamu’alaikum Wr. Wb
      Salam Pramuka.!

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan segala rahmat serta hidayahnya, sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan panduan materi ini dengan baik.
Bahan panduan materi ini kami buat dengan acuan materi yang telah kami dapat dari Guru, Pembina, Instruktur, Senior serta dari Media-media lainnya.
Pembuatan panduan materi ini bertujuan untuk mempermudah dalam mempelajari materi-materi Pramuka, Saka Bhayangkara dan materi-materi ke-SAKAan serta materi umum lainnya.
Kami sadar bahwa panduan materi ini masih banyak kekurangannya, lebih-lebih dari segi perluasan materi maupun dari segi penyusunannya. Tidak hanya itu, namun masih banyak lagi kekurangan-kekurangan lainnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun masih kami butuhkan untuk memperbaiki panduan materi ini ke depannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb









Penyusun,






Try Satya
       Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
1.      Menjalankan kwajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
2.      Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3.      Menepati Dasa Dharma
Dasa Dharma
1.      Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.      Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3.      Patriot yang sopan dan kesatria
4.      Patuh dan suka bermusyawarah
5.      Rela menolong dan tabah
6.      Rajin terampil dan gembira
7.      Hemat cermat dan bersahaja
8.      Disiplin berani dan setia
9.      Bertanggung jawab dan dapat di percaya
10.  Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Lambang Saka Bhayangkara
1.      Segi Lima : Melambangkan Falsafah bangsa Indonesia (Pancasila)
2.      Bintang Tiga : Melambangkan Try Satya dan Catur Prasatya sebagai kode etik kepolisian Republik Indonesia
3.      Obor : Sumber terang atau cahaya sejati
4.      Tunas Kelapa : Dengan segala arti luasnya
5.      Api yang menjulang tiga :Try Wikrama atau tiga pancaran cahaya yaitu Kesadaran, Kewaspadaan dan Kebijakan
6.      Kiasan Warna :    a. Kuning        : Keceriaan
                                    b. Merah         : Keberanian
                                    c. Hitam          : Ketabahan atau Kekekalan

Kesakaan
       Saka adalah : Wadah, yaitu wadah guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat, meningkatkan kemampuan pramuka dalam segala bidang. Serta, meningkatkan motifasi secara nyatra dan secara produktif sehingga dapat memberikan kehidupan penuh pada masyarakat sesuai aspirasi dalam rangka peningkatan-peningkatan bangsa.
       Di Indonesia ada 8 saka :
1.      Saka Wana Bakti
a.       Terdapat pada lampiran Kwarnas gerakan pramuka No. 05 th. 1984
b.      Satuan karya pramuka yang merupakan wadah wadah kegiatan penegak pandega untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dan menanamkan rasa tanggung jawab pada sumber daya alam dan lingkungan hidup
c.       Di didik oleh Dinas Perhutani atau Kehutanan
2.      Saka Taruna Bumi
a.       Terdapat pada lampiran Kwarnas gerakan pramuka No. 078 th. 1980
b.      Saka yang bergerak dalam bidang pertanian yang mempunyai tiga krida yaitu, Tanaman Pangan, Perikanan dan Peternakan
c.       Di didik oleh Dinas Pertanian
3.      Saka Bakti Husada
a.       Terdapat pada lampiran Kwarnas gerakan pramuka No. 53 th. 1985
b.      Saka yang bergerak dalam bidang kesehatan yang mempunyai lima krida yaitu, Guna Lingkungan Sehat, Bina Keluarga Sehat, Bina Penanggulangan Penyakit, Guna Gizi dan Guna Obat
c.       Di didik oleh Dinas Kesehatan
4.      Saka Kencana
a.       Terdapat pada lampiran Kwarnas gerakan pramuka No. 84 th. 1985
b.      Saka yang bergerak dalam bidang bakti masyarakat dalam pembinaan KB yang mempunyai dua krida yaitu, Guna Pendidikan KB dan Guna Pelayanan Inter Masyarakat
c.       Di didik oleh Dinas BKKBN
5.      Saka Bahari
a.       Terdapat pada lampiran Kwarnas gerakan pramuka No. 19 th. 1991
b.      Saka yang bergerak dalam bidang lautan bahari
c.       Di didik oleh Dinas Kelautan
6.      Saka Bhayangkara
a.       Keputusan Kwarnas No. 20 th. 1991
b.      Satuan karya pramuka yang merupakan wadah ke-Bhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketertiban masyarakat guna menumbuhkan kesakaan peran serta dalam perkumpulan nasional. Mempunyai empat krida yaitu, PPB, TKP, Lantas dan Tibmasy
c.       Di didik oleh dinas Kepolisian
7.      Saka Dirgantara
a.       Keputusan Kwarnas No. 18 th. 1991
b.      Saka yang bergerak dalam bidang udara atau angkasa. Mempunyai empat krida yaitu, Pesawat Aburatun, Dirmodeling, Terjun Payung dan SAR
c.       Di didik oleh Dinas Perhubungan Udara
8.      Saka Wira Kartika
a.       Di didik oleh Dinas TNI Angkatan Darat
Ke – Bhayangkaraan
       Bhayangkara : Berasal dari kata Bhayangkari yang artinya bahaya ingkari. Dan Kebhayangkaraan berarti semua kegiatan berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara dalam menjamin tetap tegaknya Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Uud 1945. Dan melindungi negara dari ancaman baik dari luar maupun dalam negri.
       Petunjuk tentang penyelenggaraan tentang satuan karya pramuka di muat dalam keputusan Kwarnas gerakan pramuka No. 32 th. 1989 dan di sahkan pada tanggal. 25 – 02 – 1991 oleh Let. Jen TNI Purna Wirawan Mashudi.
       Maksud, untuk pedoman pada semua kwartir dalam usaha membentuk dan membina serta menyelenggarakan kegiatan Saka Bhayangkara.
Organisasi Saka
Tingkat Cabang atau Polres :
1.      Pelindung Saka                : Kapolres
2.      Pimpinan Saka                 : Waka Polres
3.      Pimpinan Saka Harian    : Kasat Bimasy
4.      Pamong Saka                               : Staf Bimasy
5.      Instruktur Saka               : Anggota ( Aktif selama 4 th. )
6.      Dewan Saka                                 : Senior atau Junior ( Aktif dalam kegiatan )
7.      Anggota Saka                               : Seluruh Anggota
Tingkat Ranting atau Polsek :
1.      Kamabi Saka Polsek                    : Kapolsek
2.      Pimpinan Saka Harian    : Kanit Bimasy
3.      Pamong Saka                               : Staf Bimasy Polsek
4.      Instruktur Saka               : Anggota ( Aktif selama 4 th. )
5.      Dewan Saka                                 : Senior atau Junior ( Aktif dalam kegiatan )
6.      Anggota Saka                               : Seluruh Anggota
Tingkat Anggota Saka
1.      Purwa                                           : Junior
2.      Madya                                           : Senior Dua
3.      Utama                                           : Senior Satu
4.      Senior
5.      Instruktur

Struktur Organisasi Saka
Struktur Organisasi Saka :
1.      Pimpinan Saka
2.      Instruktur Dewan
3.      Seksi-seksi
4.      Anggota
Struktur Dewan Saka :
1.      Ketua
2.      Wakil Ketua
3.      Sekretaris
4.      Bendahara
5.      Seksi-seksi
Krida
Saka Bhayangkara Mempunyai 4 Krida :
1.      Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (PPB)
2.      Krida Tempat Kejadian Perkara (TKP)
3.      Krida Lalu Lintas (Lantas)
4.      Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmasy)
Teori Pengenalan Krida :
1.      Krida PPB
a.       Cegah kebakaran
b.      Pemadaman kebakaran
c.       Rehap korban kebakaran
d.      Pengenalan kerawanan bencana
e.       Evakuasi
f.        Pengenalan satwa
2.      Krida TKP
a.       Pengenalan sidik jari
b.      Pengenalan narkoba
c.       Pengenalan tanda tangan palsu
3.      Krida Lantas
a.       Pengenalan UU Lantas
b.      Pengaturan Lantas
c.       Penanganan kecelakaan Lantas
4.      Krida Tibmasy
a.       Pengenalan pamling pemukiman
b.      Pengenalan pamling kerja
c.       Pengenalan pamling sekolah
d.      Pengenalan pamling hukum
Krida PPB
1.      Kebakaran
PMK : Pasukan Mencegah Kebakaran
       Api adalah suatu massa zat gas yang bisa timbul karena adanya reaksi oksidasi yang bersifat Ekstermis dan dapat menghasilkan panas, nyala, cahaya, asap, bara, dan abu.
       Api terdiri dari tiga unsur yaitu, bahan bakar, sumber panas dan oksigen. Dan tanda timbulnya api ada lima yaitu, abu, asap, panas, bara dan nyala.
       Pengertian kebakaran adalah suatu bencana yang di timbulkan oleh api. Dan faktor atau penyebab terjadinya kebakaran yaitu, faktor manusia, faktor hewan, faktor alam, faktor gesekan atau benturan dan faktor tiknologi.
2.       Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
1.      Proses tektonik akibat pergerakan kulit atau lempeng bumi
2.      Aktivitas sesar di permukaan bumi
3.      Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4.      Aktivitas gunung api
5.      Ledakan nuklir
3.      Letusan Gunung Berapi
·      Gunung Api
       Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah Erupsi. Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (Magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.
       Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung api tetapmembawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memiliki resiko merusak dan mematikan.
·         Bahaya Letusan Gunung Api
a.       Awan Panas
b.      Lontaran Material (Pijar)
c.       Hujan Abu Lebat
d.      Lava
e.       Gas Racun
f.        Tsunami
4.      Dasar Survival
       Survival adalah suatu kelangsungan dalam kondisi untuk tetap hidup dimana seseorang tak mendapat fasilitas untuk hidup secara normal karena keadaan waktu itu.
       Permasalahan yang di hadapi dalam survival :
1.      Masalah alam (cuaca, keadaan, medan, dll )
2.      Masalah diri sendiri (fisik, mental, pengetahuan, dll )
3.      Masalah MH (manusia, hewan, tumbuhan)

       Dalam melaksanakan atau dalam keadaan survival biasanya timbul rasa takut dan cemas pada diri kita, pada saat itu kita harus menghilangkan rasa takut dan cemas tersebut dengan cara :
1.      Hadapi situasi yang sulit tersebut dengan tenang dan bijaksana
2.      Istirahat untuk menghilangkan rasa takut, panik dan cemas
3.      Perhatikan kondisi tubuh
4.      Ingat pengetahuan yang di miliki
Semua itu dapat di simpulkan dengan semboyan STOP :
1.      S    : Stop (Berhenti)
2.      T    : Thin King (Mulailah berfikir)
3.      O    : Ob Serve (Amati keadaan sekitar)
4.      P    : Plaining (Buat rencana tentang usaha yang akan di lakukan)
5.        Tanda Apabila Cuaca Akan Buruk
1.     Kucing akan duduk membelakangi api sambil mengusap-usap kepalanya dengan kaki depannya yang dibasahi dengan mulutnya.
2.     Bila anjing menggali tanah atau menyembunyikan tulangnya.
3.     Burung-burung membasahi bulunya dengan paruhnya.
4.     Bila bau bunga tercium semerbak sekali.
5.     Burung-burung laut terbang menuju daratan.
Krida TKP
1.        Ciri-ciri orang Gantung Diri
1.      Badan bersih
2.      Lidah menjulur
3.      Mata melotot
4.      Lubang bawah mengeluarkan cairan
5.      Simpul tali
2.        Proses Identifikasi Mayat
       Secara universal di lakukan polisi, dengan membandingkan dua katagori data yaitu, AM atau Ante mortem (Data selama korban masih hidup) dan PM atau Post Mortem (Data dari pemeriksaan mayat)
3.        Mengatasi Kecelakaan
1.      Pertolongan pertama pada korban
2.      Memberi tanda-tanda pada titik kejadian
3.      Mencatat saksi
4.      Melaporkan polisi
4.        Narkoba
       Narkoba : Narkotika, Pshikothropyka dan Bahan Adiktif lainnya.
1.      Narkoba golongan I
1.    Tanaman papavir somniverum
2.    Opium mentah
3.    Opium masak
4.    Erythroxylon coca (koka)
5.    Ganja
6.    Tetra hedro cornabilan dan 96 jenis lainnya
2.      Narkoba golongan II
1.    Alpha setil metadol
2.    Alpha metprodeina
3.    Alpha prodeina
4.    Phentanyl
5.    Pethedeina
6.    Methedene dan 87 jenis lainnya
3.      Narkoba golongan III
1.      Asetele hidro kodeina
2.      Kodeina
3.      Eltin morvina, dll
4.      Tanda-tanda pengguna narkoba
1.      Menurun nilai raport bagi anak sekolah
2.      Suka membolos dengan alasan tidak jelas
3.      Suka mengurung diri
4.      Kamar berantakan
5.      Berpakaian tidak rapi
6.      Bau badan tidak sedap
7.      Wajah pucat
8.      Mata dan hidung berair
9.      Suka memakai kacamata hitam
10.  Suka memakai kaos lengan panjang
11.  Mudah tersinggung
12.  Suka menantang orang
13.  Suka mencari teman baru yang tidak di kenal
14.  Nafas tersenggal-senggal
15.  Badan lemas dan bergetar
5.      Cara menghindari Narkoba
1.      Hindari tempat rawan narkoba. Misal, Karaoke, Diskotik, Warung Remang-remang
2.      Berbuatlah sesuai agama dan bersosialisasi dengan tokoh agama
3.      Selalu keterbukaan dengan orang terdekat apabila ada masalah
4.      Mintalah pendapat orang tua
5.      Jangan menerima obat yang tidak di kenal tanpa resep dokter dan dari orang yang tidak di kenal
5.        Narkotika
       Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi penggunanya.
       Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi atau timbulnya khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.
Macam-macam Narkotika :
1.      Opium
1.      Heroin (Obat bius)
2.      Codein
2.      Kokain
       Kokain adalah salah satu zat adiktif yang sering disalahgunakan. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan, stamina, mengurangi kelelahan, rasa lapar dan untuk memberikan efek eforia.
       Dampak jangka pendek lain penggunaan kokain adalah depresi, paranoid, serangan jantung, kejang, stroke dan psikosis.
3.      Cannabis/ganja/cimenk
       Semua bagian dari tanaman ini mengandung kanabinoid psikoaktif. Tanaman ganja biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong kecil - kecil dan digulung menjadi rokok disebut joints (di Indonesia disebut pocong). Akan mengikat pikiran dan dapat membuatmu menjadi ketagihan.
       Bentuk yang paling poten berasal dari sari tanaman ganja yang dikeringkan dan berwarna coklat-hitam yang disebut hashish atau hash.
       Ganja dikenal dapat memicu psikosis, terutama bagi mereka yang memiliki latar belakang (gen) schizophrenia. Ganja juga bisa memicu dan mencampuradukkan antara kecemasan dan           depresi. Asap ganja mengandung tar 3 kali lebih banyak dan karbonmonoksida 5 kali lebih banyak daripada rokok biasa.
6.        Pshikothropyka
       Pshikothropyka adalah zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, kadang-kadang disertai dengan timbulnya halusinasi (gangguan persepsi visual dan pendengaran), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan.
Jenis-jenis Pshikothropyka :
1.      Ecstasy/Ineks
2.      Shabu-shabu
7.      Bahan Adiktif
1.      Ekstra Josss
2.      Kratidang
3.      Kopi
4.      Taar
5.      Bir
6.      Anggur
7.      Arak
8.      KTI
Krida Lantas
1.      Lalu Lintas
       Rambu Lalulintas adalah suatu tanda yang di fungsikan sebagai pengatur Lalu Lintass di jalan yang mempunyai maksud tertentu.
       Lalu Lintas atau Lantas adalah gerakan pindah suatu barang, manusia, hewan dari tempat satu ke tempat lain dengan menggunakan jalan sebagai alat geraknya.
Undang-undang Lalu Lintas baru No. 14 tahun 1992
Undang-undang Lalu Lintas lama No. 03 tahun 1965
       Undang-undang No. 03 tahun 1965 di ganti baru karena banyak tiknologi cangih di bidang angkutan, maka Undang-undang lama di anggap tidak sesuai dengan kemajuan zaman.
       Dasar negara mengadakan rambu Lalu Lintas berdasarkan peraturan pemerintah No. 43 Pasal 17. Rambu Lalu Lintas terdiri empat macam yaitu, larangan, petunjuk, peringatan dan perintah
2.      Pengetahuan Dasar Lalu Lintas
1.      Gerakan memberikan isyarat pengatur lalu lintas bertujuan.
a.       Mengarahkan agar lalu lintas berjalan dengan aman, tertib, lancar dan selamat.
b.      Mengatasi kepadatan arus lalu lintas
c.       Mengurangi terjadinya kecelakan lalu lintas
d.      Mencegah kerusakan - keerusakan jalan / infrastruktur
e.       Melindungi harta benda / jiwa orang lain di jalan
f.        Mengurangi pelanggaran di jalan
2.      Pengetahuan rambu - rambu / marka jalan.
a.       Rambu - rambu yang menunjukan peringatan suatu bahaya ( dasar kuning petunjuk hitam )
b.      Rambu - rambu yang menunjukan larangan dan awas perintah ( dasar putih petunjuk merah )
c.        Rambu - rambu yang memberikan petunjuk ( dasar biru petunjuk putih )
d.      Rambu petunjuk arah / awas ( rambu tambahan )
3.      Pengetahuan dasar pengaturan lalu lintas.
a.       Berhenti untuk semua jurusan
b.      Berhenti untuk satu arah tertentu ( satu jurusan tertentu )
c.       Berhenti dari arah depan Petugas
d.      Berhenti dari arah belakang Petugas
e.      Berhenti dari arah depan dan belakang Petugas
f.        Jalan dari arah kanan Petugas
g.       Jalan dari arah kiri Petugas
h.      Jalan dari arah kanan dan kiri Petugas
i.         Percepat dari arah kanan Petugas
j.        Percepat dari arah kiri Petugas
k.       Perlambat dari arah depan Petugas
l.         Perlambat dari arah belakang Petugas
4.      Pengetahuan penggunaan tanda bunyi pluit.
a.       Tanda peringatan berhenti / perhatian
b.      Tanda berkumpul
c.       Tanda bahaya
d.      Tanda berhenti
e.       Tanda maju
3.      Marka Jalan
       Marka Jalan adalah sebagian dari tanda jalan yang meliputi garis-garis membujur, melintang dan serong. Serta lambang-lambang lain yang ada di permukaan jalan. Di atur dalam peraturan pemerintah No. 43 Pasal 19
4.      Pelanggaran Lalu Lintas
       Pelanggaran Lalu Lintas atau Lantas adalah suatu perbuatan yang menyimpang dengan adanya norma-norma hukum atau Undang-undang Lalu Lintas No.04 tahun 1992. Tentang Lalu Lintas di jalan.
5.      Kecelakaan
       Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang terjadi di atas jalan, di sengaja maupun tidak di sengaja yang melibatkan kendaraan bermotor maupun tidak bermotor yang merugikan jiwa manusia ataupun harta benda.
Krida Tibmas
1.        Kamtibmas
       Kamtibmas adalah singkatan dari keamanan ketertiban masyarakat. Ketertiban berasal dari kata tertib yang berarti suatu keadaan yang berjalan sesuai dengan aturan yang di tentukan. Dan untuk memulai ketertiban ada tiga hal yang harus di perhatikan yaitu :
1.      Di mulai dari diri sendiri (Pribadi)
2.      Di lingkungan keluarga
3.      Di lingkungan masyarakat
2.      Siskamling
       Siskamling adalah kegiatan yang di lakukan secara rutin dan bersama-sama untuk menciptakan keamanan melalui organisasi. Atau dapat di artikan juga suatu cara yang di lakukan untuk mengamankan lingkungan bersama-sama melalui suatu wadah atau organisasi.
       Dalam pelaksanaan tugas siskamling berjumlah anggota sekurang-kurangnya 4 personil dalam setiap malam. Sehingga dapat di atur setiap dua jam sekali ada dua personil melakukan patroli secara bergantian.
3.      Alat-alat yang di Gunakan Dalam Siskamling
1.      Kentongan besar atau alarem dan kentongan bambu
2.      Peta area (Lengkap dengan jalan-jalan posisi pos kamling)
3.      Tongkat atau kentess
4.      Lampu atau senter dan baterai
5.      Papan pengumuman
6.      Kotak P3K
7.      Jas hujan
8.      Buku tamu dan buku untuk mencatat semua kejadian
9.      Sepeda
10.  Daftar residius
4.      Daerah yang Rawan dan Perlu di Curigai
1.      Daerah gelap
2.      Daerah di sepanjang pagar
3.      Daerah di belakang rumah
4.      Daerah di bawah jendela
5.      Di atas atap
5.      Tanda Bahaya Sistem Alarem atau Kentongan
1.      Pembunuhan atau Kematian     : Di bunyikan satu-satu
2.      Perampokan dan pencurian      : Di bunyikan dua-dua
3.      Kebakaran                                   : Di bunyikan tiga-tiga
4.      Bencana alam                              : Di bunyikan empat-empat
5.      Pencurian ternak                        : Di bunyikan lima-lima
6.      Pencarian Barang
1.      Metode Strip
       Tiga orang bergerak bersama-sama ke arah satu jurusan dulu, pada jarak tertentu dan sejajar satu sama lain. Masing-masing menjelajah daerahnya. Arahnya bergerak kedepan bersamaan waktu. Apabila tiba di ujung lebarnya TKP, maka masing-masing berputar ke arah semula.
2.      Metode Spiral
       Tiga orang menjelajah TKP, ketiganya berjalan ke belakang dengan jarak tertentu sebelah luar bergerak mengikuti bentuk spiral.
3.      Metode Zone – Wilayah
       Luas tempat di bagi menjadi empat, tiap bagian seperempat di bagi empat lagi dan di tunjuk empat orang petugas untuk menjelajah. Seperempat arah dari pada seperempat keseluruhannya.
4.      Metode Roda
       Beberapa orang di mulai dari titik tengah atau titik pusat akan bergerak serentak keluar dari tempat kejadian. Maka pusat kejadian adalah di mulai start melakukan pencarian
7.      Penjagaan
1.      Anggota yang dapat giliran jaga harus selalu berada di Pos dan Sub Pos
2.      Mencatat semua kejadian dalam buku mutasi penjagaan
3.      Waktu jaga di sesuaikan dengan situasi dan kondisi yang tepat
4.      Menerima laporan dari orang yang melapor dan petugas ronda
5.      Membunyikan alarem jika terjadi gangguan kejahatan dan bahaya alam lainnya
6.      Menyampaikan laopran penting kepada Polri terdekat, RT, RW atau Kepala Desa
8.      Perondaan
1.      Petugas perondaan di atur oleh ketua ronda
2.      Perondaan sekurang-kurangnya dua orang
3.      Waktu ronda di sesuaikan dengan situasi dan kondisi
4.      Perondaan mengelilingi wilayah yang telah di tentukan
5.      Mengamati tempat-tempat rawan
6.      Jika pukul 12 malam, menemukan ada beberapa orang di tempat rawan agar di sapa dengan baik dan ramah untuk menanyakan keperluan. Dan bila mencurigakan supaya di bawa ke Pos Kamling
9.      Tugas Pengawas
1.      Mengawasi segala kesulitan RT atau RW karena warganya yang kurang sadar untuk melakukan kwajiban tugas jaga
2.      Mengadakan kontrol pada Pos Kamling di wilayahnya
3.      Setiap Pos Kamling bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala desa
10. Hasil yang Akan di Capai Dari Kamtibmas
1.      Terciptanya hubungan harmonis antara pihak keamanan dengan warga
2.      Dapat memahami kebutuhan rasa aman dalam masyarakat
3.      Diperoleh info akurat tentang masalah keamanan dan ketertiban masyarakat
4.      Masyarakat dapat memahami tentang keamanan ketertiban masyarakat dan upaya serta mengetahui informasi-informasi tentang pelayanan hukum dan sebagainya
5.      Terjadi hubungan yang berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara keamanan ketertiban masyarakat
6.      Dapat di terima dan mendapat dukungan dari masyarakat
7.      Laporan info tentang situasi kamtibmas di wilayah hukumnya
Tingkatan Kepolisian
1.      Golongan Tamtama
a.       Baharada Pol
b.      Baharatu Pol
c.       Abripda
d.      Abriptu
e.       abrip
2.      Golongan Bintara
a.       Bripda
b.      Briptu
c.       Brip Pol
d.       bripka
3.      Golongan Bintara Tinggi
a.       Aipda
b.      aiptu
4.      Golongan Perwira Pertama
a.       Ipda Pol
b.      Iptu Pol
c.       AKP
5.      Golongan Perwira Menengah
a.       Kom Pol
b.      AKBP
c.       Komsel Pol
6.      Golongan Perwira Tinggi
a.       Brig Jend Pol
b.      Irjen Pol
c.       Kom jend Pol
d.      Jen Pol
Kepemimpinan
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

1.      Azas Kepemimpinan
1.      Taqwa
2.      Memberi suri tauladan kepada yang di pimpin
3.      Ikut bergiat menggugah semangat yang di pimpin untuk bekerja keras
4.      Memberi kesempatan kepada yang di pimpin untuk berkembang dan memberi dorongan dari belakang sambil memberi petunjuk
5.      Selalu waspada dan mengawasi, berani memberikan resiko kepada yang di pimpin apabila ada penyimpangan
6.      Dapat memilih yang tepat mana yang di dahulukan
7.      Tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebihan
8.      Loyalitas secara timbal balik
9.      Kesadaran dan kemampuan untuk memberi penggunaan danpengeluaran segala sesuatu yang benar untuk di perlukan
10.  Kemampuan kecerdasan kerelaan dan keberanian untuk bertanggung jawab
11.  Kemampuan dan kerelaan secara ikhlas untuk menyerahkan tanggung jawab dan kedudukan yang lebih mudah
2.      Kewibawaan Pemimpin
1.      Kesadaran pada diri sendiri, orang lain dan situasi
2.      Kesadaran akan berbagai kesulitan dan presepsi serta komunikasi yang tepat
3.      Kelenturan dan fleksibel (Etika)
4.      Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah
5.      Kemampuan dalam mengambil suatu keputusan
6.      Kemampuan untuk bekerja
3.      Gaya Kepemimpinan I
1.      Prinsipil : Selalu berpegang teguh dengan prinsip dasar atau falsafah yang di anut
2.      Fleksibel : Selalu mengikuti keadaan setempat (Luwes)
3.      Plin-plan : Tidak mempunyai pendirian yang tepat
4.      Machiavelis : Hanya punya satu keinginan kekuasaan sendiri
4.      Gaya Kepemimpinan II
1.      Otoriter : Memaksa dan mendesak pada bawahan
2.      Paternalitis : Menganggap bawahan seperti anak kecil
3.      Persuasif : Pemimpin yang masih menerima pendapat orang lain, tetapi masih tetap pada pendapatnya sendiri
4.      Demokrasi : Mengajak dan mendengarkan bawahan untuk membuat keputusan
5.      Liser Fair : Membiarkan bawahan menganbil keputusan sendiri
6.      Militer : Menggerakkan bawahan dengan cara memerintah dan tergantung pada tingkat jabatan dan menuntut kedisiplinan yang kuat
Publick Speaking
1.      Public Speaking : Berbicara Di Depan Umum.
2.      Prosees berbicara kepada sekelompok orang secara sengaja serta di tujukan untuk menginformasikan, mempengaruhi atau menghibur pendengar.
Manfaat Berbicara di Depan Umum :
1.        Mentransfer Informasi
2.        Menambahkan keyakinan Kepada Publik
3.        Mempengaruhi Pola Fikir
Teknik Publick Speaking :
1.        Orang Yang Akan Tampil Harus Menguasai Materi
2.        Orang Yang Tampil Harus Menarik
3.        Menyesuaikan Bahasa Yang Di Sesuaikan Dan Sopan
4.        Menyesuaikan Konteks Bicara Atau Pembicaraan
5.        Bisa Mengendalikan Waktu
6.        Menggunakan Intonasi Dan Menghindari Yang Tidak Perlu
Kepramukaan
1.      Pramuka :
Pramuka : Adalah sebutan bagi anggota muda yang terdiri atas Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
1.      Pramuka Siaga : Pramuka yang berumur 7-11 tahun. Terdiri dari Mula, Bantu, Tata.
2.      Pramuka Penggalang : Pramuka yang berumur 11-15 tahun. Terdiri dari Ramu, Rakit, Terap.
3.      Pramuka penegak : pramuka yang berumur 16-21 tahun. Terdiri dari bantara dan laksana.
4.      Pramuka Pandega : Sebutan bagi anggota dewasa muda yang berusia 21-25 tahun.
5.      Pembina : Berusia 25 tahun ke atas.

2.      Lambang Pramuka :
1.      Akar Tunas Kelapa : Melambangkan gerakan pramuka dengan pondasi yang kuat.
2.      Batang Pohon : Melambangkan kekokohan pramuka.
3.      Daun atau Dahan : Melambangkan gerakan pramuka bisa berkembang di seluruh nusantara.
4.      Lidi : Melambangkan persatuan dan kesatuan gerakan pramuka
5.      Buah : Sebagai inspirasi gerakan pramuka

3.      Pengertian Kepramukaan :
1.        Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggung jawab orang dewasa.
2.        Di laksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar pendidikan keluarga.
3.        Menggunakan prinsip dasar kepramukaan.

4.      Prinsip Dasar Kepramukaan :
1.      Prinsip Dasar adalah asas yang mendasar yang menjadi dasar dalam berfikir dan berperilaku.
2.      Prinsip Dasar Kepramukaan adalah asas yang mendasari kegiatan kepramukaan dalam upaya membina watak peserta didik.
3.      Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan kepramukaan dan pendidikan lainnya.
4.      Prinsip Dasar Kepramukaan harus di upayakan pendidikan pembinaan pramuka kepada peserta didik agar secara suka relawan mereka memilikinya yang berangsur mampumempengaruhi jiwa mereka dalam bersikap dan bertindak dalam kehidupan mereka sehari-hari, baik sebagai makhluk tuhan, individu maupun sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya.

5.      Komponen-Komponen Dalam Kepramukaan di Antaranya :
1.      Tujuan kepramukaan, membina watak ( Karakter )
2.      Prinsip dasar kepramukaan
3.      Metode kepramukaan
4.      Kegiatan yang menarik, menyenangkan dan menantang
5.      Alam terbuka
6.      Gudep
1.      Gudep : gugus depan.
2.      Suatu kesatuan organik terdepan di dalam gerakan pramuka yang merupakan wadah untuk menghimpun anggota gerakan pramuka dalam penyelenggaraan kepramukaan, serta sebagai wadah pembinaan bagi anggota muda dan anggota dewasa muda.
7.      Sangga
1.      Pembentukan Sangga
1.      Di lakukan pramuka itu sendiri
2.      Menggunakan lambang dan aspirasinya dengan ketentuan tidak menggunakan nama dan lambang yang sudah di gunakan organisasi lain
2.      Sangga Kerja
1.      Untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan
2.      Bersifat sementara sesuai tugas yang harus di laksanakan
3.      Pembinaan Ambalan Penegak
1.      Di bentuk dewan ambalan penegak yang di pimpin ketua (Pradana)
2.      Dewan di pilih dari pemimpin-pemimpin dan wakil sangga
3.      Masa berlaku dewan penegak satu tahun
4.      Musyawarah Dewan Kerja
Musyawarah dewan kerja sedikitnya di lakukan enam bulan sekali dengan tujuan melaporkan kerja bulan lalu dan merencanakan kerja bulan yang akan datang.
Organisasi
1.        Pengertian
Organisasi adalah berasal dari kata Organ, yaitu suatu kumpulan dari satu anggota atau lebih yang terdiri dari struktur dan bermaksud mencari tujuan tertentu.
2.        Macam - macam
Organisasi Ada Dua :
1. Formal
    Ciri-ciri :
a.       Ada Struktural Kepengaturan
b.      Memiliki Tujuan Yang Jelas Dan Terurus
2. Non Formal
    Ciri-ciri :
a.       Tidak Ada Kepengaturan Atau Struktur
b.      Bersifat Dadakan
Administrasi
1.        Pengertian
       Administrasi yaitu data-data atau program-program yang di buat dengan tatacara dan aturan dalam organisasi yang berdasarkan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga ( AD ART ).
2.        Surat  Menyurat
a.       Undangan
b.      Dispensi
c.       Surat izin
d.      Pemberitahuan
e.       Proposal
3.        Dalam Administrasi
Apabila organisasi ingin maju harus ada kata-kata DANA :
D    : Dinamis
A     : Aktif
N    : Normatif
A     : Anggaran
Apabila organisasi ada kemunduran, berarti dalam organisasi itu ada kata-kata PUSING :
P     : pasif
U     : Uring-uringan
S     : Sensitifd
I      : Indisipliner
N    : Non normatif
G     : Gugup
Kedisiplinan
1.        Pengertian
Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
2.        Dorongan yang Mempengaruhi Disiplin
1.     Dorongan yang datang dari dalam diri manusia yaitu dikarenakan adanya pengetahuan, kesadaran, keamanan untuk berbuat disiplin.
2.      Dorongan yang datangnya dari luar yaitu dikarenakan adanya perintah, larangan, pengawasan, pujian, ancaman, hukuman dan sebagainya.
3.        Menanamkan Disiplin Dalam Kehidupan
1.      Pembiasaan
2.      Pengawasan
3.      Perintah
4.      Larangan
5.      Ganjaran Hukuman



MATERI KRIDA SATUAN KARYA BHAYANGKARA

PENGATURAN DASAR LALU LINTAS

A.     Gerakan memberikan isyarat pengatur lalu lintas bertujuan :
a.      Mengarahkan agar lalu lintas berjalan dengan aman, tertib, lancar dan selamat.
b.      Mengatasi kepadatan arus lalu lintas.
c.       Mengurangi terjadinya kecelakan lalu lintas.
d.      Mencegah kerusakan - keerusakan jalan / infrastruktur.
e.      Melindungi harta benda / jiwa orang lain di jalan.
f.        Mengurangi pelanggaran di jalan.
B.      Pengetahuan rambu - rambu / marka jalan.
a.      Rambu-rambu yang menunjukan peringatan suatu bahaya (dasar kuning petunjuk hitam).
b.      Rambu-rambu yang menunjukan larangan dan awas perintah (dasar putih petunjuk merah).
c.       Rambu-rambu yang memberikan petunjuk (dasar biru petunjuk putih).
d.      Rambu petunjuk arah / awas (rambu tambahan).
C.      Pengetahuan dasar pengaturan lalu lintas
a.      Berhenti untuk semua jurusan.
b.      Berhenti untuk satu arah tertentu (satu jurusan tertentu).
c.       Berhenti dari arah depan Petugas.
d.      Berhenti dari arah belakang Petugas.
e.      Berhenti dari arah depan dan belakang Petugas.
f.        Jalan dari arah kanan Petugas.
g.      Jalan dari arah kiri Petugas.
h.      Jalan dari arah kanan dan kiri Petugas.
i.        Percepat dari arah kanan Petugas.
j.        Percepat dari arah kiri Petugas.
k.       Perlambat dari arah depan Petugas.
l.        Perlambat dari arah belakang Petugas.
m.    Pengetahuan penggunaan tanda bunyi pluit.
D.     Tanda peringatan berhenti / perhatian
a.      Tanda berkumpul.
b.      Tanda bahaya.
c.       Tanda berhenti.
d.      Tanda maju.
Fungsi Lantas
Fungsi Lantas adalah Penyelenggaraan tugas pokok POLRI bidang Lalu Lintas dan merupakan penjabaran kemampuan teknis professional khas Kepolisian, yang meliputi:
1.      Penegakan Hukum Lantas (Police traffic Law Enforcement).
2.      Pendidikan Masyarakat tentang Lantas (Police Traffic Education).
3.      Ketekhnikan Lantas (Police traffic Engineering).
4.      Registrasi/Identifikasi Pengemudi dan Kendaraan (Driver and Vehicle Identification).
Peran Lantas
Dalam rangka penyelenggaraan fungsi Lantas, Polri berperan sebagai:
1.      Aparat Penegak Hukum, Terutama Perundang-Undangan Lalu Lintas dan Peraturan Pelaksanaannya.
2.      Aparat Penyidik Kecelakaan Lalu Lintas.
3.      Aparat yang mempunyai kewenangan Kepolisian Umum.
4.      Aparat pendidikan lalu lintas kepada Masyarakat.
5.      Penyelenggara Registrasi/Identifikasi pengemudi/kendaraan bermotor.
6.      Pengumpul dan Pengolah Data Lalu Lintas.
7.      Unsur bantuan komunikasi dan teknis, melalui Unit PJ R (Patroli Jalan Raya).
Penyelenggaraan Fungsi Lantas
Fungsi Lantas diselenggarakan melalui:
1.      Penegakan Hukum lantas (Traffic Law Enforcement) Preventif, meliputi :
a.      Pengaturan Lantas (Traffic Direction).
b.      Penjagaan/Pengawasan Lantas 9 Traffic Observation.
c.       Pengawalan Lantas (Traffic Escort).
d.      Patroli Lantas (Traffic Patrol).
Represif, meliputi:
a.      Penyidikan Kecelakaan lantas (Traffic Accident Investigation).
b.      Penindakan terhadap Pelanggaran Lantas (Traffic Law Violation).
2.      Pendidikan Masyarakat tentang lantas (Traffic Education) Pendidikan dan Pembinaan masyarakat dalam rangka keamanan Lantas, dengan kegiatan-kegiatan yang diarahkan terhadap :
Masyarakat yang terorganisir, meliputi:
a.      PKS (Patroli Keamanan Sekolah).
b.      Pramuka Lantas (Saka Bhayangkara).
c.       Kamra/Banpol.
Masyarakat yang tidak terorganisir (Masyarakat pemakai jalan, yang ditujukan untuk menciptakan Traffic Mindness, meliputi :
a.      Penerangan, Penyuluhan, Mass Media, Film, Brosur.
b.      Pekan lantas, Pameran Lantas serta Taman Lantas.
3.      Ketekhnikan Lantas (Police Traffic Engineering ) meliputi :
a.      Penelitian terhadap penyebab kecelakaan, kemacetan, dan pelanggaran Lantas yang menyangkut kondisi pengemudi, kendaraan dan jalan.
b.      Pengawasan dan Penerangan terhadap pemasangan :
               i.      Rambu-rambu Lantas (Traffic Sign).
              ii.      Alat-alat pengatur Lantas (traffic Signals).
             iii.      Marka Jalan (Road Marking).
c.       Penentuan tempat Parkir (Parkir Restriction).
Registrasi
Registrasi (Identifikasi Pengemudi dan Kendaraan Bermotor) meliputi:
a.      Pemeriksaan pengetahuan dan kemampuan calon pengemudi kendaraan bermotor.
b.      Penyelenggaraan perijinan mengemudi kendaraan bermotor.
c.       Penyelenggaraan Registrasi kendaraan bermotor.
Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong serta lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas.
Marka jalan digolongkan menurut bahannya:
1. Marka mekanik
Marka mekanik adalah paku jalan yang biasanya dilengkapi dengan reflektor. Marka jenis ini ditanam/dipaku ke permukaan jalan melengkapi marka non mekanik.
2. Marka non-mekanik
Marka jalan merupakan campuran antara bahan pengikat, pewarna, dan bola kaca kecil yang berfungsi untuk memantulkan cahaya/sinar lampu agar marka dapat terlihat dengan jelas pada malam hari. Bahan dapat dikelompokkan atas:
a.      Cat, biasanya merupakan marka jalan yang dapat dengan cepat hilang, sehingga hanya baik digunakan pada bagian jalan yang jarang dilewati oleh kendaraan.
b.      Termoplastic, adalah bahan yang digunakan pada arus lalu lintas yang tinggi, penerapannya dilakukan dengan pemanasan material marka jalan kemudian dihamparkan dijalan dengan menggunakan alat.
c.       Cold-plastic, seperti termoplastik digunakan pada jalan dengan arus yang tinggi, menggunakan resin dan pengeras yang dicampurkan sebelum penghamparan dijalan dengan menggunakan alat khusus untuk itu.

PENGETAHUAN TIBMAS

Siskamling adalah suatu Cara pengendalian keamanan yang berada di lingkungan pedesaan atau perkotaan yang bertujuan untuk mengendalikan gangguan-gangauan Kamtibmas yang berasal dari oknum manusia maupun dari alam. Dasar-dasar:
1.      UUD 1945 Pasal 30 ayat 1.
2.      UU no. 02 Th.2002 tentang ketentuan-ketentuan pokok Kepoliian RI.
3.      TAP MPR no. TAP/MPR/II/1983 →GBHN.
4.      Instruksi Gubernur no. 300 Th. 1983.
5.      Instruksi Camat Batang no. 300 / 434 10 kemampuan yang diberikan POLRI untuk petugas siskampling :
a.      Dapat membunyikan tanda bahaya.
b.      Mampu melaksanakan tugas Patroli atau Ronda.
c.       Mampu menanggulangi bahaya kebakaran.
d.      Memberikan pengamanan.
e.      Mewmberikan pertolongan dan menyelamatkan korban.
f.        Mendatangi, menjaga, membatasi, mengamankan TKP (TPTKP).
g.      Melaporkan dan bertanggung jawab terhadap sauatu kejadian.
h.      Menangkap orang yang melakukan kejahatan / tertangkap basah.
i.        Mengisi buku mutasi kejadian / jurnal.
j.        Mampu memelihara tempat siskampling.
Manfaat siskampling:
1.      Dapat memberikan rasa aman.
2.      Memberikan rasa perlindungan.
3.      Menjalin atau memupuk rasa ke gotong-royongan.
4.      Mencegah gangguan Kamtibmas.
5.      Wujud Manunggal ABRI dan rakyat.
6.      Memupuk rasa percaya diri.
7.      Memupuk rasa kekeluargaan.
Alat-alat pengenal siskampling:
1.      Kentongan.
2.      Senter / oncor / alat penerangan.
3.      Ember / karung goni / kadut / pasir.
4.      Tambang.
5.      Ban lengan kampling.
6.      Borgol.
7.      Pentungan.
8.      Jas hujan / mantel / paying.
Tujuan dibentuk siskampling adalah Untuk mengamankan linmgkungan, meliputi pengamanan masyarakat dan pengamanan Negara.Untuk mencegah hal-hal atau tindakan yang menyangkut criminal.
Bimastral dalah suatu kemampuan untuk menguasai wilayah sekitar tempat tinggal kita dengan Cara mendatakan, mengidentifikasin memahami seluruh aspek kehidupan yang ada.
Jarak Penguasaan Bimastral Wilayah perkotaan 50 mWilayah pedesaan 100 m
TIPIRING (TINDAK PIDANA RINGAN) Tipiring adalah suatu tindak pidana / pelanggaran hukum yang diancam hukuman maximal Kurungan / penjara 3.5 bulan Denda Rp. 7500 (ukuran tahun 1948) sekitar Rp. 500.000
Macam-macam Triping:
1.      Mabuk di tempat umum.
2.      Mengamen.
3.      Menggelandang.
4.      Membuat keributan di sidang pengadilan.
5.      Membuat keributan ditempat orang yang sedang melakukan peribadatan.
6.      Wanita tuna susila dan gigolo.
7.      Menaruh pasir di pinggir jalan umum.
8.      Penghinaan ringan.
9.      Pencirian ringan.
10.  Penganiayaan ringan.
11.  Penipuan ringan.
12.  Penggelapan ringan.

PENGENALAN KRIDA TKP

A.     Pengertian Narkotika
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi penggunanya.
Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat, halusinasi atau timbulnya khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.
Macam-macam Narkotika.
1.      Opioid
Opioid atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga opium. Opium disaripatikan dari opium poppy (papaver somniferum) & disuling untuk membuat morfin, kodein & heroin (1847) Opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk kenikmatan (mencegah batuk, diare, dsb).
Termasuk dalam golongan Opioid adalah:
a.      Heroin
Heroin adalah obat bius yang sangat mudah membuat seseorang kecanduan karna efeknya sangat kuat. Obat ini bisa di temukan dalam bentuk pil, bubuk, dan juga dalam cairan.
Heroin memberikan efek yang sangat cepat terhadap si pengguna, dan itu bisa secara fisik maupun mental. Dan jika orang itu berhenti mengkonsumsi heroin, dia Akan mengalami rasa sakit yang berkesinambungan/sakaw/ gejala putus obat.
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin (sering digunakan untuk medikasi) dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir - akhir ini.
Cara penggunaan heroin yang disuntikkan dapat memicu terjadinya penularan HIV/AIDS dan hepatitis C. Biasanya disebabkan oleh penggunaan jarum suntik dan peralatan lainnya secara bersamaan.
b.      Codein
Codein termasuk garam / turunan dari opium / candu. Efek codein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih.Codein sering juga digunakan sebagai obat batuk untuk batuk yang kronis. Pembeliannya pun harus dengan resep dokter.
1.      Domerol
Nama lainnya adro Domerol adalah pethidina. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna. Demerol sering juga digunakan untuk pengobatan.
2.      Kokain
Kokain adalah salah satu zat adiktif yang sering disalahgunakan. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan, stamina, mengurangi kelelahan, rasa lapar dan untuk memberikan efek eforia.
Dampak jangka pendek lain penggunaan kokain adalah depresi, paranoid, serangan jantung, kejang, stroke dan psikosis.
3.      Cannabis/ganja/cimenk
Semua bagian dari tanaman ini mengandung kanabinoid psikoaktif. Tanaman ganja biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong kecil - kecil dan digulung menjadi rokok disebut joints (di Indonesia disebut pocong). Akan mengikat pikiran dan dapat membuatmu menjadi ketagihan.
Bentuk yang paling poten berasal dari sari tanaman ganja yang dikeringkan dan berwarna coklat-hitam yang disebut hashish atau hash.
Ganja dikenal dapat memicu psikosis, terutama bagi mereka yang memiliki latar belakang (gen) schizophrenia. Ganja juga bisa memicu dan mencampuradukkan antara kecemasan dan depresi.
Asap ganja mengandung tar 3 kali lebih banyak dan karbonmonoksida 5 kali lebih banyak daripada rokok biasa.
THC (delta-9-tetrahydrocannabinol) disimpan di dalam lemak pada tubuh dan dapat dideteksi sampai enam minggu setelah memakai.
B.      Pengertian Psikotropika
Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, kadang-kadang disertai dengan timbulnya halusinasi (gangguan persepsi visual dan pendengaran), ilusi, gangguan Cara berpikir, perubahan alam perasaan.
Jenis-jenis yang termasuk psikotropika
1.      Ecstasy/Ineks
Ecstasy (methylen dioxy methamphetamine)/MDMA adalah salah satu jenis narkoba yang di buat secara ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet.
Ekstasi Akan mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh itu sendiri. Kekurangan cairan tubuh dapat terjadi sebagai akibat dari pengerahan tenaga yang tinggi dan lama, yang sering menyebabkan kematian. Zat-zat kimia yang berbahaya sering dicampur dalam tablet atau kapsul ecstasy. Zat-zat ini justru seringkali lebih berbahaya dibandingkan kandungan ecstasy yang ada. Ecstasy ini mempengaruhi reseptor dopamin di otak sehingga bila efek zat ini habis dapat menimbulkan depresi dan paranoid.
2.      Shabu-shabu
Nama kimianya adalah methamphetamine. Berbentuk kristal seperti gula atau bumbu penyedap masakan. Obat ini berbentuk kristal maupun tablet, tidak mempunyai warna maupun bau.
Obat ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf diantaranya:
1.      Merasa nikmat, eforia, waspada, enerjik, sosial & percaya diri (bila digunakan lebih dari biasanya).
2.      Agitasi (mengamuk), agresi (menyerang), cemas, panik.
3.      Mual, berkeringat, geraham lengket, gigi terus mengunyah.
4.      Meningkatkan perilaku berisiko.
5.      Kehilangan nafsu makan.
6.      Susah tidur.
7.      Gangguan jiwa berat.
8.      Paranoid dan depresi.
C.      Faktor Pendorong
Beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk mencoba menggunakan narkoba yang pada akhirnya menyebabkan ketergantungan.
1.      Faktor Kepribadian.
a.      Kurangnya pengendalian diri.
Orang yang mencoba-coba menggunakan narkoba biasanya memiliki sedikit pengetahuan tentang narkoba, bahaya yang ditimbulkan serta aturan hukum yang melarang penggunaan Narkoba.
b.      Konflik Individu.
Orang yang kerap mengalami konflik akan mengalami frustasi. Bagi individu yang tidak biasa dalam menghadapi penyelesaian masalah cenderung untuk menggunakan narkoba, Kecemasan yang ditimbulkan oleh konflik individu tersebut dapat menguranginya dengan mengkonsumsi narkoba.
c.       Terbiasa hidup senang/mewah.
Orang yang terbiasa hidup dalam kesenangan kerap berupaya menghindari permasalahan yang lebih rumit, biasanya mereka lebih menyukai penyelesaian masalah secara instan, praktis atau membutuhkan waktu yang singkat. Mereka tidak terbiasa bersikap sabar, telaten, ulet atau berpikir konstruktif akan memilih cara-cara yang simple yang dapat memberikan kesenangan, narkoba memberikan rasa euphoria secara berlebihan.
2.      Faktor Lingkungan
a.      Masyarakat yang indvidualis.
Lingkungan yang individualistik seperti yang terdapat dalam kehidupan kota besar cenderung kurang peduli dengan orang lain, sehingga setiap orang hanya memikirkan permasalahan dirinya tanpa peduli dengan orang sekitarnya, biasanya orang-orang seperti ini selalu beranggapan bahwa yang penting bukan dirinya, saudara atau familinya tidak terlibat narkoba maka ia tidak mau ambil pusing karenanya. Akibatnya banyak individu dalam masyarakat kurang peduli dengan penyalahangunaan narkoba ini yang semakin meluas pada remaja dan pada anak-anak.
b.      Pengaruh teman sebaya.
Pengaruh teman atau kelompok juga berperan penting terhadap penggunaan narkoba, hal ini disebabkan sebagai syarat kemudahan untuk dapat diterima oleh anggota kelompok. Kelompok atau genk mempunyai kebiasaan perilaku yang sama antar sesama anggota. Jadi tidak aneh bila kebiasaan berkumpul ini juga mengarahkan perilaku yang sama untuk mengkonsumsi narkoba bersama pula.
c.       Hukuman yang terlalu ringan.
Hukuman sanksi yang diberikan kepada pengguna dan pengedar narkoba yang terlalu ringan juga mempengaruhi penggunaan narkoba secara meluas. Hukuman yang berat akan memberi efek jera pada pemakai atau pengedar dan juga mempengaruhi secara psikologis bagi masyarakat untuk menggunakan narkoba.
3.      Faktor Keluarga
a.      Kurangnya kontrol keluarga.
Orang tua yang terlalu sibuk jarang mempunyai waktu mengontrol anggota keluarga. Anak yang kurang perhatian dari orang tuanya cenderung mencari perhatian dari luar, biasanya mereka juga mencari "kesibukan" bersama teman-temannya.
b.      Kurangnya penerapan disiplin dan tanggung jawab
Tidak semua penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh remaja dimulai dari keluarga yang broken home, semua anak mempunyai potensi yang sama untuk terlibat dalam penyalahangunaan narkoba. Pengenalan anak terhadap disiplin dan tanggung jawab akan mengurang resiko anak terjebak didalamnya. Anak mempunyai tanggungjawab terhadap dirinya dan orangtua dan juga masyarakat akan mempertimbangkan beberapa hal untuk mencoba-coba menggunakan narkoba.
4.      Faktor Pendidkan
a.      Kampanye kurang.
Kampanye sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi akan bahayanya menggunakan narkoba. Pemerintah dan instansi terkait seharusnya berperan proaktif terhadap pencegahan penggunaan narkoba dikalangan generasi muda sebagai penerus bangsa karena dampaknya kesehatan akan mempengaruhi generasi muda di masa mendatang. Poster-poster anti narkoba seharusnya juga tidak menggambarkan dampak kematian, melainkan juga harus bersifat informatif yang berkenaan dampak dalam waktu singkat terhadap penggunaan narkoba.
b.      Pendidikan di sekolah
Pendidkan akan bahayanya narkoba di sekolah-sekolah juga merupakan salah satu bentuk kampanye, kurangnyaa pengetahuan yang dimiliki oleh siswa akan bahayanya narkoba juga dapat memberikan andil terhadap meluasnya pengguna narkoba dikalangan pelajar.
D.     Sejarah Grafologi
Grafologi atau Ilmu yang mempelajari tentang Tulisan Tangan telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu, misalnya di China pengetahuan tentang tulisan tangan telah digunakan sejak tahun 1000 Masehi meskipun tidak secara Ilmiah.
Baru pada tahun 1622, seorang dokter dari Italia (dr. Camillo Baldi) mengemukakan penemuan tentang ilmu pengenalan tulisan yang dibuat secara sistematik/ilmiah yang dimuat dalam bukunya, dimana dalam bukunya tersebut diterangkan tentang adanya hubungan yang unik antara tulisan tangan seseorang dengan karakter dan kepribadiannya.
Pada tahun 1741-1801, Pastor Swiss (J.C Lavanter) mebuat Laporan yang lebih sistematik dan Cermat tentang tulisan tangan. Meskipun masih berupa perkiraan dan menerangkan tentang sifat-sifat umum namun telah memberikan inspirasi bagi orang lain, khususnya di Paris. Beberapa orang yang terinspirasi diantaranya: Louis Hocquart selain itu ada juga yang berasal dari kelompok agama, diantaranya: Kardinal Regnier, Uskup Agung Cambrai, Uskup Boudinet, dan Flandrin.
Interpretasi dari beberapa tokoh tersebut, dikembangkan kembali oleh Abbe Jean Hyppolyte Michon dengan dibantu oleh dua asisten-nya: Debarolle dan Dellestre. Berbekal Pengalaman dan ketajaman pengamatan yang tinggi, Michon berhasil menghimpun katalog yang penuh dengan tanda-tanda grafis dan ciri-ciri keteraturannya. Karena berhasil menerapkan dasar-dasar Grafologi Modern, maka Michon dianggap sebagai Bapak Grafologi Modern hingga sekarang.
Namun karena apa yang dikemukakan oleh Michon tidak disertai dengan Teori tertentu yang dapat dijadikan dasar yang pasti, maka Teori nya disanggah oleh Muridnya sendiri, yakni: Jules Crepieuxjamin pada tahun 1858-1940. Jules lebih mengemukakan bahwa banyak ciri-ciri bawaan yang tidak dapat diungkapkan secara langsung melalui Penggambaran Grafis sederhana, tapi harus dilihat sebagai suatu rangkaian karakteristik (Teori Resultan). Ia mencoba membawa Grafologi ke tingkat yang lebih tinggi. Jules mengakui bahwa semua ciri-ciri tulisan tangan manusia memiliki banyak arti, dia mememukan apa yang disebut dengan teori ”Tingkat Bentuk”, namun karena adanya kesulitan dalam mempelajarinya dan juga karena adanya ketidak yakinan akan teori dan penemuannya, maka banyak pihak yang meninggalkannya. Karena tingkat kesulitan yang tinggi mendorong beberapa pihak untuk menyederhanakannya, diantaranya oleh: R. Wieser yang mengemukakan teori ”Ritme Dasar”.
Selanjutnya Grafologi mengalami perkembangan pesat di Prancis dengan memunculkan tokoh-tokoh terdepan dalam Bidang Grafologi, diantaranya: Jules Depoin, Binet G. Tarde, dan Assene Aruss yang tergabung dalam Himpunan Studi Grafologi. Namun kemudian Pusat perkembangan berpindah ke Jerman pada Pertengahan abad XVIII dengan tampilnya Adolf Hentze, Sohwiedland, Gerhard Wilhem Langen Bruch, dan Rudolphine Poppee.
Masalah terkait Grafologi dimuat pertama kali dalam sebuah Jurnal : Deutche Graphologische Gesellschaft yang terbit tahun 1895, Salah seorang Redaksinya (Wilhiem Preyer) pernah mengemukakan bahwa Tulisan Tangan pada dasarnya adalah Tulisan Otak. Serta pada penerbitan keduanya dalam : Graphologische Monatshefte yang terbit pada Tahun 1897 yang dibuat oleh Hans Busse.
Grafologi yang didasarkan pada beberapa Ilmu :
a.      Ilmu Kedokteran : Dikembangkan oleh R. Pophal dari Universitas Hamburg, yang mengaitkan tulisan tangan dengan berbagai hal yang terkait dengan Otak dan melakukan berbagai uji pembuktian.
b.      Ilmu Psikologi : dikembangkan oleh Ludwig Klages yang mengemukakan bahwa Tulisan tangan adalah bentuk pernyataan diri dan mencerminkan Kepribadian seseorang.
Meskipun banyak Ilmuwan yang berpendapat bahwa Grafologi termasuk dalam kelompok Ilmu Gadungan atau ilmu yang salah, namun tetap mengalami Perkembangan pesat di Negara-negara Eropa terutama di Belgia, Jerman, Prancis, Belanda dan Swiss. Di Indonesia sendiri, Grafologi belum berkembang dan ditempatkan hanya sebagai alat bantu Prikodiagnostik/Tes Psikologi. (WCM)
.
E.      Pengenalan Tulisan Tangan
Menurut Asosiasi Analis Tulisan Tangan Amerika (A.A.H.A - American Association of Handwriting Analysts), pada tulisan tangan terdapat 300 aspek sebagai bahan analis. Berikut 9 petunjuk bagaimana tulisan tangan mengungkapkan kepribadian.
1.      Zona Huruf.
Tarik tiga garis lurus, dari situ terbentuk 3 zona imajiner/hayal : zona atas, zona tengah, zona bawah. Zona atas berisi huruf-huruf tinggi, seperti ; b, l, k, t, dsb. Zona tengah berisi huruf-huruf kecil seperti ; a, c, e, m, n, dsb. Zona bawah berisi huruf-huruf yang memiliki ujung yang menggantung, seperti ; g, j, p. Hanya huruf “f” yang menempati semua zona.
Zona atas mewakili daya Abstraksi, Idealisme, Pemikiran, Imajinasi, dan Ambisi (lambang dari Surga, Pikiran, Kepala). Zona tengah mewakili Ego, Adaptasi, Hubungan Sosial, perasaan dan Emosi (lambang dari Dunia, Jiwa, Dada). Zona bawah mewakili Kualitas Materi dan Fisik, Dorongan Seksual, kegemaran, dan Penyimpangan (lambang dari Neraka, Tubuh, Perut).
2.      Arah Tulisan.
Arah tulisan (dari kiri ke kanan) menunjukkan bagaimana anda berkomunikasi. Tulisan yang miring ke kanan menunjukan sikap yang terus mengacu ke masa depan, kecintaan pada Ayah, dan kecendrungan diri yang ekstrovert. Tulisan yang miring ke kiri menunjukan sikap yang reflektif, kecintaan pada Ibu, dan kecendrungan diri yang intovert. Tulisan yang tegak lurus menunjukan sikap yang tegar, suka mengamati lingkungan, banyak perintah, dan mampu mengendalikan emosi, juga mencirikan tulisan seorang pengusaha, pemimpin militer, dan penulis terkenal.
3.      Ukuran Huruf.
Besar kecilnya tulisan, ditentukan oleh huruf-huruf di zona tengah. Tinggi huruf 3 mm dianggap sebagai ukuran rata-rata. Bila ukuran lebih dari 3 mm, menunjukan kepribadian yang Merdeka, membutuhkan ruang untuk bahagia. Huruf yang menjorok ke atas maupun ke bawah menunjukan kemampuan mental atau fisik yang istimewa. Tulisan yang kecil menunjukan ekspresi kerendahan hati, meskipun juga cendrung menunjukan rasa rendah diri atau menarik diri.
4.      Kemiringn Huruf.
Kemiringan rata-rata adalah 45 derajat, jika tulisan cendrung ke kanan menunjukan Pribadi yang ramah tamah, sedangkan tulisan yang miring ke kiri menunjukan Pribadi yang Introvert/ manutup diri. Tulisan miring ke kiri banyak ditemui pada tulisan wanita yang pada masa kecilnya mengalami kesulitan hidup atau wanita yang kaku dan keras kepala namun pemalu.
5.      Bentuk Sambungan
Ada 4 dasar sambungan, yang berdiri sendiri atau sambungan.
a.      Tulisan dengan tarikan lengkungan kebawah kemudian disambung bagian terbuka pada atasnya.
b.      ulisan ARCADE, adanya lengkungan-lengkungan yang menaungi dasar tulisan.
c.       Tulisan dengan SUDUT yang membentuk perubahan arah pada bagian dasar tulisan.
d.      Tulisan yang seakan berbentuk BENANG berkesinambungan.
Arcade menunjukkan sifat agresif, Sudut mewakili sifat sensitif, Benang menunjukkan ketergesaan atau suatu keinginan untuk beradaptasi dengan individu lain (Tulisan ini sering nampak pada tulisan seorang psikolog, politikus, diplomat, serta mereka yang menghindari sikap pasti terhadap suatu persoalan.
6.      Hubungan Antar Huruf.
Sambungan huruf yang normal adalah empat sampai lima huruf yang tersambung satu sama lainnya, jika lebih dari itu berarti mencerminkan sifat orang yang keras hati, bahkan keras kepala - terutama jika dikombinasikan dengan tekanan yang ringan pada saat menulis, juga menunjukkan sifat yang malas karena tidak mengangkat penanya dari permukaan kertas.
Tulisan yang sambungannya sedang menunjukkan kemampuan intuisi, meski bisa juga menunjukkan kekurang mampuan sosialisasi si penulis.
Jika setiap huruf dalam tulisan masing-masing berdiri sendiri,menurut para ahli...dimungkinkan secara mental : sedang kacau.
7.      Keteraturan Tulisan.
Di definisikan sebagai penulisan tinggi huruf di wilayah tengah, kemiringan dan besarnya huruf dari tulisan yang relatif tetap / sama. Tulisan yang teratur mencerminkan pribadi penulis yang kaku, cenderung meredam gejolak hati sampai taraf memaksa.
Sedangkan ketidak teraturan mencerminkan kondisi emosi yang tidak stabil, daya kreatifitas yang tinggi. Contohnya adalah ulisan tangan Heyden, Mozart, dan Picasso yang miring dan jarak antaranya tidak teratur.
8.      Lebar Tulisan
Lebar tulisan dianggap normal jika panjang tarikan kebawah tulisan dan jarak di antaranya sama, menunjukkan sifat orang yang ramah. Jika jaraknya lebar, hal ini menunjukkan sifat orang yang memiliki imajinasi yang hidup dan biasanya suka berbicara didepan umum, seperti bercerita dan berpidato.
Kalau tarikan ke atas dan ke bawah saling berdekatan, cenderung menunjukkan sifat menyembunyikan segala sesuatu, sikap tidak tulus hati.
9.      Arah Tulisan.
Lebih dari penampilan tulisan itu sendiri, arah tulisan pun menyatakan sesuatu. Emos, ambisi, ditunjukkan oleh kurva yang naik. Depresi, sakit, dan kelelahan ditunjukkan oleh tulisan yang membentk cekungan, cedangkan cembung menunjukkan ambisi awal yang cenderung bimbang. (WCM)
Diolah dari : Majalah Intisari

PENGENALAN KRIDA PPB

Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
1.      Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2.      Aktivitas sesar di permukaan bumi
3.      Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4.      Aktivitas gunung api
5.      Ledakan nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan keseluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah longsor,runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran,kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya.
Gejala dan Peringatan Dini
1.      Kejadian mendadak/secara tiba-tiba
2.      Belum ada metode pendugaan secara akurat
Letusan Gunung Api
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah "ERUPSI". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng.Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (MAGMA). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.
Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung api tetapmembawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memiliki resiko merusak dan mematikan.
Bahaya Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu
A.     Bahaya Utama (Primer)
1.      Awan Panas
Merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala ukuran) terdorong ke bawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya sangat tinggi, antara 300 - 700º Celcius, kecepatan lumpurnya pun sangat tinggi, > 70km/jam (tergantung kemiringan lereng).
2.      Lontaran Material (pijar)
Terjadi ketika letusan (magmatik) berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari besarnya energi letusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya tinggi(>200ºC), ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cm sehingga mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim juga disebut sebagai "bom vulkanik".
3.      Hujan Abu lebat
Terjadi ketika letusan gunung api sedang berlangsung. Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu dan arahnya tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan tumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
4.      Lava
Merupakan magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan bersuhu tinggi, antara 700 - 1200ºC. Karena cair,maka lava umumnya mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi ladang batu.
5.      Gas Racun
Muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat keluar melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung api. Gas utama yang biasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang kerap menyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memiliki karakteristik letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu,Gunung Api Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
6.      Tsunami
Umumnya dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi material-material akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke arah pantai sehingga terjadi gelombang tsunami. Makin besar volume material letusan makin besar gelombang yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus adalah letusan Gunung Krakatau tahun 1883.
B.      Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut lahar.
Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi
1.      Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
2.      Membuat perencanaan penanganan bencana.
3.      Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
4.      Mempersiapkan kebutuhan dasar.
5.      Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi.
6.      Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
7.      Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
8.      Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
9.      Jangan memakai lensa kontak.
10.  Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
11.  Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
12.  Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi.
13.  Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
14.  Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin Pemadam Kebakaran Dibentuk Pada Zaman Romawi
Pada hakekatnya manusia sangat membutuhkan api dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan terhadap api itu tak bisa dihindari, karena manusia memerlukan penerangan ketika datang kegelapan malam. Begitu juga api diperlukan manusia sebagai alat untuk menghangatkan badan dari cuaca dingin, dan alat perlindungan dari binatang buas. Dan tentunya manusia menghadapi masalah sebelum mampu menciptakan api. Seolah-olah unsur panas yang dilihat dan dirasakan manusia pada waktu itu sebagai akibat letusan gunung berapi atau sambaran petir. Keadaan ini mendorong manusia untuk berpikir agar dapat mengontrol api, sehingga api dapat bermanfaat bagi kehidupannya.
Dalam perkembangan selanjutnya, penggunaan api di masa itu memberi pengaruh dalam mengakhiri masa nomaden. Hal ini juga berdampak terhadap perkembangan sosial dan politik seiring dengan perkembangnya pemukiman penduduk yang menetap. Akan tetapi, api yang sudah diketahui dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetap dipandang sebagai elemen suci dan hebat. Banyak mitologi yang menganalogikan api menjadi sifat atau karakter manusia.
Ketika manusia merasakan pengalaman bahwa api juga bersifat sangat merusak, sejak itu manusia terdorong untuk mengetahui cara mengontrol keganasan api. Ini terjadi kira-kira 300 tahun sebelum masehi (SM) di Roma. Ketika itu petugas pemadam kebakaran dan penjaga malam dibentuk dan ditugaskan kepada sekelompok orang yang diberi nama Familia Publica dan operasional dari kelompok ini diawasi oleh komite negara.
Dalam buku yang berjudul Principles of Protection karya Arthur Cote, P.E dan Percy Bugbee dijelaskan, di zaman pemerintahan kaisar Agustus (Gaius Julius Caesar Octavianus) pada 27 SM sampai 12 Masehi, Roma mengembangkan Departemen Kebakaran untuk tipe penghunian. Dan departemen ini mengorganisir para budak dan warga negara dalam wadah yang bernama Satuan Jaga (pelayanan penjagaan). Selanjutnya, dikeluarkan dekrit yang menyatakan seluruh rakyat wajib menjaga dan mengontrol api.
Adapun satuan jaga tersebut merupakan organisasi (pemadam kebakaran) yang pertama. Dibentuknya satuan ini bertujuan untuk melindungi manusia terhadap bahaya kebakaran. Tugas utama mereka adalah melakukan patroli dan pengawasan pada malam hari (dilakukan oleh Nocturnes). Dalam perkembangan selanjutnya, setiap anggota pasukan mempunyai tugas khusus bila terjadi kebakaran. Contohnya, beberapa anggota (aquarii) membawa air dalam ember ke lokasi kebakaran. Kemudian, dibangun pipa air (aquaducts) untuk membawa air ke seluruh kota, dan pompa tangan dikembangkan guna membantu penyemprotan air ke api. Siponarii adalah sebutan bagi pengawas pompa, dan komandan pemadam kebakaran dinamakan Praefectus Vigilum yang memikul seluruh tanggung jawab Satuan Siaga.
Sedangkan hukum Romawi mengutus Quarstionarius (sekarang sama dengan Polisi Kebakaran), yang bertugas mengklarifikasi sebab-sebab terjadinya kebakaran. Pemerintah Kerajaan Romawi pada masa itu mulai menentukan kebijakan me-ngenai penggunaan selang kulit bagi kepentingan pemadaman kebakaran. Petugasnya juga membawa bantal besar ke lokasi kebakaran, sehingga orang yang terjebak di gedung tinggi dapat meloncat dan mendarat di atas bantal tersebut.
Marco Polo mencatat tentang tata negara belahan timur pada abad 13, yakni pasukan rakyat dari pasukan pengawas dan pasukan kebakaran yang mempunyai tugas pencegahan kebakaran telah terbentuk di Hangchow. Mereka dalam melaksanakan tugasnya dapat mengerahkan satu sampai dua ribu orang untuk memadamkan api. Ribuan pasukan itu dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 10 orang, 5 orang berjaga pada siang, dan selebihnya berjaga pada malam hari.
Peraturan Tentang Proteksi Kebakaran
Ketika kerjaan Romawi jatuh, sangat sedikit dan hampir tidak ada usaha untuk membentuk organisasi yang melindungi dan mengontrol kebakaran. Hal ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Ketika itu hanya ada peraturan tentang proteksi kebakaran yang bernama Curfew (bahasa Perancis: mengatasi kebakaran) yang mengharuskan rakyat memadamkan api pada jam tertentu di malam hari. Selain Curfew, peraturan hampir serupa dibuat di Oxford Inggris pada tahun 872.
Pada tahun 1189, Wali Kota pertama Inggris membuat peraturan yang mengharuskan bangunan baru berdinding dan atap batu atau ubin. Sedangkan penggunaan atap rumah dari ilalang yang sudah cukup tua usianya dilarang.
Kemudian, pada tahun 1566, di Manchester dibuat peraturan tentang penyimpanan tentang penyimpanan bahan bakar yang aman untuk oven roti. Dan peraturan ini merupakan Undang-undang per-tama yang dibuat dalam rangka pencegahan kebakaran, yang tidak berhubungan langsung dengan struktur bangunan.
Adapun Undang-undang negara yang pertama kali dibuat adalah Undang-undang Parlemen Inggris (1583), yang menyangkut ketentuan larangan pembuatan lilin dengan cara mencairkan lemak di dalam bangunan perumahan. Pada tahun 1647, pembuatan cerobong asap yang terbuat dari kayu dilarang.
Pada tahun 1666 di London ter-jadi kebakaran. Atas peristiwa ini dibentuk peraturan tentang bangunan yang komplit. Namun sampai tahun 1774 belum juga terbentuk komisi yang bertugas menegakkan peratu-ran. Bisa dibayangkan, betapa mandul nya peraturan maupun Undang-undang tentang pencegahan kebakaran yang telah dibuat selama kurun waktu lebih satu abad ketika itu. Sampai tahun 1824 komisi yang dimaksud di atas belum juga terbentuk. Pada tahun itu di Edinburgh, Skotlandia, dibentuk pasukan keba-karan. Tugas pasukan ini mengembangkan peraturan mengenai proteksi kebakaran, dan standar operasi yang lebih maju. Yang ditunjuk sebagai komandan pasukan kebakaran di Edinburgh adalah peneliti yang bernama James Braidwood. Ia penulis buku pegangan (handbook) ten-tang operasi Departemen Kebakaran. Buku pegangan karyanya itu lebih maju dibanding teori sebelumnya yang dibuat oleh James pada 1830. Buku ini berisikan 396 standar dan gambaran tentang pelayanan terbaik yang harus dilakukan Departemen Kebakaran.
Pengawas Kebakaran
Pengawas kebakaran malam hari dibentuk di kota besar Amerika pada zaman kolonial. Pada tahun 1654 di Boston, seorang bellman ditugaskan bekerja dari pukul 10 malam hing-ga pukul 5 pagi. Tiga tahun kemudian, terjadi pembaharuan di New York. Sipir kebakaran dibantu delapan orang sukarelawan, pengawas kebakaran bertugas malam hari. Sukarelawan ini disebut sebagai pengawas berderak karena setiap jaga mereka selalu membunyikan alarm yang bunyinya berderak-derak. Pengawas kebakaran malam, merupakan lembaga masyarakat sebelum terbentuknya kesatuan polisi warga yang dibentuk di New York pada tahun 1687. Lembaga ini pertama kali dibentuk mengingat besarnya kerugian harta benda yang diasuransikan, dan dipandang sangat penting. Lembaga masyarakat ini mempunyai tugas penting, yaitu melakukan patroli guna membantu lembaga asuransi yang baru terbentuk agar dapat diterima masyarakat.
Pada tahun 1631, di Boston terjadi bencana kebakaran. Setelah peristiwa itu, untuk pertama kalinya di Amerika dibentuk Undang-undang Kebakaran. Isinya mencakup larangan penggunaan ilalang untuk atap rumah, penggunaan cerobong asap dari kayu. Dan ketentuan tersebut dijalankan oleh pemerintahan Boston yang terpilih. Padan tahun 1647 Amsterdam Baru (sekarang kota New York) menunjuk para tenaga survei bangunan untuk mengontrol bahaya kebakaran yang melanda bangunan. Beberapa tahun kemudian, tenaga survei itu dinamakan pengawas kebakaran hunian lima, yang mempunyai tanggung jawab pencegahan kebakaran umum. Kronologis tersebut dipandang sebagai cikal bakal lahirnya Departemen Kebakaran di Amerika Utara.
Pada tanggal 14 Januari 1653, pemerintah Boston memberikan perintah untuk membeli mobil pompa. Dalam hal ini, tidak ada catatan dari mana asal mobil pompa dan kapan diadakan perawatan. Pada saat itu, Undang-undang tambahan tentang proteksi kebakaran juga dibentuk. Undang-undang pada tahun 1653 ini mengharuskan seluruh rumah menyimpan kain pel sepanjang 12 kaki. Ini digunakan bagi keperluan memadamkan kebakaran atap, dan setiap bangunan rumah harus memiliki tangga yang mampu menjangkau tepi atap. Pada saat yang sama, kota juga menyediakan tangga, kaitan, dan rantai guna merobohkan rumah di luar jalur penyebaran api.
Senapan serbuk kadang dipakai dalam operasi ini. Dan rumah yang dirobohkan demi kepentingan mencegah kebakaran tidak menjalar, pemiliknya tidak menerima ganti rugi. Ketentuan ini memang sudah didekritkan.
Sebelum kita dapat melakukan usaha penanggulangan kebakaran, adalah wajar apabila kita perlu untuk mengetahui dan mengenal terlebih dahulu apa dan bagaimanakah kebakaran itu. Setelah itu maka kita akan menyadari bahwa peristiwa/masalah kebakaran sesungguhnya merupakan masalah yang menjadi ancaman bagi semua orang, baik disadari ataupun tidak.
Untuk itu tulisan ini dibuat tanpa maksud menggurui mengajak semua pihak untuk lebih mengenal tentang Kebakaran khususnya api dengan lebih baik.
KIMIA API
Kita semua tahu bahwa untuk dapat menghadapi dan mengalahkan musuh, kita harus tahu segala hal tentang musuh kita kekuatan, kelemahan, strategi perang, dan lainnya. Memiliki gambaran tentang kemungkinan aksi yang akan dilakukan oleh musuh, membuat kita dapat membuat rencana untuk menga-tasi aksi tersebut, dan lebih baik lagi melakukan pencegahan agar aksi tersebut tidak dapat berjalan. Demikian juga apabila kita mengahadapi masalah kebakaran, kita harus tahu tentang bagaimanakah api dapat terjadi, bagaimana api dapat menyebar, apa yang dapat menimbulkan api, bagaimana mencegah api timbul, dan banyak lagi, sehingga kita siap menghadapi musuh kita semua, yaitu kebakaran.
A.     Pembakaran
Pembakaran dan api adalah dua kata yang akan selalu berhubungan dan dalam ilmu kebakaran dua kata tersebut sudah menjadi tak terpisahkan.
Pembakaran/api adalah peristiwa proses reaksi oksidasi cepat yang biasanya menghasilkan panas dan cahaya (energi panas dan energi cahaya).
Selanjutnya apakah reaksi oksidasi itu?; Dalam konteks masalah kebakaran dapat dikatakan bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan unsur oksigen oleh reduktor/pereduksi (bahan bakar). Sedang dalam konteks lebih luas, dalam ilmu kimia, reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi pemberian elektron oleh oksidator/pengoksidasi kepada reduktor/pereduksi.
Di atas telah disebutkan bahwa pembakaran/api adalah peristiwa oksidasi cepat, berarti ada reaksi oksidasi lambat. Untuk rekasi oksidasi lambat sebagai contohnya adalah peristiwa perkaratan besi.
Satu hal yang perlu di pahami adalah bahwa hanya gas yang dapat terbakar. Jadi bahan bakar dengan bentuk fisik padatan dan cairan sebelum ia dapat terbakar ia harus dirubah dahulu ke bentuk fisik gas. Untuk bahan bakar padat harus mengalami pyrolysis, sehingga ter-bentuk gas-gas yang lebih seder-hana yang akan terbakar. Sedang untuk bahan bakar bentuk cairan oleh panas akan diuapkan, lalu uap bahan bakar tadi yang akan terbakar.
Kembali ke masalah kebakaran ada peristiwa yang sering terjadi seiring dengan kebakaran, yaitu ledakan/explosion. Ledakan/explosion adalah peristiwa oksidasi yang sangat cepat.
B.      Nyala Api
Selama ini api, umumnya, selalu identik dengan nyala api, sesungguhnya ini adalah salah satu dari bentuk api. Nyala api sesung-guhnya adalah gas hasil reaksi dengan panas dan cahaya yang ditimbulkannya. Warna dari nyala api ditentukan oleh bahan-bahan yang bereaksi (terbakar). Warna yang dihasilkan oleh gas hidrokarbon, yang bereaksi sempurna dengan udara (oksigen) adalah biru terang. Nyala api akan lebih mudah terlihat ketika karbon dan padatan lainnya atau liquid produk antara dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna naik dan berpijar akibat temperatur dengan warna merah, jingga, kuning, atau putih, tergantung dari tem-peraturnya.
C.      Bara Api
Bara api memiliki cirri khas yaitu tidak terlihatnya nyala api, akan tetapi adanya bahan-bahan yang sangat panas pada permukaan dimana pembakaran terjadi. Contoh yang baik untuk bara api adalah batu bara. Warna dari bara api pada permukaan benda berhubungan dengan temperaturnya. Beberapa warna yang terlihat dan tempe-raturnya ditampilkan seperti di tabel 1.
Segitiga Api
Dari bahasan sebelumnya kita telah tahu bahwa pembakaran/api adalah suatu reaksi oksidasi, jadi harus ada oksidator/pengoksidasi dan reduktor/ pereduksi/bahan yang dioksidasi. Dari sini kita telah men-dapatkan dua komponen peristiwa/reaksi pembakaran/api, yaitu oksidator yaitu oksigen dan reduktor di sini adalah bahan bakar. Lalu selain itu apa lagi? Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa suatu benda yang dapat terbakar (bahan bakar) dalam kondisi normal tidaklah terbakar, baru apabila kita panaskan untuk beerapa lama dia akan dapat terbakar. Ini juga berarti kita telah mendapatkan satu lagi komponen pembakaran/api, dari apa yang sudah umum kita ketahui.
Dalam ilmu kebakaran ketiga komponen tersebut dikenal dengan segitiga api, yaitu sebuah bangun dua dimensi berbentuk segitiga sama sisi. Dimana masing-masing sisi mewakili satu komponen kebakaran/api, yaitu: Oksigen, Panas dan Bahan bakar.
Lalu mengapa segitiga sama sisi? Jawabannya adalah bahwa suatu peristiwa/reaksi pembakaran akan dapat terjadi apabila ketiga komponen tersebut berada dalam keadaan keseimbangannya. Kese-imbangan dimaksud di sini bukanlah sama dalam jumlah atau banyaknya, akan tetapi suatu bahan akan dapat terbakar apabila kondisi di mana terjadi/akan terjadi pembakaran/api memiliki perbandingan tertentu antara bahan dimaksud dengan oksigen yang harus tersedia. Selain itu kondisi temperatur bahan dan atau lingkungan reaksi memiliki tem-peratur (yang menggambarkan tingkat kepanasan suatu benda) tertentu juga.
D.     Oksigen
Pada sisi pertama dari segitiga adalah oksigen. Oksigen adalah gas yang tidak dapat terbakar (nonflam-meable gas) dan juga merupakan satu kebutuhan untuk kehidupan yang sangat mendasar. Di atas permukaan laut, atmosfir kita me-miliki oksigen dengan konsentrasi sekitar 21%. Sedang untuk ter-jadinya pembakaran/api oksigen dibutuhkan minimal 16%. Kembali lagi, oksigen itu sendiri tidak terbakar, ia hanya mendukung proses pembakaran.
E.      Panas
Sisi kedua adalah panas. Panas adalah suatu bentuk energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur suatu benda/ bahan bakar sampai ketitik dimana jumlah uap bahan bakar tersebut tersedia dalam jumlah cukup untuk dapat terjadi penyalaan.
1.      Sumber-sumber Panas
Sumber-sumber panas/energi panas sangatlah beragam, dapat disebutkan disini adalah:
Arus listrik
Panas akibat arus listrik dapat terjadi akibat adanya hambatan terhadap aliran arus, kelebihan beban muatan, hubungan pendek, dan lain-lain;
Kerja mekanik
Panas yang dihasilkan oleh kerja mekanik biasanya dari gesekan dua benda atau gas yang diberi tekanan tinggi;
Reaksi kimia
Pada reaksi kimia, hubungan dengan panas, terdapat dua macam reaksi yaitu reaksi endotermis dan eksotermis. Reaksi endotermis adalah reaksi yang mem-butuhkan panas untuk dapat berjalan, sedang rekasi eksotermis adalah kebalikannya yaitu menghasilkan panas dan reaksi inilah yang merupakan sumber panas. Reaksi kimia disini tidak hanya terbatas pada reaksi perubahan atau pembentukan senyawa baru, akan tetapi dapat juga dalam bentuk proses pencampuran dan atau pelarutan;
Reaksi nuklir
Reaksi nuklir yang menghasilkan panas dapat berupa fusi atau fisi.
Radiasi matahari
Sinar matahari dapat menjadi sumber panas yang dapat menye-babkan kebakaran apabila intensitasnya cukup besar, atau di ter/difokuskan oleh suatu alat optik.
2.      Cara-cara Perpindahan Panas
Panas dapat berpindah dan dalam suatu kejadian kebakaran perpindahan panas ini harus mendapat perhatian yang besar, karena apabila perpindahan panas tidak terkontrol akan dapat mengakibatkan kebakaran meluas dan atau mengakibatkan kebakaran lain.
Perpindahan panas ini dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu: konduksi, konveksi dan radiasi; dan khusus dalam masalah kebakaran ada juga yang disnyulutan langsung.
Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi secara molekuler, jadi panas berpindah di dalam suatu bahan penghantar (konduktor) dari satu titik ketitik lain yang memiliki temperatur lebih rendah. Sebagai gambaran adalah apabila kita memanaskan salah satu ujung sebuah tongkat besi maka lambat laun panas akan berpindah keujung lainnya, sedangkan tongkat tersebut tidak berubah bentuk.
Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang berhubungan dengan bahan fluida atau bahan yang dapat mengalir dalam bentuk gas atau cairan. Pada konveksi panas berpindah dengan berpindahnya bahan penghantar, atau lebih tepat bahan pembawa panas tersebut. Sebagai gambaran adalah apabila terjadi kebakaran di lantai bawah sebuah bangunan bertingkat, maka panas akan dibawa oleh asap atau gas hasil pembakaran yang panas ke lantai di atasnya.
Radiasi
Perpindahan panas dengan cara radiasi tidak membutuhkan suatu bahan penghantar seperti pada dua perpindahan panas sebe-lumnya. Pada radiasi panas berpindah secara memancar, jadi panas dipancarkan segala arah dari suatu sumber panas. Sebagai contohnya adalah radiasi sinar matahari, yang kita semua tahu bahwa dari jarak yang jutaan kilometer melalui ruang kosong di antariksa panas matahari dapat sampai ke bumi.
F.       Bahan Bakar
Sisi yang lain (ke-tiga) adalah bahan bakar. Berbeda dengan apa yang umum disebut sebagai bahan bakar oleh setiap orang, bahan bakar dalam hubungannya dengan ilmu kebakaran adalah setiap benda, bahan atau material yang dapat terbakar dianggap sebagai bahan bakar. Apabila kita perhatikan, maka akan kita dapati bahwa hidup kita selalu dikelilingi oleh bahan bakar. Oleh karena itu adalah sesuatu yang wajib bagi kita untuk selalu siap siaga menghadapi ancaman bahaya kebakaran.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui dalam hubungannya dengan bahan bakar, yaitu:
Flash point: temperatur terendah pada saat dimana suatu bahan bakar cair menghasilkan uap dalam jumlah yang cukup untuk menghasilkan nyala sesaat dari campuran bahan bakar dan udara (oksigen).
Fire point : temperatur (akibat pemanasan) dimana suatu bahan bakar cair dapat memproduksi uap dengan cukup cepat sehingga memungkinkan terjadinya pembakaran yang kontinyu/terus menerus.
TETRAHEDRON API
Pada perkembangan selanjutnya,ditemukan bahwa selain ketiga komponen seperti yang dimaksud dalam segitiga api ada lagi komponen keempat dalam proses pembakaran yang dibutuhkan oleh proses pembakaran untuk mendukung kesinambungannya dan juga untuk bertambah besar, yaitu rantai reaksi kimia antara bahan bakar dengan bahan pengoksidasi/oksidator. Seiring dengan menyalanya api, molekul bahan bakar juga berkurang berubah menjadi molekul yang lebih sederhana. Dengan berlanjutnya proses pembakaran, naiknya temperatur menyebabkan oksigen tambahan terserap ke area nyala api. Lebih banyak molekul bahan bakar akan terpecah, bergabung ke rantai reaksi, mencapai titik nyalanya, mulai menyala, menyebabkan naiknya temperatur, menyeap oksigen tambahan, dan melanjutkan rantai reaksi. Proses rantai reaksi ini akan berlanjut sampai seluruh substansi/bahan yang terkait mencapai area yang lebih dingin dinyala api. Selama tersedia bahan bakar dan oksigen dalam jumlah yang cukup, dan selama temperatur mendukung,reaksi rantai akan meningkatkan reaksi pembakaran. Sehingga dengan demikian segitiga api tadi dengan adanya faktor rantai reaksi kimia, yang juga termasuk komponen pembakaran, berubah menjadi satu bangun tiga dimensi segitiga piramida (tetrahedron).
GAS BERACUN HASIL PEMBAKARAN
Selain bahaya panas tinggi ternyata ada satu bahaya yang menjadi penyebab utama kematian dalam peristiwa kebakaran, yaitu asap. Mengapa asap menjadi penyebab utama? Hal ini dikarenakan asap mengandung bermacam-macam gas beracun yang dihasilkan oleh peristiwa pembakaran.
Beberapa gas beracun yang paling banyak dan selalu ada pada peristiwa kebakaran dapat dilihat dibawah ini.
Karbon monoksida (Carbon monoxide)
Karbon monoksida (CO) adalah pembunuh terbesar dalam peristiwa kebakaran karena tingkat kehadirannya yang sangat tinggi dan juga cepatnya ia mencapai konsentrasi mematikan pada peristiwa kebakaran. Karbon monoksida adalah hasil produksi dari pembakaran tidak sempurna yang dihasilkan dari pembakaran senyawa-senyawa organic dan berbagai bentuk karbon. Sering juga kematian akibat karbon monoksida terjadi akibat masuknya asap knalpot ke kabin mobil.
Karbon monoksida berbahaya karena ia adalah gas yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak terlihat. Gas ini mematikan pada konsentrasi 1,28 persen volume dalam udara dalam 1 sampai 3 menit; 0,64 persen mematikan dalam 10 sampai 15 menit; 0,32 persen mematikan dalam 30 sampai 60 menit, dan 0,16 persen mematikan dalam waktu 2 jam. Pada konsentrasi 0,05 persen gas ini tetap menyimpan bahaya.
Karbon dioksida (Carbon dioxide)
Karbon dioksida (Carbon dioxide) adalah hasil dari pembakaran sempurna senyawa organic atau senyawa karbon. Bertambahnya konsentrasi karbon dioksida akan mengakibatkan meningkatnya kecepatan pernafasan; sampai di mana tubuh tidak mampu lagi. Kegagalan pernafasan akhirnya akan terjadi. Karbon dioksida dalam jumlah yang sangat banyak dapat mengakibatkan sesak nafas karena kekurangan oksigen dalam darah, selain itu juga dapat berfungsi sebagai bahan pemadam api. Konsentrasi lebih dari 5 persen di lingkungan dapat merupakan tanda bahaya,bukan karena keberadaannya akan tetapi karena kondisi tersebut adalah kondisi yang jauh dari kondisi normal.
Hidrogen sianida (Hydrogen cyanide)
Walau Hidrogen sianida (HCN) jauh lebih beracun dari Karbon monoksida tetapi dalam kebakaran,biasanya, jumlahnya sangat kecil. Pada konsentrasi 100 ppm dapat menyebabkan kematian dalam waktu 30 sampai 60 menit. Hidrogen sianida dihasikan dari pembakaran senyawan hirokarbon terklorinasi di udara, plastik, kulit karet, sutra, wool, atau juga kayu. Seperti halnya karbon monoksida hydrogen sianida lebih ringan dari udara sehingga tingkat bahayanya lebih tinggi pada kebakaran dalam ruangan, dibanding kebakaran luar ruangan.
Phosgene (COCl2)
Phosgene juga dihasilkan pada dekomposisi atau pembakaran senyawa hidrokarbon terklorinasi, seperti karbon tetraklorida, Freon, atau etilene diklorida. Phosgene beracun dan berbahaya pada konsentrasi yang sangat kecil sekalipun. Konsntrasi 25 ppm dapat mematikan dalam waktu 30 sampai 60 menit.
Hidrogen klorida (Hydrogen Chloride)
Hidrogen klorida (HCl) dihasilkan oleh pembakaran bahan-bahan yang mengandung klorin. Walau tidak beracun seperti hydrogen sianida ataupun phosgene, HCl berbahaya apabila kita berada dalam waktu yang cukup lama di lingkungan yang terdapat gas ini.
TAHAPAN KEBAKARAN DALAM RUANGAN
Pada umumnya kebakaran dalam ruangan dengan terbagi dalam tiga tahapan. Masing-masing tahapan memiliki ciri-ciri karaktersitik dan efeknya berhubungan dengan bahan yang terbakar yang berbeda-beda. Lama dari masing-masing tahapan bervariasi tergantung keadaan dari penyulutan, bahan bakar, dan ventilasi, akan tetapi secara keseluruhan tahapannya adalah kebakaran awal kebakaran bebas kebakaran menyurut.
a.      Kebakaran Tahap Awal Ini adalah tahapan awal dari suatu kebakaran setelah terjadi penyulutan.
Nyala api masih terbatas dan pembakaran dengan lidah api terlihat. Konsntrasi Oksigen dalam ruangan masih dalam kondisi normal (21%) dan temperatur dalam ruangan secara keseluruhan belum meningkat. Gas panas hasil pembakaran dalam betuk kepulan bergerak naik dari titik nyala. Dalam kepulan gas panas terkandung bermacam-macam material seperti deposit karbon (jelaga) ataupun padatan lain, uap air, H2S, CO2, CO, dan gas beracun lainnya,semuanya tergantung dari jenis bahan bakar atau bahan yang terbakar. Panas akan dihantar secara konveksi oleh material-material tadi ke atas ruangan dan mendorong oksigen kebawah yang berarti ke titik nyala untuk mendukung pembakaran selanjutnya.
b.      Tahap Penyalaan-bebas
Kebakaran akan menghebat sejalan dengan bertambahnya bahan yang terbakar. Konveksi, konduksi, dan kontak langsung memperluas perambatan api dan keluar dari bahan bahakar awal sampai bahan didekatnya mencapai temperatur penyalaannya dan mulai terbakar. Radiasi panas dari nyala api mulai menyebabkan bahan bahan lain mencapai titik nyalanya, memperluas kebakaran kesamping. Kecepatan perluasan kebakaran kesamping tergantung dari berapa dekat bahan di dekatnya dan juga susunan bahannya. Gas panas yang dihasilkan pembakaran berkumpul di langit-langit ruangan membentuklapisan asap. Temperatur dari lapisan asp ini meningkat. Lapisan yang lebih tinggi di ruangan tersebut memiliki konsentrasi oksigen paling rendah; temperatur tinggi; dan jelaga, asap, dan produk pirolisis yang belum terbakar sempurna pada saat itu sangatlah berbeda dengan kondisi di dekat lantai ruangan. Pada daerah dekat lantai lapisan udaranya masih relatif dingin dan mengandung udara segar (konsentrasi oksigen mendekati normal) yang bercampur dengan hasil pembakaran. Kemungkinan untuk hidup masih cukup di dalam ruangan apabila seseorang bertahan pada posisi merendah pada lapisan dingin dan tidak menghirup gas di bagian atas. Ketika lapisan panas mencapai titik kritisnya pada + 600oC (1100oF), ini sudah cukup untuk menghasilkan radiasi panas yang menyebabkan bahan bakar lainnya (seperti karpet dan furnitur) di dalam ruang mencapai titik nyalanya. Pada saat ini seisi ruangan akan menyala secara serentak, dan ruangan dikatakan mengalami flashover. Saat ini terjadi, temperatur seluruh ruangan mencapai titik maksimalnya dan kemungkinan hidup dalam berada di dalam ruangan ini untuk lebih dari beberapa detik sangat tidak mungkin. Flashover oleh ahli ilmu kebakaran didefinisikan sebagai proses pengembangan, radiasi, dan pembakaran lengkap dari semua bahan bakar dalam suatu ruangan.
Api/kebakaran adalah suatu aksi kesetimbangan kimia antara bahan bakar, udara, dan temperatur (bahan bakar oksigen - panas). Apabila ventilasi terbatas, pertumbuhan api akan lambat, peningkatan temperatur akan lebih bertahap, asap akan dihasilkan lebih banyak, dan penyalaan gas panas akan tertunda sampai didapat tambahan udara (oksigen) yang cukup.
c.       Tahap Api Mengecil
Akhirnya, bahan bakar habis dan nyala api secara bertahap akan berkurang dan berkurang. Apabila konsentrasi oksigen dibawah 16%, nyala api dari pembakaran akan berhenti meskipun masih terdapat bahan bakar yang belum terbakar. Pembakaran yang terjadi adalah pembakaran tanpa nyala api. Temperatur masih tinggi di dalam ruangan, tergantung dari bahan penyekat dan ventilasi dari ruangan tersebut. Beberapa bahan masih mengalami pirolisis atau terbakar tidak sempurna menghasilkan gas karbon monoksida dan gas bahan bakar lain, jelaga, dan bahan bakar lain yang terkandung dalam asap. Apabila ruangan tidak memiliki ventilasi yang cukup, maka akan terbentuk campuran gas yang dapat terbakar. Maka apabila ada sumber penyalaan yang baru, akan dapat terjadi kebakaran kedua diruangan tersebut, sering disebut backdraft atau ledakan asap.
Sumber : Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta
Kebakaran di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
1.      Kelas
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik, karet, busa dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering.
2.      Kelas
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana
3.      Kelas
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan dulu sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran
Prinsip Pemadaman Kebakaran
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan dari:
1.      Sumber panas, seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar matahari, reaksi kimia dan perubahan kimia.
2.      Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik dan sebagainya.
3.      Oksigen (tersedia di udara)
Apabila ketiganya bersenyawa maka akan terjadi api. Dalam pencegahan terjadinya kebakaran kita harus bisa mengontrol Sumber panas dan Benda mudah terbakar, misalnya Dilarang Merokok ketika Sedang Melakukan Pengisian Bahan Bakar, Pemasangan Tanda-Tanda Peringatan, dan sebagainya.
Apabila sudah terjadi kebakaran maka langkah kita adalah menghilangkan adanya Oksigen dalam kebakaran tersebut. Contoh mudahnya seperti ketika kita menghidupkan lilin, lalu coba kita tutup dengan gelas maka api pada lilin tersebut akan mati karena oksigen yang berada di luar gelas tidak dapat masuk dan oksigen yang berada dalam gelas berubah menjadi Karbon Dioksida (CO2) yang mematikan api. Ketika kita memadamkan kebakaran dengan mengunakan APAR, karung goni yang basah dan pasir yang terjadi adalah kita mengisolasi adanya oksigen dalam api tersebut asal semua permukaan api tertutupi oleh ketiga media pemadaman tersebut dan api akan mati seperti lilin yang kita tutup memakai gelas tadi. Bila kita menggunakan air sebagai media pemadaman maka terjadi reaksi pendinginan panas dan isolasi oksigen dari kebakaran tersebut.
Peralatan Pencegahan Kebakaran
1.      APAR / Fire Extinguishers / Racun Api
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia.
a.      Hydran
Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota, sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.
b.      Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung.
c.       Fire Alarm
Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat
d.      Sprinkler
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut
Pencegahan Kebakaran
Setelah kita mengetahui pengklasifikasian, prinsip pemadaman dan perlengkapan pemadaman suatu kebakaran maka kita harus bisa mengelola kesemuanya itu menjadi suatu sistem manajemen /pengelolaan pencegahan bahaya kebakaran.
Kita mengambil contoh dari pengelolaan pencegahan kebakaran pada bangunan tinggi.
1.      Identifikasi bahaya yang dapat mengakibatkan kebakaran pada gedung itu.
a.      Bahan Mudah Terbakar, seperti karpet, kertas, karet, dan lain-lain
b.      Sumber Panas, seperti Listrik, Listrik statis, nyala api rokok dan lain-lain
2.      Penilaian Resiko : Resiko tinggi karena merupakan bangunan tinggi yang banyak orang
3.      Monitoring : Inspeksi Listrik, Inspeksi Bangunan, Inspeksi Peralatan Pemadam Kebakaran, Training, Fire Drill / Latihan Kebakaran dan lain-lain
4.      Recovery / Pemulihan : Emergency Response Plan / Rencana Tindakan Tanggap Darurat, P3K, Prosedur-Prosedur, dan lain-lain.
Sumber : Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta
SAR
A.     Tugas Pokok
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.43Tahun 2005 Tentang Organisasi dan tata kerja Departemen Perhubungan, Badan SAR Nasional mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian potensi Search and Rescue (SAR) dalam kegiatan SAR terhadap orang dan material yang hilang atau dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya dalam pelayaran dan atau penerbangan, serta memberikan bantuan SAR dalam penanggulangan bencana dan musibah lainnya sesuai dengan peraturan SAR Nasional dan Internasional.
B.      Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Badan SAR Nasional menyelenggarakan fungsi :
1.      Perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan potensi SAR dan pembinaan operasi SAR.
2.      Pelaksanaan program pembinaan potensi SAR dan operasi SAR.
3.       Pelaksanaan tindak awal.
4.       Pemberian bantuan SAR dalam bencana dan musibah lainnya.
5.       Koordinasi dan pengendalian operasi SAR alas potensi SAR yang dimiliki oleh instansi dan organisasi lain.
6.       Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang SAR balk di dalam maupun luar negeri.
7.       Evaluasi pelaksanaan pembinaan potensi SAR dan operasi SAR.
8.       Pelaksanaan administrasi di lingkungan Badan SAR Nasional.
C.       Sasaran Pengembangan BASARNAS
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Basarnas, perlu dilaksanakan strategi- strategi sebagai berikut :
1.      Menjadikan BASARNAS sebagai yang terdepan dalam melaksanakan operasi SAR dalam musibah pelayaran dan penerbangan, bencana dan musibah lainnya.
2.      Pembentukan Institusi yang dapat menangani pendidikan awal dan pendidikan penataran di lingkungan BASARNAS.
3.      Mengembangkan regulasi yang mampu mengerahkan potensi SAR melalui mekanisme koordinasi yang dipatuhi oleh semua potensi SAR.
4.      Melaksanakan pembinaan SDM SAR melalui pola pembinaan SDM yang terarah dan berlanjut agar dapat dibentuk tenaga-tenaga SAR yang profesional.
5.      Melaksanakan pemenuhan sarana/ prasarana dan peralatan SAR secara bertahap agar dapat menjadikan operasi tindak awal SAR yang mandiri, cepat, tepat, dan handal sesuai ketentuan nasional dan internasional.
6.      Melaksanakan pendidikan dan pelatihan SAR melalui jenjang pendidikan sesuai dengan kebutuhan dalam lingkungan BASARNAS.
7.      Penciptaan system sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyelenggaraan operasi SAR.
8.      Mengembangkan kerjasama dengan Pemda melalui FKSD, organisasi dan instansi berpotensi SAR, balk dalam negeri maupun luar negeri dalam rangka pembinaan potensi SAR.
Sumber : Badan SAR Nasional
A.     Peraturan Perundang-undangan Nasional
Penyelenggaraan SAR Nasional dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan nasional sbb:
1.      UU No. 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan.
2.      UU No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran.
3.      Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan Pertolongan.
4.      Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan.
5.      Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 79 Tahun 2001 tentang Kantor SAR.
6.      Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM 43 Tahun 2005, tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan.
7.      Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 40 Tahun 2006 tentang Pos Search and Rescue.
B.      Peraturan Perundang-undangan Internasional
Penyelenggaraan SAR Nasional dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan internasional sebagai berikut :
1.      International Convention for the Safety of Life at Sea (SOLAS), 1974.
2.      "International Aviation & Maritime Search and Rescue (IAMSAR)", ICAO/IMO, 1998.
3.      "Search and Rescue", International Civil Aviation Organization, Annex 12, tahun 2000.
4.      UNCLOS-82 yang diratifikasi dengan UU No. 17Th 1985, Indonesia diterima dan diakui sebagai negara kepulauan yang memiliki laut pedalaman, namun Indonesia harus menyediakan jalur laut intemasional.
Selain itu, saat ini Basarnas sedang mengupayakan untuk meratifikasi International Convention on Maritime SAR 1979 guna meningkatkan standar dan pelaksanaan SAR terhadap musibah yang terjadi di wilayah perairan Indonesia.
Sumber : Badan SAR Nasional
SISTEM OPERASI SAR
Dalam penyelenggaraan operasi SAR, kita akan dihadapkan dengan System SAR, yaitu:
1.      Awareness Stage (Tahap Kekhawatiran)
Adalah kekhawatiran bahwa suatu keadaan darurat diduga akan muncul (saat disadarinya terjadi keadaan darurat/ musibah).
2.      Initial Action Stage (Tahap Kesiagaan/ Preliminary Mode)
Adalah tahap seleksi informasi yang diterima, untuk segera dianalisa dan ditetapkan bahwa berdasarkan informasi tersebut, maka keadaan darurat saat itu diklasifikasikan sebagai :
a.      INCERFA (Uncertainity Phase/ Fase meragukan) :
adalah suatu keadaan emergency yang ditunjukkan dengan adanya keraguan mengenai keselamatan jiwa seseorang karena diketahui kemungkinan mereka dalam menghadapi kesulitan.
b.      ALERFA (Alert Phase/ Fase Mengkhawatirkan/ Siaga) :
adalah suatu keadaan emergency yang ditunjukkan dengan adanya kekhawatiran mengenai keselamatan jiwa seseorang karena adanya informasi yang jelas bahwa mereka menghadapi kesulitan yang serius yang mengarah pada kesengsaraan (distress).
c.       DITRESFA (Ditress Phase/ Fase Darurat Bahaya) :
adalah suatu keadaan emergency yang ditunjukkan bila bantuan yang cepat sudah dibutuhkan oleh seseorang yang tertimpa musibah karena telah terjadi ancaman serius atau keadaan darurat bahaya. Berarti, dalam suatu operasi SAR informasi musibah yang diterima bisa ditunjukkan tingkat keadaan emergency dan dapat langsung pada tingkat Ditresfa yang banyak terjadi.
3.      Planning Stage (Tahap Perencanaan/ Confinement Mode)
Yaitu saat dilakukan suatu tindakan sebagai tanggapan (respons) terhadap keadaan sebelumnya, antara lain :
a.      Search Planning Event (tahap perencanaan pencarian).
b.      Search Planning Sequence (urutan perencanaan pencarian).
c.       Degree of Search Planning (tingkatan perencanaan pencarian).
d.      Search Planning Computating (perhitungan perencanaan pencarian).
4.      Operation Stage
Detection Mode/ Tracking Mode And Evacuation Mode, yaitu seperti dilakukan operasi pencarian dan pertolongan serta penyelamatan korban secara fisik. Tahap operasi meliputi:
a.      Fasilitas SAR bergerak ke lokasi kejadian.
b.      Melakukan pencarian dan mendeteksi tanda tanda yang ditemui yang diperkirakan ditinggalkan survivor (Detection Mode).
c.       Mengikuti jejak atau tanda-tanda yang ditinggalkan survivor (Tracking Mode).
d.      Menolong/ menyelamatkan dan mengevakuasi korban (Evacuation Mode), dalam hal ini memberi perawatan gawat darurat pada korban yang membutuhkannya dan membawa korban yang cedera kepada perawatan yang memuaskan (evakuasi).
e.      Mengadakan briefing kepada SRU.
f.        Mengirim/ memberangkatkan fasilitas SAR.
g.      Melaksanakan operasi SAR di lokasi kejadian.
h.      Melakukan penggantian/ penjadualan SRU di lokasi kejadian.
5.      Mission Conclusion Stage (Tahap Akhir Misi)
Merupakan tahap akhir operasi SAR, meliputi penarikan kembali SRU dari lapangan ke posko, penyiagaan kembali tim SAR untuk menghadapi musibah selanjutnya yang sewaktu-waktu dapat terjadi, evaluasi hasil kegiatan, mengadakan pemberitaan (Press Release) dan menyerahkan jenasah korban, survivor kepada yang berhak serta mengembalikan SRU pada instansi induk masing-masing dan pada kelompok masyarakat.
SISTEM KOMUNIKASI SAR
1.      Dalam kegiatan SAR, komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dan mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
a.      Sarana Pengindera Dini (early detecting).
b.      Sarana Koordinasi (early warning).
c.       Sarana Komando dan Pengendali (command and control).
2.      Sebagai saran penginderaan dini dimaksudkan agar setiap musibah terdeteksi sedini mungkin, sumber informasi adanya musibah didapat dari :
a.      Obyeknya sendiri.
b.      LUT (Local User Terminal).
c.       ATC, SROP.
d.      Instansi TNI/ Polri dan TNI/ Polri.
e.      Pesawat terbang/ kapal/ siapapun yang melihat/ mendengar adanya musibah
f.        Organisasi swasta dan masyarakat :
                                                                          i.      Perusahaan penerbangan/ pelayaran
                                                                        ii.      ORARI, RAPI dan PRSSNI
                                                                      iii.      Sumber lain
Pelaporan dan penyampaian terjadinya musibah dilakukan secepatnya pada kesempatan pertama.
3.      Sebagai sarana koordinasi dimaksudkan agar terlaksananya koordinasi yang baik dengan oranisasi potensi SAR, Bakornas PB, Kakanwil Dephub, da RCC negara tetanga dalam menangani sutu musibah/ bencana.
4.      Sebagai sarana komando dan pengendalian dimaksudkan agar pengendalian SRU dapat berjalan dengan lancar dan efektif.
Sumber : Badan SAR Nasional
PERALATAN SAR
Peralatan SAR adalah merupakan bagian penting bagi res¬cuer ketika melaksanakan pertolongan terhadap korban musibah dilapangan, sehingga dengan dukungan peralatan yang memadai akan membantu proses pertolongan dan selanjutnya akan meningkatkan prosentasi keberhasilan operasi.
Peralatan SAR ini diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu:
1.      Peralatan perorangan
Terdiri atas Peralatan pokok perorangan dan Peralatan pendukung perorangan.
2.      Peralatan beregu
3.      Terdiri atas Peralatan pokok beregu dan Peralatan pendukung beregu;
Dengan klasifikasi ini akan memberikan kemudahan dalam memilah ketika melakukan penyimpanan maupun penyiapan untuk operasi.
Untuk mendukung kegiatan dan operasi SAR, serta dalam rangka mendukung Siaga SAR, Kantor-kantor SAR telah dilengkapi dengan peralatan SAR, meskipun belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan sesuai persyaratan mengingat keterbatasan anggaran dan biaya operasional. Peralatan SAR masing-masing Kantor SAR sedikit berbeda jenis maupun jumlahnya, tergantung lokasi dan kondisi setempat.
PERALATAN KOMUNIKASI
Salah satu komponen pfasilitas SAR yang memegang kunci peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan SAR adalah Sistem Komunikasi SAR. Sistem komunikasi ini tidak lepas dari semua jenis peralatan komunikasi yang digunakan sebagai sarana pertukaran informasi balk berupa voice maupun data dalam kegiatan SAR. Sistem komunikasi yang digelar mempunyai fungsi:
1.      Jaringan Penginderaan Dini
Komunikasi sebagai sarana penginderaan dini dimaksudkan agar setiap musibah pelayaran dan/atau penerbangan dan/ atau bencana dan/ atau musibah lainnya dapat dideteksi sedini mungkin, supaya usaha pencarian, pertolongan dan penyelamatan dapat dilaksanakan dengan cepat. Oleh karena itu setiap informasi/musibah yang diterima harus mempunyai kemampuan dalam hal kecepatan, kebenaran dan aktualitasnya. Implementasi sistem komunikasi harus mengacu path peraturan internasional yaitu peraturan IMO untuk memonitor musibah pelayaran dan peraturan ICAO untuk memonitor musibah penerbangan.
Pada tahun 1994 BASARNAS memperoleh bantuan pi njaman lunak dari pemerintah Kanada untuk pengadaan peralatan monitoring musibah. Peralatan tersebut berfungsi sebagai alat deteksi dini signal yang mengindikasikan lokasi musibah, alat-alat tersebut adalah LUT (Local User Terminal) yaitu berupa perangkat stasiun bumi kecil yang mengolah data dari Cospas dan SARSAT.
2.      Jaring Koordinasi
Komunikasi sebagai sarana koordinasi, dimaksudkan untuk dapat berkoordinasi dalam mendukung kegiatan operasi SAR baik internal antara Kantor Pusat BASARNAS dengan Kantor SAR dan antar Kantor SAR, dan eksternal dengan instansi/ organisasi berpotensi SAR dan RCCs negara tetangga secara cepat dan tepat.
3.      Jaring Komando dan Pengendalian
Komunikasi sebagai sarana komando dan pengendalian, dimaksudkan untuk mengendalikan unsur-unsur yang terlibat dalam operasi SAR.
4.      Jaring Pembinaan, Administrasi dan Logistik
Jaring ini digunakan oleh BASARNAS untuk pembinaan Kantor SAR dalam pelaksanaan pembinaan dan administrasi perkantoran.
Peralatan komunikasi yang dimiliki BASARNAS dan Kantor SAR sebagai berikut :
a.      Fixed Line Telecommunication
b.      Radio Communication (HFNHF)
c.       AFTN Automatic message switching
Dengan dilengkapinya radio VHF Air band dan Marine band, memungkinkan untuk memonitor penerbangan dan pelayaran.
A.     SARANA ANGKUT SAR UDARA
Sebagai komponen pendukung keberhasilan pelaksanaan operasi SAR, saran dan peralatan SAR telah diupayakan untuk selalu tetap beriringan dengan kemajuan IPTEK baik kualitas maupun kuantitasnya.
HELIKOPTER (rotary wing)
a.      Jumlah, type dan kemampuan pesawat.
Sarana udara yang dimiliki BASARNAS adalah Helikopter NBO-105 buatan IPTN tahun 1980 sebanyak 2 buah, kemudian mendapat hibah dari Badan Diklat Perhubungan dan PT Pelita Air Service sebanyak 8 (delapan) buah terdiri dari 7 buah jenis NB0-105 dan 1 (satu) buah jenis Bell 206.
b.      Pengoperasian pesawat.
1.      Kegiatan Operasi berjadwal.
Untuk kegiatan ini dialokasikan rata-rata 100 jam, meliputi:
a.      Dukungan VIP sebanyak 25 jam
b.      Dukungan Siaga SAR hari Natal dan Tahun Baru sebanyak 25 jam
c.       Dukungan Siaga SAR Idul Fitri sebanyak 50 jam
2.      Kegiatan Operasi tak berjadwal
Meliputi operasi SAR dan dukungan SAR terhadap penanganan bencana alam dan kegiatan lain yang dipandang perlu menyiagakan pesawat B0-105 sebagai unsur SAR. Dari kegiatan ini dialokasikan waktu sekitar 200 jam. Contoh kegiatan ini antara lain pada waktu tanggap darurat bencana Tsunami Aceh, HR-1518 di BKO kan ke Banda Aceh. Kegiatan operasi kemanusiaan ini dengan basis di Blang Pidie untuk mendukung distribusi logistik di daerah Meulaboh dan sekitarnya dapat berjalan lancar, karena kerjasama yang baik dengan tim Helikopter dari type yang sejenis sebanyak 5 buah dibawah koordinasi dan bantuan Avtur dari Perhubungan Udara.
3.      Latihan SAR
Kegiatan latihan ditujukan pada pembentukan dan upaya mempertahankan serta meningkatkan kualifikasi yang akan dan telah dimiliki penerbang dalam rangka mendukung kegiatan operasi SAR. Dari alokasi jam terbang bidang latihan sebanyak 150 jam, terdiri atas; latihan SAR 50 jam, konversi 30 jam, profisiensi 40 jam, kaptensi 30 jam.
Latihan dengan dukungan helikopter yang telah dilaksanakan sampai saat ini antara lain:
1.      Pelatihan Dasar Rescuer,
2.      MARPOLEX diperairan Indonesia.
3.      Latihan SAR Malindo (dengan Malaysia)
4.      Latihan SAR Indopura (dengan Singapura)
5.      Latihan SAR Ausindo (dengan Australia)
B.      SARANA ANGKUT SAR LAUT
Untuk mendukung kegiatan SAR dalam penanganan musibah diperairan, yang terjadi di setiap wilayah, maka dibutuhkan Sarana SAR Laut pada saat pelaksanaan operasi SAR.
1.      Rescue boat
Rescue boat merupakan kapal dengan versi SAR, sarana ini sangat menunjang dalam penyelamatan korban di lautan. Selain sebagai sarana angkut tim rescue yang akan memberikan pertolongan, juga harus mempunyai kemampuan mencari dan mengarungi lautan dengan tetap mempertimbangkan keselamatan. Guna mendukung upaya SAR dilaut BASARNAS telah didukung dengan rescue boat.
2.      Rigid Inflatable Boat
Sarana operasional ini dipergunakan pada daerah dekat pantai dan sangat efisien untuk penyelamatan korban di air pada permukaan yang dangkal, berbentuk menyerupai perahu karet dengan lunas fiber glass serta dilengkapi kemudi dibagian tengah untuk memberikan sudut pandang yang luas bagi operatornya.
C.      SARANA ANGKUT SAR DARAT
Sebagai komponen pendukung keberhasilan pelaksanaan operasi SAR, saran dan peralatan SAR telah diupayakan untuk selalu tetap beriringan dengan kemajuan IPTEK baik kualitas maupun kuantitasnya.
1.      Rescue Truck
Rescue truk merupakan sarana penunjang operasi pertolongan terhadap musibah lain, seperti gempa bumi atau bangunan runtuh, sarana ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dari fungsi BASARNAS dan posisi kantor Pusat di ibu kota.
Sampai saat ini BASARNAS memiliki 3 unit Rescue truck yang dioperasikan di Jakarta, Surabaya dan Denpasar. Prioritas menempatkan RescueTruck ini karena pertimbangan kemungkinan musibah yang terjadi khususnya gempa bumi atau gedung runtuh dan kecelakaan jalan raya yang sangat padat di pulau Jawa, termasuk kecelakaan kereta api.
2.      Rescue Car.
Rescue car disiapkan dalam rangka mendukung kecepatan mobilisasi tim rescue yang akan memberikan bantuan per-tolongan. Dengan kelengkapan rescue tool, maka tim rescue dapat segera mem¬berikan bantuan pada korban yang terjepit. Sampai dengan tahun 2004 telah didistribusi kan Rescue car ke seluruh kantor SAR, seperti yang terlihat pada gambar.
Sumber : Badan SAR Nasional
TANDA – TANDA ALAM
Pramuka adalah juga pecinta alam lalu saking cintanya maka harus mengenal tentang alam dan tanda-tandanya. Berikut pengenalan alam sekitar kita yang sering kita temui saat berkemah :
1.      Kabut
Kabut tipis dan rata membumbung tinggi ke atas berarti kurangnya uap air di udara dan brtanda cuaca akan selalu baik.Cuaca terang benderang pada pagi hari bertanda buruk pada hari itu, apabila kemarin ada hujan.Langit yang ditutupi awan kemudian meulai terang pada pagi hari bertanda cuaca baik.Apabila ada kabut di atas lembah pada pagi hari bertanda cuaca baik, sedang di gunung akan turun hujan.
2.      Awan
Apabila langit diliputi awan yang tebal dan gelap berarti akan turun hujan yang deras.
3.      Matahari
Apabila matahari terbit berwarna merah dan diliputi garis-garis awan yang kehitaman bertanda ada hujan, apabila berwarna bersih dan terang dan bertanda hari baik. Matahari terbit dengan warna kemerah-merahan yang terang bertanda cuaca baik, apabila warna merah dicampuri garis kekuning-kuningan bertanda hujan lebat.Apabila matahari terbenam dengan warna kekuning-kuningan/orange bertanda ada hujan, apabila dengan warna merah muda atau kekuning-kuningan bertanda baik, warna merah pada matahari terbenam berarti akan ada angin yang cukup kencang.
4.      Bintang
Apabila pada malam hari bintang di langit kelihatan terang sekali, maka pada malam itu cuaca akan baik, sedangkan bila nampak suram bertanda cuaca kurang baik/buruk.
5.      Bulan
Apabila terlihat terang dan bersinar berarti cuaca baik, tapi bila bulan diliputi awan yang gelap berarti hujan akan turun.Apabila ada lingkaran putih (halo) yang melingkari bulan berarti tidak ada ketentuan cuaca pada hari itu.
6.      Binatang
Apabila kita perhatikan naluri binatang dengan seksama, yang ada hubungannya dengan cuaca maka, kita akan tercengang atas keganjilan-keganjilan yang dilakukannya dengan cara mereka, antara lain :
1.      Laba-laba
Akan bersembunyi bila cuaca akan buruk, dan rajin mengerjakan sarangnya apabila cuaca baik.
2.      Semut
Akan tetap di dalam lubangnya bila cuaca akan buruk, apabila mereka keluar dan berjalan mondar-mandir bertanda cuaca akan tetap baik.
3.      Lebah
Dengan melihat sarangnya; pada cuaca baik, mereka berterbangan jauh dari sarangnya/peternakan.
4.      Lalat
Apabila akan turun hujan mereka akan hinggap di tembok/dinding, sedangkan pada cuaca baik mereka akan berterbangan kian kemari.
5.      Nyamuk
Apabila di pagi hari mereka mengganggu atau menggigit kita, maka berarti akan turun hujan.Apabila pada matahari terbenam berterbangan kian kemari dan terbang berduyun-duyun bertanda cuaca baik.Apabila selalu terbang di tempat yang gelap/ di dalam bayang/bayang bertanda cuaca akan buruk/datang hujan.
6.      Cacing
Apabila pada malam hari mereka menimbun tanah berbutir-butir di kebun, berarti akan turun hujan.
7.      Lintah
Kita dapat membuat barometer dari seekor lintah yang ditaruh dalam gelas berisi air, yaitu : Bila lintah melekat pada gelas di atas permukaan air, maka bertanda cuaca akan tetap membaik ; Apabila ia berdiam di dasar gelas bertanda cuaca buruk dalam waktu yang lama ; apabila akan datangtopan maka ia akan melekat erat-erat di gelas sedang ekornya digerak-gerakkan sekeras-kerasnya.
8.      Siput
Pada cuaca yang baik akan merayap dengan tenang, sedang pada cuaca buruk akan merayap dengan cepat.
9.      Ikan
Akan melompat-lompat di atas air bila cuaca akan buruk.
10.  Katak
Pada cuaca buruk akan berdiam dalam air dan pada cuaca baik mereka akan duduk di tepi kolam.
Apabila pada malam hari cuacanya baik di musim kemarau mereka tidak menyanyi maka cuaca buruk akan datang.
11.  Ayam
Pada waktu hujan ayam akan berteduh. Bila hujan tidak akan lama mereka akan tetap berjalan-jalan dan membiarkan dirinya kehujanan. Apabila mereka selalu mencakar-cakar tanah berarti hujan akan datang.
12.  Bebek / Angsa
Mereka nampak tidak senang dan selalu menggigit bulunya (memberi lemak), apabila cuaca akan buruk.
13.  Burung Kepinis
Pada waktu cuaca baik mereka akan terbang tinggi sekali karena serangga tinggi pula terbangnya.Apabila terbang rendah sekali bertanda cuaca buruk akan hujan.Bila cuaca buruk di pagi hari maka mereka tidak akan keluar dari sarangnya.
14.  Kambing
Apabila akan turun hujan bau badannya dapat tercium dari jarak yang lebih jauh daripada ketika cuaca baik.
15.  Kelelawar
Mereka akan terbang mulai senja hari bila cuaca akan baik pada malam hari itu.Bila mereka berdiam di dalam goa maka cuaca akan buruk.
16.  Asap
Bila asap naik dengan tegak lurus dan tinggi sekali maka cuaca pada hari itu akan tetap baik. Apabila asap naiknya mendatar dengan tanah/rendah maka cuaca akan buruk.Burung
17.  Gagak
Apabila hujan akan turun mereka akan terbang berputar-putar di atas sarangnya.
Tanda Apabila Cuaca Akan Buruk
1.     Kucing akan duduk membelakangi api sambil mengusap-usap kepalanya dengan kaki depannya yang dibasahi dengan mulutnya.
2.     Bila anjing menggali tanah atau menyembunyikan tulangnya.
3.     Burung-burung membasahi bulunya dengan paruhnya.
4.     Bila bau bunga tercium semerbak sekali.
5.     Burung-burung laut terbang menuju daratan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar