Kanda Hamdan |
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Salam Pramuka.!
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.
yang telah memberikan segala rahmat serta hidayahnya, sehingga kami bisa
menyelesaikan penyusunan panduan materi ini dengan baik.
Bahan panduan materi ini kami buat dengan acuan materi yang telah
kami dapat dari Guru, Pembina, Instruktur, Senior serta dari Media-media
lainnya.
Pembuatan panduan materi ini bertujuan untuk mempermudah dalam
mempelajari materi-materi Pramuka, Saka Bhayangkara dan materi-materi ke-SAKAan
serta materi umum lainnya.
Kami sadar bahwa panduan materi ini masih banyak kekurangannya,
lebih-lebih dari segi perluasan materi maupun dari segi penyusunannya. Tidak
hanya itu, namun masih banyak lagi kekurangan-kekurangan lainnya. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun masih kami butuhkan untuk memperbaiki
panduan materi ini ke depannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun,
Try Satya
Demi kehormatanku, aku berjanji akan
bersungguh-sungguh :
1. Menjalankan kwajibanku terhadap Tuhan
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
2. Menolong sesama hidup dan ikut serta
membangun masyarakat
3. Menepati Dasa Dharma
Dasa
Dharma
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin terampil dan gembira
7. Hemat cermat dan bersahaja
8. Disiplin berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan dapat di percaya
10. Suci
dalam pikiran, perkataan dan perbuatan
Lambang Saka Bhayangkara
1. Segi Lima : Melambangkan Falsafah bangsa Indonesia (Pancasila)
2. Bintang Tiga : Melambangkan Try Satya dan Catur Prasatya sebagai kode etik
kepolisian Republik Indonesia
3. Obor : Sumber terang atau cahaya sejati
4. Tunas Kelapa : Dengan segala arti luasnya
5. Api yang menjulang tiga :Try Wikrama atau tiga pancaran cahaya yaitu
Kesadaran, Kewaspadaan dan Kebijakan
6. Kiasan Warna : a. Kuning : Keceriaan
b. Merah : Keberanian
c. Hitam : Ketabahan atau Kekekalan
Kesakaan
Saka
adalah : Wadah, yaitu wadah guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat,
meningkatkan kemampuan pramuka dalam segala bidang. Serta, meningkatkan
motifasi secara nyatra dan secara produktif sehingga dapat memberikan kehidupan
penuh pada masyarakat sesuai aspirasi dalam rangka peningkatan-peningkatan
bangsa.
Di
Indonesia ada 8 saka :
1. Saka Wana Bakti
a. Terdapat pada lampiran Kwarnas gerakan pramuka No. 05 th. 1984
b. Satuan karya pramuka yang merupakan wadah wadah kegiatan penegak pandega
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dan menanamkan rasa
tanggung jawab pada sumber daya alam dan lingkungan hidup
c. Di didik oleh Dinas Perhutani atau Kehutanan
2. Saka Taruna Bumi
a. Terdapat pada lampiran Kwarnas gerakan pramuka No. 078 th. 1980
b. Saka yang bergerak dalam bidang pertanian yang mempunyai tiga krida yaitu,
Tanaman Pangan, Perikanan dan Peternakan
c. Di didik oleh Dinas Pertanian
3. Saka Bakti Husada
a. Terdapat pada lampiran Kwarnas gerakan pramuka No. 53 th. 1985
b. Saka yang bergerak dalam bidang kesehatan yang mempunyai lima krida yaitu,
Guna Lingkungan Sehat, Bina Keluarga Sehat, Bina Penanggulangan Penyakit, Guna
Gizi dan Guna Obat
c. Di didik oleh Dinas Kesehatan
4. Saka Kencana
a. Terdapat pada lampiran Kwarnas gerakan pramuka No. 84 th. 1985
b. Saka yang bergerak dalam bidang bakti masyarakat dalam pembinaan KB yang
mempunyai dua krida yaitu, Guna Pendidikan KB dan Guna Pelayanan Inter
Masyarakat
c. Di didik oleh Dinas BKKBN
5. Saka Bahari
a. Terdapat pada lampiran Kwarnas gerakan pramuka No. 19 th. 1991
b. Saka yang bergerak dalam bidang lautan bahari
c. Di didik oleh Dinas Kelautan
6. Saka Bhayangkara
a. Keputusan Kwarnas No. 20 th. 1991
b. Satuan karya pramuka yang merupakan wadah ke-Bhayangkaraan untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketertiban masyarakat guna menumbuhkan kesakaan
peran serta dalam perkumpulan nasional. Mempunyai empat krida yaitu, PPB, TKP,
Lantas dan Tibmasy
c. Di didik oleh dinas Kepolisian
7. Saka Dirgantara
a. Keputusan Kwarnas No. 18 th. 1991
b. Saka yang bergerak dalam bidang udara atau angkasa. Mempunyai empat krida
yaitu, Pesawat Aburatun, Dirmodeling, Terjun Payung dan SAR
c. Di didik oleh Dinas Perhubungan Udara
8. Saka Wira Kartika
a. Di didik oleh Dinas TNI Angkatan Darat
Ke – Bhayangkaraan
Bhayangkara
: Berasal dari kata Bhayangkari yang artinya bahaya ingkari. Dan
Kebhayangkaraan berarti semua kegiatan berkaitan dengan pertahanan dan keamanan
negara dalam menjamin tetap tegaknya Negara Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Uud 1945. Dan melindungi negara dari ancaman baik dari luar
maupun dalam negri.
Petunjuk
tentang penyelenggaraan tentang satuan karya pramuka di muat dalam keputusan
Kwarnas gerakan pramuka No. 32 th. 1989 dan di sahkan pada tanggal. 25 – 02 –
1991 oleh Let. Jen TNI Purna Wirawan Mashudi.
Maksud,
untuk pedoman pada semua kwartir dalam usaha membentuk dan membina serta
menyelenggarakan kegiatan Saka Bhayangkara.
Organisasi Saka
Tingkat Cabang atau Polres :
1. Pelindung Saka :
Kapolres
2. Pimpinan Saka : Waka
Polres
3. Pimpinan Saka Harian : Kasat Bimasy
4. Pamong Saka :
Staf Bimasy
5. Instruktur Saka :
Anggota ( Aktif selama 4 th. )
6. Dewan Saka :
Senior atau Junior ( Aktif dalam kegiatan )
7. Anggota Saka :
Seluruh Anggota
Tingkat Ranting atau Polsek :
1. Kamabi Saka Polsek :
Kapolsek
2. Pimpinan Saka Harian : Kanit Bimasy
3. Pamong Saka :
Staf Bimasy Polsek
4. Instruktur Saka :
Anggota ( Aktif selama 4 th. )
5. Dewan Saka :
Senior atau Junior ( Aktif dalam kegiatan )
6. Anggota Saka :
Seluruh Anggota
Tingkat Anggota Saka
1. Purwa :
Junior
2. Madya :
Senior Dua
3. Utama :
Senior Satu
4. Senior
5. Instruktur
Struktur Organisasi Saka
Struktur Organisasi Saka :
1. Pimpinan Saka
2. Instruktur Dewan
3. Seksi-seksi
4. Anggota
Struktur Dewan Saka :
1. Ketua
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
4. Bendahara
5. Seksi-seksi
Krida
Saka Bhayangkara Mempunyai 4 Krida :
1. Krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (PPB)
2. Krida Tempat Kejadian Perkara (TKP)
3. Krida Lalu Lintas (Lantas)
4. Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmasy)
Teori Pengenalan Krida :
1. Krida PPB
a. Cegah kebakaran
b. Pemadaman kebakaran
c. Rehap korban kebakaran
d. Pengenalan kerawanan bencana
e. Evakuasi
f. Pengenalan satwa
2. Krida TKP
a. Pengenalan sidik jari
b. Pengenalan narkoba
c. Pengenalan tanda tangan palsu
3. Krida Lantas
a. Pengenalan UU Lantas
b. Pengaturan Lantas
c. Penanganan kecelakaan Lantas
4. Krida Tibmasy
a. Pengenalan pamling pemukiman
b. Pengenalan pamling kerja
c. Pengenalan pamling sekolah
d. Pengenalan pamling hukum
Krida PPB
1. Kebakaran
PMK : Pasukan Mencegah Kebakaran
Api
adalah suatu massa zat gas yang bisa timbul karena adanya reaksi oksidasi yang
bersifat Ekstermis dan dapat
menghasilkan panas, nyala, cahaya, asap, bara, dan abu.
Api
terdiri dari tiga unsur yaitu, bahan bakar, sumber panas dan oksigen. Dan tanda
timbulnya api ada lima yaitu, abu, asap, panas, bara dan nyala.
Pengertian
kebakaran adalah suatu bencana yang di timbulkan oleh api. Dan faktor atau
penyebab terjadinya kebakaran yaitu, faktor manusia, faktor hewan, faktor alam,
faktor gesekan atau benturan dan faktor tiknologi.
2. Penyebab Terjadinya
Gempa Bumi
1.
Proses tektonik
akibat pergerakan kulit atau lempeng bumi
2.
Aktivitas sesar di
permukaan bumi
3.
Pergerakan
geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4.
Aktivitas gunung api
5.
Ledakan nuklir
3. Letusan Gunung Berapi
·
Gunung Api
Letusan gunung api adalah merupakan
bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah Erupsi. Hampir semua
kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan
dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan
suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang
merupakan cairan pijar (Magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di
sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.
Setiap gunung api memiliki karakteristik
tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya.
Akan tetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung api
tetapmembawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memiliki resiko
merusak dan mematikan.
· Bahaya Letusan Gunung
Api
a. Awan Panas
b. Lontaran Material (Pijar)
c. Hujan Abu Lebat
d. Lava
e. Gas Racun
f. Tsunami
4. Dasar Survival
Survival adalah suatu kelangsungan dalam
kondisi untuk tetap hidup dimana seseorang tak mendapat fasilitas untuk hidup
secara normal karena keadaan waktu itu.
Permasalahan yang di hadapi dalam
survival :
1. Masalah alam (cuaca, keadaan, medan,
dll )
2. Masalah diri sendiri (fisik, mental,
pengetahuan, dll )
3. Masalah MH (manusia, hewan, tumbuhan)
Dalam melaksanakan atau dalam keadaan
survival biasanya timbul rasa takut dan cemas pada diri kita, pada saat itu
kita harus menghilangkan rasa takut dan cemas tersebut dengan cara :
1. Hadapi situasi yang sulit tersebut
dengan tenang dan bijaksana
2. Istirahat untuk menghilangkan rasa
takut, panik dan cemas
3. Perhatikan kondisi tubuh
4. Ingat pengetahuan yang di miliki
Semua
itu dapat di simpulkan dengan semboyan STOP :
1. S :
Stop (Berhenti)
2. T :
Thin King (Mulailah berfikir)
3. O :
Ob Serve (Amati keadaan sekitar)
4. P :
Plaining (Buat rencana tentang usaha yang akan di lakukan)
5. Tanda Apabila Cuaca
Akan Buruk
1. Kucing akan duduk membelakangi api sambil
mengusap-usap kepalanya dengan kaki depannya yang dibasahi dengan mulutnya.
2. Bila anjing menggali tanah atau menyembunyikan
tulangnya.
3. Burung-burung membasahi bulunya dengan paruhnya.
4. Bila bau bunga tercium semerbak sekali.
5. Burung-burung laut terbang menuju daratan.
Krida
TKP
1.
Ciri-ciri orang
Gantung Diri
1. Badan bersih
2. Lidah menjulur
3. Mata melotot
4. Lubang bawah mengeluarkan cairan
5. Simpul tali
2. Proses Identifikasi
Mayat
Secara universal di lakukan polisi,
dengan membandingkan dua katagori data yaitu, AM atau Ante mortem (Data selama
korban masih hidup) dan PM atau Post Mortem (Data dari pemeriksaan mayat)
3.
Mengatasi Kecelakaan
1. Pertolongan pertama pada korban
2. Memberi tanda-tanda pada titik kejadian
3. Mencatat saksi
4. Melaporkan polisi
4. Narkoba
Narkoba : Narkotika,
Pshikothropyka dan Bahan Adiktif lainnya.
1. Narkoba golongan I
1. Tanaman papavir somniverum
2. Opium mentah
3. Opium masak
4. Erythroxylon coca (koka)
5. Ganja
6. Tetra hedro cornabilan dan 96 jenis lainnya
2. Narkoba golongan II
1. Alpha setil metadol
2. Alpha metprodeina
3. Alpha prodeina
4. Phentanyl
5. Pethedeina
6. Methedene dan 87 jenis lainnya
3. Narkoba golongan III
1. Asetele hidro kodeina
2. Kodeina
3. Eltin morvina, dll
4. Tanda-tanda pengguna narkoba
1. Menurun nilai raport bagi anak sekolah
2. Suka membolos dengan alasan tidak jelas
3. Suka mengurung diri
4. Kamar berantakan
5. Berpakaian tidak rapi
6. Bau badan tidak sedap
7. Wajah pucat
8. Mata dan hidung berair
9. Suka memakai kacamata hitam
10. Suka
memakai kaos lengan panjang
11. Mudah
tersinggung
12. Suka
menantang orang
13. Suka
mencari teman baru yang tidak di kenal
14. Nafas
tersenggal-senggal
15. Badan
lemas dan bergetar
5. Cara menghindari Narkoba
1. Hindari tempat rawan narkoba. Misal,
Karaoke, Diskotik, Warung Remang-remang
2. Berbuatlah sesuai agama dan
bersosialisasi dengan tokoh agama
3. Selalu keterbukaan dengan orang
terdekat apabila ada masalah
4. Mintalah pendapat orang tua
5. Jangan menerima obat yang tidak di
kenal tanpa resep dokter dan dari orang yang tidak di kenal
5. Narkotika
Narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi penggunanya.
Pengaruh tersebut berupa pembiusan,
hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi atau timbulnya khayalan
yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.
Macam-macam
Narkotika :
1. Opium
1. Heroin (Obat bius)
2. Codein
2. Kokain
Kokain adalah salah
satu zat adiktif yang sering disalahgunakan. Kokain merupakan alkaloid yang
didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika
Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh
penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan
daya tahan, stamina, mengurangi kelelahan, rasa lapar dan untuk memberikan efek
eforia.
Dampak jangka pendek
lain penggunaan kokain adalah depresi, paranoid, serangan jantung, kejang,
stroke dan psikosis.
3. Cannabis/ganja/cimenk
Semua bagian dari
tanaman ini mengandung kanabinoid psikoaktif. Tanaman ganja biasanya dipotong,
dikeringkan, dipotong kecil - kecil dan digulung menjadi rokok disebut joints
(di Indonesia disebut pocong). Akan mengikat pikiran dan dapat membuatmu
menjadi ketagihan.
Bentuk yang paling poten berasal dari
sari tanaman ganja yang dikeringkan dan berwarna coklat-hitam yang disebut
hashish atau hash.
Ganja dikenal dapat memicu psikosis,
terutama bagi mereka yang memiliki latar belakang (gen) schizophrenia. Ganja
juga bisa memicu dan mencampuradukkan antara kecemasan dan depresi. Asap ganja mengandung tar 3
kali lebih banyak dan karbonmonoksida 5 kali lebih banyak daripada rokok biasa.
6. Pshikothropyka
Pshikothropyka adalah zat/obat
yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan
menimbulkan kelainan perilaku, kadang-kadang disertai dengan timbulnya
halusinasi (gangguan persepsi visual dan pendengaran), ilusi, gangguan cara
berpikir, perubahan alam perasaan.
Jenis-jenis
Pshikothropyka :
1. Ecstasy/Ineks
2. Shabu-shabu
7. Bahan Adiktif
1. Ekstra Josss
2. Kratidang
3. Kopi
4. Taar
5. Bir
6. Anggur
7. Arak
8. KTI
Krida
Lantas
1. Lalu Lintas
Rambu Lalulintas adalah suatu tanda yang
di fungsikan sebagai pengatur Lalu Lintass di jalan yang mempunyai maksud
tertentu.
Lalu Lintas atau Lantas adalah gerakan
pindah suatu barang, manusia, hewan dari tempat satu ke tempat lain dengan
menggunakan jalan sebagai alat geraknya.
Undang-undang Lalu
Lintas baru No. 14 tahun 1992
Undang-undang Lalu
Lintas lama No. 03 tahun 1965
Undang-undang No. 03 tahun 1965 di ganti
baru karena banyak tiknologi cangih di bidang angkutan, maka Undang-undang lama
di anggap tidak sesuai dengan kemajuan zaman.
Dasar negara mengadakan rambu Lalu Lintas
berdasarkan peraturan pemerintah No. 43 Pasal 17. Rambu Lalu Lintas terdiri
empat macam yaitu, larangan, petunjuk, peringatan dan perintah
2. Pengetahuan Dasar Lalu Lintas
1. Gerakan memberikan isyarat pengatur
lalu lintas bertujuan.
a. Mengarahkan agar lalu lintas berjalan
dengan aman, tertib, lancar dan selamat.
b. Mengatasi kepadatan arus lalu lintas
c. Mengurangi terjadinya kecelakan lalu
lintas
d. Mencegah kerusakan - keerusakan jalan /
infrastruktur
e. Melindungi harta benda / jiwa orang
lain di jalan
f. Mengurangi
pelanggaran di jalan
2. Pengetahuan rambu - rambu / marka
jalan.
a. Rambu - rambu yang
menunjukan peringatan suatu bahaya ( dasar kuning petunjuk hitam )
b. Rambu - rambu yang
menunjukan larangan dan awas perintah ( dasar putih petunjuk merah )
c. Rambu - rambu yang memberikan petunjuk ( dasar
biru petunjuk putih )
d. Rambu petunjuk arah /
awas ( rambu tambahan )
3. Pengetahuan dasar pengaturan lalu lintas.
a. Berhenti untuk semua
jurusan
b. Berhenti untuk satu
arah tertentu ( satu jurusan tertentu )
c. Berhenti dari arah
depan Petugas
d. Berhenti dari arah
belakang Petugas
e. Berhenti dari arah
depan dan belakang Petugas
f. Jalan dari arah kanan
Petugas
g. Jalan dari arah kiri
Petugas
h. Jalan dari arah kanan
dan kiri Petugas
i. Percepat dari arah
kanan Petugas
j. Percepat dari arah
kiri Petugas
k. Perlambat dari arah
depan Petugas
l. Perlambat dari arah
belakang Petugas
4. Pengetahuan penggunaan tanda bunyi
pluit.
a. Tanda peringatan berhenti / perhatian
b. Tanda berkumpul
c. Tanda bahaya
d. Tanda berhenti
e. Tanda maju
3. Marka Jalan
Marka Jalan adalah sebagian dari tanda
jalan yang meliputi garis-garis membujur, melintang dan serong. Serta
lambang-lambang lain yang ada di permukaan jalan. Di atur dalam peraturan
pemerintah No. 43 Pasal 19
4. Pelanggaran Lalu Lintas
Pelanggaran Lalu Lintas atau Lantas
adalah suatu perbuatan yang menyimpang dengan adanya norma-norma hukum atau
Undang-undang Lalu Lintas No.04 tahun 1992. Tentang Lalu Lintas di jalan.
5. Kecelakaan
Kecelakaan adalah suatu peristiwa yang
terjadi di atas jalan, di sengaja maupun tidak di sengaja yang melibatkan
kendaraan bermotor maupun tidak bermotor yang merugikan jiwa manusia ataupun
harta benda.
Krida Tibmas
1.
Kamtibmas
Kamtibmas adalah singkatan dari keamanan
ketertiban masyarakat. Ketertiban berasal dari kata tertib yang berarti suatu
keadaan yang berjalan sesuai dengan aturan yang di tentukan. Dan untuk memulai
ketertiban ada tiga hal yang harus di perhatikan yaitu :
1. Di mulai dari diri sendiri (Pribadi)
2. Di lingkungan keluarga
3. Di lingkungan masyarakat
2. Siskamling
Siskamling adalah kegiatan yang di
lakukan secara rutin dan bersama-sama untuk menciptakan keamanan melalui
organisasi. Atau dapat di artikan juga suatu cara yang di lakukan untuk
mengamankan lingkungan bersama-sama melalui suatu wadah atau organisasi.
Dalam pelaksanaan tugas siskamling
berjumlah anggota sekurang-kurangnya 4 personil dalam setiap malam. Sehingga
dapat di atur setiap dua jam sekali ada dua personil melakukan patroli secara
bergantian.
3. Alat-alat yang di Gunakan Dalam
Siskamling
1. Kentongan besar atau alarem dan
kentongan bambu
2. Peta area (Lengkap dengan jalan-jalan
posisi pos kamling)
3. Tongkat atau kentess
4. Lampu atau senter dan baterai
5. Papan pengumuman
6. Kotak P3K
7. Jas hujan
8. Buku tamu dan buku untuk mencatat semua
kejadian
9. Sepeda
10. Daftar
residius
4. Daerah yang Rawan dan Perlu di Curigai
1. Daerah gelap
2. Daerah di sepanjang pagar
3. Daerah di belakang rumah
4. Daerah di bawah jendela
5. Di atas atap
5. Tanda Bahaya Sistem Alarem atau
Kentongan
1. Pembunuhan atau Kematian : Di bunyikan satu-satu
2. Perampokan dan pencurian : Di bunyikan dua-dua
3. Kebakaran : Di bunyikan tiga-tiga
4. Bencana alam : Di bunyikan empat-empat
5. Pencurian ternak : Di bunyikan lima-lima
6. Pencarian Barang
1. Metode Strip
Tiga orang bergerak bersama-sama ke arah
satu jurusan dulu, pada jarak tertentu dan sejajar satu sama lain.
Masing-masing menjelajah daerahnya. Arahnya bergerak kedepan bersamaan waktu.
Apabila tiba di ujung lebarnya TKP, maka masing-masing berputar ke arah semula.
2. Metode Spiral
Tiga orang menjelajah TKP, ketiganya
berjalan ke belakang dengan jarak tertentu sebelah luar bergerak mengikuti
bentuk spiral.
3. Metode Zone – Wilayah
Luas tempat di bagi menjadi empat, tiap
bagian seperempat di bagi empat lagi dan di tunjuk empat orang petugas untuk
menjelajah. Seperempat arah dari pada seperempat keseluruhannya.
4. Metode Roda
Beberapa orang di mulai dari titik tengah
atau titik pusat akan bergerak serentak keluar dari tempat kejadian. Maka pusat
kejadian adalah di mulai start melakukan pencarian
7. Penjagaan
1. Anggota yang dapat giliran jaga harus
selalu berada di Pos dan Sub Pos
2. Mencatat semua kejadian dalam buku
mutasi penjagaan
3. Waktu jaga di sesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang tepat
4. Menerima laporan dari orang yang
melapor dan petugas ronda
5. Membunyikan alarem jika terjadi
gangguan kejahatan dan bahaya alam lainnya
6. Menyampaikan laopran penting kepada
Polri terdekat, RT, RW atau Kepala Desa
8. Perondaan
1. Petugas perondaan di atur oleh ketua
ronda
2. Perondaan sekurang-kurangnya dua orang
3. Waktu ronda di sesuaikan dengan situasi
dan kondisi
4. Perondaan mengelilingi wilayah yang
telah di tentukan
5. Mengamati tempat-tempat rawan
6. Jika pukul 12 malam, menemukan ada
beberapa orang di tempat rawan agar di sapa dengan baik dan ramah untuk
menanyakan keperluan. Dan bila mencurigakan supaya di bawa ke Pos Kamling
9. Tugas Pengawas
1. Mengawasi segala kesulitan RT atau RW
karena warganya yang kurang sadar untuk melakukan kwajiban tugas jaga
2. Mengadakan kontrol pada Pos Kamling di
wilayahnya
3. Setiap Pos Kamling bertanggung jawab
atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala desa
10. Hasil yang Akan di Capai Dari Kamtibmas
1. Terciptanya hubungan harmonis antara
pihak keamanan dengan warga
2. Dapat memahami kebutuhan rasa aman
dalam masyarakat
3. Diperoleh info akurat tentang masalah
keamanan dan ketertiban masyarakat
4. Masyarakat dapat memahami tentang
keamanan ketertiban masyarakat dan upaya serta mengetahui informasi-informasi
tentang pelayanan hukum dan sebagainya
5. Terjadi hubungan yang berkesinambungan
dalam rangka menciptakan dan memelihara keamanan ketertiban masyarakat
6. Dapat di terima dan mendapat dukungan
dari masyarakat
7. Laporan info tentang situasi kamtibmas
di wilayah hukumnya
Tingkatan
Kepolisian
1. Golongan Tamtama
a. Baharada Pol
b. Baharatu Pol
c. Abripda
d. Abriptu
e. abrip
2. Golongan Bintara
a. Bripda
b. Briptu
c. Brip Pol
d. bripka
3. Golongan Bintara Tinggi
a. Aipda
b. aiptu
4. Golongan Perwira Pertama
a. Ipda Pol
b. Iptu Pol
c. AKP
5. Golongan Perwira Menengah
a. Kom Pol
b. AKBP
c. Komsel Pol
6. Golongan Perwira Tinggi
a. Brig Jend Pol
b. Irjen Pol
c. Kom jend Pol
d. Jen Pol
Kepemimpinan
Pemimpin adalah
seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan.
Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.
1.
Azas Kepemimpinan
1.
Taqwa
2.
Memberi suri tauladan
kepada yang di pimpin
3.
Ikut bergiat
menggugah semangat yang di pimpin untuk bekerja keras
4.
Memberi kesempatan
kepada yang di pimpin untuk berkembang dan memberi dorongan dari belakang
sambil memberi petunjuk
5.
Selalu waspada dan
mengawasi, berani memberikan resiko kepada yang di pimpin apabila ada
penyimpangan
6.
Dapat memilih yang
tepat mana yang di dahulukan
7.
Tingkah laku yang
sederhana dan tidak berlebihan
8.
Loyalitas secara
timbal balik
9.
Kesadaran dan kemampuan
untuk memberi penggunaan danpengeluaran segala sesuatu yang benar untuk di
perlukan
10. Kemampuan kecerdasan
kerelaan dan keberanian untuk bertanggung jawab
11. Kemampuan dan
kerelaan secara ikhlas untuk menyerahkan tanggung jawab dan kedudukan yang
lebih mudah
2.
Kewibawaan Pemimpin
1.
Kesadaran pada diri
sendiri, orang lain dan situasi
2.
Kesadaran akan
berbagai kesulitan dan presepsi serta komunikasi yang tepat
3.
Kelenturan dan
fleksibel (Etika)
4.
Kemampuan untuk memecahkan
suatu masalah
5.
Kemampuan dalam
mengambil suatu keputusan
6.
Kemampuan untuk
bekerja
3.
Gaya Kepemimpinan I
1.
Prinsipil : Selalu
berpegang teguh dengan prinsip dasar atau falsafah yang di anut
2.
Fleksibel : Selalu
mengikuti keadaan setempat (Luwes)
3.
Plin-plan : Tidak
mempunyai pendirian yang tepat
4.
Machiavelis : Hanya
punya satu keinginan kekuasaan sendiri
4.
Gaya Kepemimpinan II
1.
Otoriter : Memaksa
dan mendesak pada bawahan
2.
Paternalitis :
Menganggap bawahan seperti anak kecil
3.
Persuasif : Pemimpin
yang masih menerima pendapat orang lain, tetapi masih tetap pada pendapatnya
sendiri
4.
Demokrasi : Mengajak
dan mendengarkan bawahan untuk membuat keputusan
5.
Liser Fair : Membiarkan
bawahan menganbil keputusan sendiri
6.
Militer :
Menggerakkan bawahan dengan cara memerintah dan tergantung pada tingkat jabatan
dan menuntut kedisiplinan yang kuat
Publick Speaking
1. Public Speaking : Berbicara Di Depan Umum.
2. Prosees berbicara kepada sekelompok orang secara sengaja serta di tujukan
untuk menginformasikan, mempengaruhi atau menghibur pendengar.
Manfaat Berbicara di Depan Umum :
1.
Mentransfer Informasi
2.
Menambahkan keyakinan Kepada Publik
3.
Mempengaruhi Pola Fikir
Teknik Publick Speaking :
1.
Orang Yang Akan Tampil Harus Menguasai
Materi
2.
Orang Yang Tampil Harus Menarik
3.
Menyesuaikan Bahasa Yang Di Sesuaikan Dan
Sopan
4.
Menyesuaikan Konteks Bicara Atau
Pembicaraan
5.
Bisa Mengendalikan Waktu
6.
Menggunakan Intonasi Dan Menghindari Yang
Tidak Perlu
Kepramukaan
1. Pramuka :
Pramuka : Adalah sebutan bagi anggota muda
yang terdiri atas Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega.
1. Pramuka Siaga : Pramuka yang berumur 7-11 tahun. Terdiri dari Mula, Bantu,
Tata.
2. Pramuka Penggalang : Pramuka yang berumur 11-15 tahun. Terdiri dari Ramu,
Rakit, Terap.
3. Pramuka penegak : pramuka yang berumur 16-21 tahun. Terdiri dari bantara
dan laksana.
4. Pramuka Pandega : Sebutan bagi anggota dewasa muda yang berusia 21-25
tahun.
5. Pembina : Berusia 25 tahun ke atas.
2. Lambang Pramuka :
1. Akar Tunas Kelapa : Melambangkan gerakan pramuka dengan pondasi yang kuat.
2. Batang Pohon : Melambangkan kekokohan pramuka.
3. Daun atau Dahan : Melambangkan gerakan pramuka bisa berkembang di seluruh
nusantara.
4. Lidi : Melambangkan persatuan dan kesatuan gerakan pramuka
5. Buah : Sebagai inspirasi gerakan pramuka
3. Pengertian Kepramukaan :
1. Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak
dan pemuda di bawah tanggung jawab orang dewasa.
2. Di laksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar pendidikan
keluarga.
3. Menggunakan prinsip dasar kepramukaan.
4. Prinsip Dasar Kepramukaan :
1. Prinsip Dasar adalah asas yang mendasar yang menjadi dasar dalam berfikir
dan berperilaku.
2. Prinsip Dasar Kepramukaan adalah asas yang mendasari kegiatan kepramukaan
dalam upaya membina watak peserta didik.
3. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang
membedakan kepramukaan dan pendidikan lainnya.
4. Prinsip Dasar Kepramukaan harus di upayakan pendidikan pembinaan pramuka
kepada peserta didik agar secara suka relawan mereka memilikinya yang berangsur
mampumempengaruhi jiwa mereka dalam bersikap dan bertindak dalam kehidupan
mereka sehari-hari, baik sebagai makhluk tuhan, individu maupun sebagai anggota
masyarakat dan lingkungannya.
5. Komponen-Komponen Dalam Kepramukaan di Antaranya :
1. Tujuan kepramukaan, membina watak ( Karakter )
2. Prinsip dasar kepramukaan
3. Metode kepramukaan
4. Kegiatan yang menarik, menyenangkan dan menantang
5. Alam terbuka
6. Gudep
1. Gudep : gugus depan.
2. Suatu kesatuan organik terdepan di dalam gerakan pramuka yang merupakan
wadah untuk menghimpun anggota gerakan pramuka dalam penyelenggaraan
kepramukaan, serta sebagai wadah pembinaan bagi anggota muda dan anggota dewasa
muda.
7. Sangga
1. Pembentukan Sangga
1. Di lakukan pramuka itu sendiri
2. Menggunakan lambang dan aspirasinya dengan ketentuan tidak menggunakan nama
dan lambang yang sudah di gunakan organisasi lain
2. Sangga Kerja
1. Untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan
2. Bersifat sementara sesuai tugas yang harus di laksanakan
3. Pembinaan Ambalan Penegak
1. Di bentuk dewan ambalan penegak yang di pimpin ketua (Pradana)
2. Dewan di pilih dari pemimpin-pemimpin dan wakil sangga
3. Masa berlaku dewan penegak satu tahun
4. Musyawarah Dewan Kerja
Musyawarah dewan kerja sedikitnya di
lakukan enam bulan sekali dengan tujuan melaporkan kerja bulan lalu dan
merencanakan kerja bulan yang akan datang.
Organisasi
1.
Pengertian
Organisasi adalah berasal dari kata Organ,
yaitu suatu kumpulan dari satu anggota atau lebih yang terdiri dari struktur
dan bermaksud mencari tujuan tertentu.
2.
Macam - macam
Organisasi Ada Dua :
1. Formal
Ciri-ciri :
a. Ada Struktural Kepengaturan
b. Memiliki Tujuan Yang Jelas Dan Terurus
2. Non Formal
Ciri-ciri :
a. Tidak Ada Kepengaturan Atau Struktur
b. Bersifat Dadakan
Administrasi
1.
Pengertian
Administrasi yaitu data-data atau program-program yang di buat dengan
tatacara dan aturan dalam organisasi yang berdasarkan Anggaran Dasar Anggaran
Rumah Tangga ( AD ART ).
2.
Surat Menyurat
a. Undangan
b. Dispensi
c. Surat izin
d. Pemberitahuan
e. Proposal
3.
Dalam Administrasi
Apabila organisasi ingin maju harus ada
kata-kata DANA :
D :
Dinamis
A :
Aktif
N :
Normatif
A :
Anggaran
Apabila organisasi ada kemunduran, berarti
dalam organisasi itu ada kata-kata PUSING :
P :
pasif
U :
Uring-uringan
S :
Sensitifd
I :
Indisipliner
N :
Non normatif
G :
Gugup
Kedisiplinan
1.
Pengertian
Disiplin berasal dari
bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan
sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian.
Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk
pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang
bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
2.
Dorongan yang
Mempengaruhi Disiplin
1. Dorongan yang datang dari dalam diri manusia yaitu dikarenakan adanya
pengetahuan, kesadaran, keamanan untuk berbuat disiplin.
2.
Dorongan yang
datangnya dari luar yaitu dikarenakan adanya perintah, larangan, pengawasan,
pujian, ancaman, hukuman dan sebagainya.
3.
Menanamkan Disiplin Dalam Kehidupan
1.
Pembiasaan
2.
Pengawasan
3.
Perintah
4.
Larangan
5.
Ganjaran Hukuman
MATERI KRIDA SATUAN KARYA
BHAYANGKARA
PENGATURAN DASAR LALU LINTAS
A. Gerakan memberikan isyarat pengatur lalu lintas
bertujuan :
a. Mengarahkan agar
lalu lintas berjalan dengan aman, tertib, lancar dan selamat.
b. Mengatasi kepadatan
arus lalu lintas.
c. Mengurangi
terjadinya kecelakan lalu lintas.
d. Mencegah kerusakan
- keerusakan jalan / infrastruktur.
e. Melindungi harta
benda / jiwa orang lain di jalan.
f. Mengurangi
pelanggaran di jalan.
B. Pengetahuan rambu - rambu / marka jalan.
a. Rambu-rambu yang
menunjukan peringatan suatu bahaya (dasar kuning petunjuk hitam).
b. Rambu-rambu yang
menunjukan larangan dan awas perintah (dasar putih petunjuk merah).
c. Rambu-rambu yang
memberikan petunjuk (dasar
biru petunjuk putih).
d. Rambu petunjuk arah
/ awas (rambu tambahan).
C. Pengetahuan dasar pengaturan lalu lintas
a. Berhenti untuk
semua jurusan.
b. Berhenti untuk satu
arah tertentu (satu jurusan tertentu).
c. Berhenti dari arah
depan Petugas.
d. Berhenti dari arah
belakang Petugas.
e. Berhenti dari arah
depan dan belakang Petugas.
f. Jalan dari arah
kanan Petugas.
g. Jalan dari arah
kiri Petugas.
h. Jalan dari arah
kanan dan kiri Petugas.
i. Percepat dari arah
kanan Petugas.
j. Percepat dari arah
kiri Petugas.
k. Perlambat dari arah
depan Petugas.
l. Perlambat dari arah
belakang Petugas.
m. Pengetahuan penggunaan tanda bunyi pluit.
D. Tanda peringatan berhenti / perhatian
a. Tanda berkumpul.
b. Tanda bahaya.
c. Tanda berhenti.
d. Tanda maju.
Fungsi Lantas
Fungsi
Lantas adalah Penyelenggaraan tugas pokok POLRI bidang Lalu Lintas dan
merupakan penjabaran kemampuan teknis professional khas Kepolisian, yang
meliputi:
1. Penegakan Hukum
Lantas (Police traffic Law Enforcement).
2. Pendidikan
Masyarakat tentang Lantas (Police Traffic Education).
3. Ketekhnikan Lantas
(Police traffic Engineering).
4. Registrasi/Identifikasi
Pengemudi dan Kendaraan (Driver and Vehicle Identification).
Peran Lantas
Dalam
rangka penyelenggaraan fungsi Lantas, Polri berperan sebagai:
1. Aparat Penegak
Hukum, Terutama Perundang-Undangan Lalu Lintas dan Peraturan Pelaksanaannya.
2. Aparat Penyidik
Kecelakaan Lalu Lintas.
3. Aparat yang
mempunyai kewenangan Kepolisian Umum.
4. Aparat pendidikan
lalu lintas kepada Masyarakat.
5. Penyelenggara
Registrasi/Identifikasi pengemudi/kendaraan bermotor.
6. Pengumpul dan
Pengolah Data Lalu Lintas.
7. Unsur bantuan
komunikasi dan teknis, melalui Unit PJ R (Patroli Jalan Raya).
Penyelenggaraan Fungsi Lantas
Fungsi
Lantas diselenggarakan melalui:
1. Penegakan Hukum
lantas (Traffic Law Enforcement) Preventif, meliputi :
a. Pengaturan Lantas
(Traffic Direction).
b. Penjagaan/Pengawasan
Lantas 9 Traffic Observation.
c. Pengawalan Lantas
(Traffic Escort).
d. Patroli Lantas
(Traffic Patrol).
Represif,
meliputi:
a. Penyidikan
Kecelakaan lantas (Traffic Accident Investigation).
b. Penindakan terhadap
Pelanggaran Lantas (Traffic Law Violation).
2. Pendidikan
Masyarakat tentang lantas (Traffic Education) Pendidikan dan Pembinaan masyarakat dalam rangka keamanan Lantas, dengan
kegiatan-kegiatan yang diarahkan terhadap :
Masyarakat
yang terorganisir, meliputi:
a. PKS (Patroli
Keamanan Sekolah).
b. Pramuka Lantas
(Saka Bhayangkara).
c. Kamra/Banpol.
Masyarakat
yang tidak terorganisir (Masyarakat pemakai jalan, yang ditujukan untuk menciptakan Traffic Mindness, meliputi :
a. Penerangan,
Penyuluhan, Mass Media, Film, Brosur.
b. Pekan lantas,
Pameran Lantas serta Taman Lantas.
3. Ketekhnikan Lantas
(Police Traffic Engineering ) meliputi :
a. Penelitian terhadap
penyebab kecelakaan, kemacetan, dan pelanggaran Lantas yang menyangkut kondisi pengemudi, kendaraan dan
jalan.
b. Pengawasan dan
Penerangan terhadap pemasangan :
i. Rambu-rambu Lantas
(Traffic Sign).
ii. Alat-alat
pengatur Lantas (traffic Signals).
iii. Marka
Jalan (Road Marking).
c. Penentuan tempat
Parkir (Parkir Restriction).
Registrasi
Registrasi
(Identifikasi Pengemudi dan Kendaraan Bermotor) meliputi:
a. Pemeriksaan
pengetahuan dan kemampuan calon pengemudi kendaraan bermotor.
b. Penyelenggaraan
perijinan mengemudi kendaraan bermotor.
c. Penyelenggaraan
Registrasi kendaraan bermotor.
Marka
jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau
tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong serta lambang lainnya
yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu
lintas.
Marka jalan digolongkan menurut bahannya:
1. Marka mekanik
Marka
mekanik adalah paku jalan yang biasanya dilengkapi dengan reflektor. Marka
jenis ini ditanam/dipaku ke permukaan jalan melengkapi marka non mekanik.
2.
Marka non-mekanik
Marka
jalan merupakan campuran antara bahan pengikat, pewarna, dan bola kaca kecil
yang berfungsi untuk memantulkan cahaya/sinar lampu agar marka dapat terlihat
dengan jelas pada malam hari. Bahan dapat dikelompokkan atas:
a. Cat, biasanya
merupakan marka jalan yang dapat dengan cepat hilang, sehingga hanya baik
digunakan pada bagian jalan yang jarang dilewati oleh kendaraan.
b. Termoplastic,
adalah bahan yang digunakan pada arus lalu lintas yang tinggi, penerapannya
dilakukan dengan pemanasan material marka jalan kemudian dihamparkan dijalan
dengan menggunakan alat.
c. Cold-plastic,
seperti termoplastik digunakan pada jalan dengan arus yang tinggi, menggunakan
resin dan pengeras yang dicampurkan sebelum penghamparan dijalan dengan
menggunakan alat khusus untuk itu.
PENGETAHUAN TIBMAS
Siskamling
adalah suatu Cara pengendalian keamanan yang berada di lingkungan
pedesaan atau perkotaan yang bertujuan untuk mengendalikan gangguan-gangauan
Kamtibmas yang berasal dari oknum manusia maupun dari alam. Dasar-dasar:
1. UUD 1945 Pasal 30
ayat 1.
2. UU no. 02 Th.2002
tentang ketentuan-ketentuan pokok Kepoliian RI.
3. TAP MPR no.
TAP/MPR/II/1983 →GBHN.
4. Instruksi Gubernur
no. 300 Th. 1983.
5. Instruksi Camat Batang no. 300 / 434 10 kemampuan yang diberikan
POLRI untuk petugas siskampling :
a. Dapat membunyikan
tanda bahaya.
b. Mampu melaksanakan
tugas Patroli atau Ronda.
c. Mampu menanggulangi
bahaya kebakaran.
d. Memberikan
pengamanan.
e. Mewmberikan
pertolongan dan menyelamatkan korban.
f. Mendatangi,
menjaga, membatasi, mengamankan TKP (TPTKP).
g. Melaporkan dan bertanggung
jawab terhadap sauatu kejadian.
h. Menangkap orang yang melakukan kejahatan /
tertangkap basah.
i. Mengisi buku mutasi
kejadian / jurnal.
j. Mampu memelihara
tempat siskampling.
Manfaat
siskampling:
1. Dapat memberikan rasa
aman.
2. Memberikan rasa
perlindungan.
3. Menjalin atau
memupuk rasa ke gotong-royongan.
4. Mencegah gangguan
Kamtibmas.
5. Wujud Manunggal
ABRI dan rakyat.
6. Memupuk rasa
percaya diri.
7. Memupuk rasa
kekeluargaan.
Alat-alat pengenal
siskampling:
1. Kentongan.
2. Senter / oncor /
alat penerangan.
3. Ember / karung goni
/ kadut / pasir.
4. Tambang.
5. Ban lengan kampling.
6. Borgol.
7. Pentungan.
8. Jas hujan / mantel
/ paying.
Tujuan
dibentuk siskampling adalah Untuk
mengamankan linmgkungan, meliputi pengamanan masyarakat dan pengamanan Negara.Untuk
mencegah hal-hal atau tindakan
yang menyangkut criminal.
Bimastral
dalah suatu kemampuan untuk menguasai
wilayah sekitar tempat tinggal kita dengan Cara mendatakan, mengidentifikasin memahami
seluruh aspek kehidupan yang ada.
Jarak
Penguasaan Bimastral Wilayah perkotaan 50 mWilayah pedesaan 100 m
TIPIRING
(TINDAK PIDANA RINGAN) Tipiring adalah suatu tindak pidana / pelanggaran hukum yang diancam hukuman maximal
Kurungan / penjara 3.5
bulan Denda
Rp. 7500 (ukuran tahun 1948) sekitar Rp. 500.000
Macam-macam
Triping:
1. Mabuk di tempat
umum.
2. Mengamen.
3. Menggelandang.
4. Membuat keributan
di sidang pengadilan.
5. Membuat keributan
ditempat orang yang sedang melakukan peribadatan.
6. Wanita tuna susila
dan gigolo.
7. Menaruh pasir di
pinggir jalan umum.
8. Penghinaan ringan.
9. Pencirian ringan.
10. Penganiayaan ringan.
11. Penipuan ringan.
12. Penggelapan ringan.
PENGENALAN KRIDA TKP
A. Pengertian Narkotika
Adalah
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi penggunanya.
Pengaruh
tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat,
halusinasi atau timbulnya khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi
pemakainya.
Macam-macam Narkotika.
Macam-macam Narkotika.
1. Opioid
Opioid
atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga opium. Opium disaripatikan dari opium poppy (papaver
somniferum) & disuling untuk membuat morfin, kodein & heroin (1847) Opium digunakan selama berabad-abad sebagai
penghilang rasa sakit dan untuk kenikmatan (mencegah batuk, diare, dsb).
Termasuk
dalam golongan Opioid adalah:
a. Heroin
Heroin
adalah obat bius yang sangat mudah membuat seseorang kecanduan karna efeknya
sangat kuat. Obat ini bisa di temukan dalam bentuk pil, bubuk, dan juga dalam
cairan.
Heroin
memberikan efek yang sangat cepat terhadap si pengguna, dan itu bisa secara
fisik maupun mental. Dan jika orang itu berhenti mengkonsumsi heroin, dia Akan mengalami rasa sakit yang
berkesinambungan/sakaw/ gejala putus obat.
Heroin
mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin (sering digunakan untuk medikasi) dan merupakan
jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir -
akhir ini.
Cara
penggunaan heroin yang disuntikkan dapat memicu terjadinya penularan HIV/AIDS
dan hepatitis C. Biasanya disebabkan oleh penggunaan jarum suntik dan peralatan
lainnya secara bersamaan.
b. Codein
Codein
termasuk garam / turunan dari opium / candu. Efek codein lebih lemah daripada
heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya
dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih.Codein sering juga digunakan sebagai
obat batuk untuk batuk yang kronis. Pembeliannya pun harus dengan resep dokter.
1. Domerol
Nama
lainnya adro Domerol adalah pethidina. Demerol dijual dalam bentuk pil dan
cairan tidak berwarna. Demerol sering juga digunakan untuk pengobatan.
2. Kokain
Kokain
adalah salah satu zat adiktif yang sering disalahgunakan. Kokain merupakan
alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal
dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya
dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan, seperti
untuk meningkatkan
daya tahan, stamina, mengurangi kelelahan, rasa lapar dan untuk memberikan efek
eforia.
Dampak
jangka pendek lain penggunaan kokain adalah depresi, paranoid, serangan
jantung, kejang, stroke dan psikosis.
3. Cannabis/ganja/cimenk
Semua
bagian dari tanaman ini mengandung kanabinoid psikoaktif. Tanaman ganja
biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong kecil - kecil dan digulung menjadi
rokok disebut joints (di Indonesia disebut pocong). Akan mengikat pikiran dan
dapat membuatmu menjadi ketagihan.
Bentuk
yang paling poten berasal dari sari tanaman ganja yang dikeringkan dan berwarna
coklat-hitam yang disebut hashish atau hash.
Ganja
dikenal dapat memicu psikosis, terutama bagi mereka yang memiliki latar
belakang (gen) schizophrenia. Ganja juga bisa memicu dan mencampuradukkan
antara kecemasan dan depresi.
Asap ganja mengandung tar 3 kali lebih banyak dan karbonmonoksida
5 kali lebih banyak daripada rokok biasa.
THC (delta-9-tetrahydrocannabinol) disimpan di dalam
lemak pada tubuh dan dapat dideteksi sampai enam minggu setelah memakai.
B. Pengertian Psikotropika
Zat/obat
yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan
menimbulkan kelainan perilaku, kadang-kadang disertai dengan timbulnya
halusinasi (gangguan persepsi visual dan pendengaran), ilusi, gangguan Cara berpikir, perubahan alam perasaan.
Jenis-jenis
yang termasuk psikotropika
1. Ecstasy/Ineks
Ecstasy
(methylen dioxy methamphetamine)/MDMA adalah salah satu jenis narkoba yang di
buat secara ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet.
Ekstasi
Akan
mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari
kekuatan tubuh itu sendiri. Kekurangan cairan tubuh dapat terjadi sebagai
akibat dari pengerahan tenaga yang tinggi dan lama, yang sering menyebabkan
kematian. Zat-zat kimia yang berbahaya sering dicampur dalam tablet atau kapsul
ecstasy. Zat-zat ini justru seringkali lebih berbahaya dibandingkan kandungan
ecstasy yang ada. Ecstasy ini mempengaruhi reseptor dopamin di otak sehingga
bila efek zat ini habis dapat menimbulkan depresi dan paranoid.
2. Shabu-shabu
Nama
kimianya adalah methamphetamine. Berbentuk kristal seperti gula atau bumbu
penyedap masakan. Obat ini berbentuk kristal maupun tablet, tidak mempunyai
warna maupun bau.
Obat
ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf diantaranya:
1. Merasa nikmat,
eforia, waspada, enerjik, sosial & percaya diri (bila digunakan lebih dari
biasanya).
2. Agitasi (mengamuk), agresi (menyerang), cemas, panik.
3. Mual, berkeringat,
geraham lengket, gigi terus mengunyah.
4. Meningkatkan
perilaku berisiko.
5. Kehilangan nafsu
makan.
6. Susah tidur.
7. Gangguan jiwa
berat.
8. Paranoid dan
depresi.
C. Faktor Pendorong
Beberapa
faktor yang mendorong seseorang untuk mencoba menggunakan narkoba yang pada
akhirnya menyebabkan ketergantungan.
1. Faktor Kepribadian.
a. Kurangnya
pengendalian diri.
Orang
yang mencoba-coba menggunakan narkoba biasanya memiliki sedikit pengetahuan
tentang narkoba, bahaya yang ditimbulkan serta aturan hukum yang melarang
penggunaan Narkoba.
b. Konflik Individu.
Orang
yang kerap mengalami konflik akan mengalami frustasi. Bagi individu yang tidak
biasa dalam menghadapi penyelesaian masalah cenderung untuk menggunakan
narkoba, Kecemasan yang ditimbulkan oleh konflik individu tersebut dapat
menguranginya dengan mengkonsumsi narkoba.
c. Terbiasa hidup
senang/mewah.
Orang
yang terbiasa hidup dalam kesenangan kerap berupaya menghindari permasalahan
yang lebih rumit, biasanya mereka lebih menyukai penyelesaian masalah secara
instan, praktis atau membutuhkan waktu yang singkat. Mereka tidak terbiasa
bersikap sabar, telaten, ulet atau berpikir konstruktif akan memilih cara-cara
yang simple yang dapat memberikan kesenangan, narkoba memberikan rasa euphoria
secara berlebihan.
2. Faktor Lingkungan
a. Masyarakat yang
indvidualis.
Lingkungan
yang individualistik seperti yang terdapat dalam kehidupan kota besar cenderung
kurang peduli dengan orang lain, sehingga setiap orang hanya memikirkan
permasalahan dirinya tanpa peduli dengan orang sekitarnya, biasanya orang-orang
seperti ini selalu beranggapan bahwa yang penting bukan dirinya, saudara atau
familinya tidak terlibat narkoba maka ia tidak mau ambil pusing karenanya.
Akibatnya banyak individu dalam masyarakat kurang peduli dengan
penyalahangunaan narkoba ini yang semakin meluas pada remaja dan pada
anak-anak.
b. Pengaruh teman
sebaya.
Pengaruh
teman atau kelompok juga berperan penting terhadap penggunaan narkoba, hal ini
disebabkan sebagai syarat kemudahan untuk dapat diterima oleh anggota kelompok.
Kelompok atau genk mempunyai kebiasaan perilaku yang sama antar sesama anggota.
Jadi tidak aneh bila kebiasaan berkumpul ini juga mengarahkan perilaku yang
sama untuk mengkonsumsi narkoba bersama pula.
c. Hukuman yang
terlalu ringan.
Hukuman
sanksi yang diberikan kepada pengguna dan pengedar narkoba yang terlalu ringan
juga mempengaruhi penggunaan narkoba secara meluas. Hukuman yang berat akan
memberi efek jera pada pemakai atau pengedar dan juga mempengaruhi secara
psikologis bagi masyarakat untuk menggunakan narkoba.
3. Faktor Keluarga
a. Kurangnya kontrol
keluarga.
Orang
tua yang terlalu sibuk jarang mempunyai waktu mengontrol anggota keluarga. Anak
yang kurang perhatian dari orang tuanya cenderung mencari perhatian dari luar,
biasanya mereka juga mencari "kesibukan" bersama teman-temannya.
b. Kurangnya penerapan
disiplin dan tanggung jawab
Tidak
semua penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh remaja dimulai dari keluarga
yang broken home, semua anak mempunyai potensi yang sama untuk terlibat dalam
penyalahangunaan narkoba. Pengenalan anak terhadap disiplin dan tanggung jawab
akan mengurang resiko anak terjebak didalamnya. Anak mempunyai tanggungjawab
terhadap dirinya dan orangtua dan juga masyarakat akan mempertimbangkan
beberapa hal untuk mencoba-coba menggunakan narkoba.
4. Faktor Pendidkan
a. Kampanye kurang.
Kampanye
sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi akan bahayanya menggunakan
narkoba. Pemerintah dan instansi terkait seharusnya berperan proaktif terhadap
pencegahan penggunaan narkoba dikalangan generasi muda sebagai penerus bangsa
karena dampaknya kesehatan akan mempengaruhi generasi muda di masa mendatang.
Poster-poster anti narkoba seharusnya juga tidak menggambarkan dampak kematian,
melainkan juga harus bersifat informatif yang berkenaan dampak dalam waktu
singkat terhadap penggunaan narkoba.
b. Pendidikan di
sekolah
Pendidkan
akan bahayanya narkoba di sekolah-sekolah juga merupakan salah satu bentuk
kampanye, kurangnyaa pengetahuan yang dimiliki oleh siswa akan bahayanya
narkoba juga dapat memberikan andil terhadap meluasnya pengguna narkoba
dikalangan pelajar.
D. Sejarah Grafologi
Grafologi
atau Ilmu yang mempelajari tentang Tulisan Tangan telah dikenal sejak
berabad-abad yang lalu, misalnya di China pengetahuan tentang tulisan tangan
telah digunakan sejak tahun 1000 Masehi meskipun tidak secara Ilmiah.
Baru
pada tahun 1622, seorang dokter dari Italia (dr. Camillo Baldi) mengemukakan
penemuan tentang ilmu pengenalan tulisan yang dibuat secara sistematik/ilmiah
yang dimuat dalam bukunya, dimana dalam bukunya tersebut diterangkan tentang
adanya hubungan yang unik antara tulisan tangan seseorang dengan karakter dan
kepribadiannya.
Pada
tahun 1741-1801, Pastor Swiss (J.C Lavanter) mebuat Laporan yang lebih
sistematik dan Cermat tentang tulisan tangan. Meskipun masih berupa perkiraan
dan menerangkan tentang sifat-sifat umum namun telah memberikan inspirasi bagi
orang lain, khususnya di Paris. Beberapa orang yang terinspirasi diantaranya:
Louis Hocquart selain itu ada juga yang berasal dari kelompok agama, diantaranya:
Kardinal Regnier, Uskup Agung Cambrai, Uskup Boudinet, dan Flandrin.
Interpretasi
dari beberapa tokoh tersebut, dikembangkan kembali oleh Abbe Jean Hyppolyte
Michon dengan dibantu oleh dua asisten-nya: Debarolle dan Dellestre. Berbekal
Pengalaman dan ketajaman pengamatan yang tinggi, Michon berhasil menghimpun
katalog yang penuh dengan tanda-tanda grafis dan ciri-ciri keteraturannya.
Karena berhasil menerapkan dasar-dasar Grafologi Modern, maka Michon dianggap
sebagai Bapak Grafologi Modern hingga sekarang.
Namun
karena apa yang dikemukakan oleh Michon tidak disertai dengan Teori tertentu
yang dapat dijadikan dasar yang pasti, maka Teori nya disanggah oleh Muridnya
sendiri, yakni: Jules Crepieuxjamin pada tahun 1858-1940. Jules lebih
mengemukakan bahwa banyak ciri-ciri bawaan yang tidak dapat diungkapkan secara
langsung melalui Penggambaran Grafis sederhana, tapi harus dilihat sebagai
suatu rangkaian karakteristik (Teori Resultan). Ia mencoba membawa Grafologi ke
tingkat yang lebih tinggi. Jules mengakui bahwa semua ciri-ciri tulisan tangan
manusia memiliki banyak arti, dia mememukan apa yang disebut dengan teori
”Tingkat Bentuk”, namun karena adanya kesulitan dalam mempelajarinya dan juga
karena adanya ketidak yakinan akan teori dan penemuannya, maka banyak pihak
yang meninggalkannya. Karena tingkat kesulitan yang tinggi mendorong beberapa
pihak untuk menyederhanakannya, diantaranya oleh: R. Wieser yang mengemukakan
teori ”Ritme Dasar”.
Selanjutnya Grafologi mengalami perkembangan pesat di Prancis dengan memunculkan tokoh-tokoh terdepan dalam Bidang Grafologi, diantaranya: Jules Depoin, Binet G. Tarde, dan Assene Aruss yang tergabung dalam Himpunan Studi Grafologi. Namun kemudian Pusat perkembangan berpindah ke Jerman pada Pertengahan abad XVIII dengan tampilnya Adolf Hentze, Sohwiedland, Gerhard Wilhem Langen Bruch, dan Rudolphine Poppee.
Selanjutnya Grafologi mengalami perkembangan pesat di Prancis dengan memunculkan tokoh-tokoh terdepan dalam Bidang Grafologi, diantaranya: Jules Depoin, Binet G. Tarde, dan Assene Aruss yang tergabung dalam Himpunan Studi Grafologi. Namun kemudian Pusat perkembangan berpindah ke Jerman pada Pertengahan abad XVIII dengan tampilnya Adolf Hentze, Sohwiedland, Gerhard Wilhem Langen Bruch, dan Rudolphine Poppee.
Masalah
terkait Grafologi dimuat pertama kali dalam sebuah Jurnal : Deutche
Graphologische Gesellschaft yang terbit tahun 1895, Salah seorang Redaksinya
(Wilhiem Preyer) pernah mengemukakan bahwa Tulisan Tangan pada dasarnya adalah
Tulisan Otak. Serta pada penerbitan keduanya dalam : Graphologische Monatshefte
yang terbit pada Tahun 1897
yang dibuat oleh Hans Busse.
Grafologi
yang didasarkan pada beberapa Ilmu :
a. Ilmu Kedokteran :
Dikembangkan oleh R. Pophal dari Universitas Hamburg, yang mengaitkan tulisan
tangan dengan berbagai hal yang terkait dengan Otak dan melakukan berbagai uji
pembuktian.
b. Ilmu Psikologi :
dikembangkan oleh Ludwig Klages yang mengemukakan bahwa Tulisan tangan adalah
bentuk pernyataan diri dan mencerminkan Kepribadian seseorang.
Meskipun banyak Ilmuwan yang berpendapat bahwa Grafologi termasuk dalam kelompok Ilmu Gadungan atau ilmu yang salah, namun tetap mengalami Perkembangan pesat di Negara-negara Eropa terutama di Belgia, Jerman, Prancis, Belanda dan Swiss. Di Indonesia sendiri, Grafologi belum berkembang dan ditempatkan hanya sebagai alat bantu Prikodiagnostik/Tes Psikologi. (WCM) .
Meskipun banyak Ilmuwan yang berpendapat bahwa Grafologi termasuk dalam kelompok Ilmu Gadungan atau ilmu yang salah, namun tetap mengalami Perkembangan pesat di Negara-negara Eropa terutama di Belgia, Jerman, Prancis, Belanda dan Swiss. Di Indonesia sendiri, Grafologi belum berkembang dan ditempatkan hanya sebagai alat bantu Prikodiagnostik/Tes Psikologi. (WCM) .
E. Pengenalan Tulisan Tangan
Menurut
Asosiasi Analis Tulisan Tangan Amerika (A.A.H.A - American Association of
Handwriting Analysts), pada tulisan tangan terdapat 300 aspek sebagai bahan
analis. Berikut 9 petunjuk bagaimana tulisan tangan mengungkapkan kepribadian.
1. Zona Huruf.
Tarik
tiga garis lurus, dari situ terbentuk 3 zona imajiner/hayal : zona atas, zona
tengah, zona bawah. Zona atas berisi huruf-huruf tinggi, seperti ; b, l, k, t,
dsb. Zona tengah berisi huruf-huruf kecil seperti ; a, c, e, m, n, dsb. Zona
bawah berisi huruf-huruf yang memiliki ujung yang menggantung, seperti ; g, j,
p. Hanya huruf “f” yang menempati semua zona.
Zona
atas mewakili daya Abstraksi, Idealisme, Pemikiran, Imajinasi, dan Ambisi
(lambang dari Surga, Pikiran, Kepala). Zona tengah mewakili Ego, Adaptasi,
Hubungan Sosial, perasaan dan Emosi (lambang dari Dunia, Jiwa, Dada). Zona
bawah mewakili Kualitas Materi dan Fisik, Dorongan Seksual, kegemaran, dan
Penyimpangan (lambang dari Neraka, Tubuh, Perut).
2. Arah Tulisan.
Arah
tulisan (dari kiri ke kanan) menunjukkan bagaimana anda berkomunikasi. Tulisan
yang miring ke kanan menunjukan sikap yang terus mengacu ke masa depan,
kecintaan pada Ayah, dan kecendrungan diri yang ekstrovert. Tulisan yang miring
ke kiri menunjukan sikap yang reflektif, kecintaan pada Ibu, dan kecendrungan
diri yang intovert. Tulisan yang tegak lurus menunjukan sikap yang tegar, suka
mengamati lingkungan, banyak perintah, dan mampu mengendalikan emosi, juga
mencirikan tulisan seorang pengusaha, pemimpin militer, dan penulis terkenal.
3. Ukuran Huruf.
Besar
kecilnya tulisan, ditentukan oleh huruf-huruf di zona tengah. Tinggi huruf 3 mm
dianggap sebagai ukuran rata-rata. Bila ukuran lebih dari 3 mm, menunjukan
kepribadian yang Merdeka, membutuhkan ruang untuk bahagia. Huruf yang menjorok
ke atas maupun ke bawah menunjukan kemampuan mental atau fisik yang istimewa.
Tulisan yang kecil menunjukan ekspresi kerendahan hati, meskipun juga cendrung
menunjukan rasa rendah diri atau menarik diri.
4. Kemiringn Huruf.
Kemiringan
rata-rata adalah 45 derajat, jika tulisan cendrung ke kanan menunjukan Pribadi
yang ramah tamah, sedangkan tulisan yang miring ke kiri menunjukan Pribadi yang
Introvert/ manutup diri. Tulisan miring ke kiri banyak ditemui pada tulisan
wanita yang pada masa kecilnya mengalami kesulitan hidup atau wanita yang kaku
dan keras kepala namun pemalu.
5. Bentuk Sambungan
Ada
4 dasar sambungan, yang berdiri sendiri atau sambungan.
a. Tulisan dengan
tarikan lengkungan kebawah kemudian disambung bagian terbuka pada atasnya.
b. ulisan ARCADE,
adanya lengkungan-lengkungan yang menaungi dasar tulisan.
c. Tulisan dengan
SUDUT yang membentuk perubahan arah pada bagian dasar tulisan.
d. Tulisan yang seakan
berbentuk BENANG berkesinambungan.
Arcade
menunjukkan sifat agresif, Sudut mewakili sifat sensitif, Benang menunjukkan
ketergesaan atau suatu keinginan untuk beradaptasi dengan individu lain
(Tulisan ini sering nampak pada tulisan seorang psikolog, politikus, diplomat,
serta mereka yang menghindari sikap pasti terhadap suatu persoalan.
6. Hubungan Antar Huruf.
Sambungan
huruf yang normal adalah empat sampai lima huruf yang tersambung satu sama
lainnya, jika lebih dari itu berarti mencerminkan sifat orang yang keras hati,
bahkan keras kepala - terutama jika dikombinasikan dengan tekanan yang ringan
pada saat menulis, juga menunjukkan sifat yang malas karena tidak mengangkat
penanya dari permukaan kertas.
Tulisan
yang sambungannya sedang menunjukkan kemampuan intuisi, meski bisa juga
menunjukkan kekurang mampuan sosialisasi si penulis.
Jika
setiap huruf dalam tulisan masing-masing berdiri sendiri,menurut para
ahli...dimungkinkan secara mental : sedang kacau.
7. Keteraturan Tulisan.
Di
definisikan sebagai penulisan tinggi huruf di wilayah tengah, kemiringan dan
besarnya huruf dari tulisan yang relatif tetap / sama. Tulisan yang teratur
mencerminkan pribadi penulis yang kaku, cenderung meredam gejolak hati sampai
taraf memaksa.
Sedangkan
ketidak teraturan mencerminkan kondisi emosi yang tidak stabil, daya
kreatifitas yang tinggi. Contohnya adalah ulisan tangan Heyden, Mozart, dan
Picasso yang miring dan jarak antaranya tidak teratur.
8. Lebar Tulisan
Lebar
tulisan dianggap normal jika panjang tarikan kebawah tulisan dan jarak di
antaranya sama, menunjukkan sifat orang yang ramah. Jika jaraknya lebar, hal
ini menunjukkan sifat orang yang memiliki imajinasi yang hidup dan biasanya
suka berbicara didepan umum, seperti bercerita dan berpidato.
Kalau
tarikan ke atas dan ke bawah saling berdekatan, cenderung menunjukkan sifat
menyembunyikan segala sesuatu, sikap tidak tulus hati.
9. Arah Tulisan.
Lebih
dari penampilan tulisan itu sendiri, arah tulisan pun menyatakan sesuatu. Emos,
ambisi, ditunjukkan oleh kurva yang naik. Depresi, sakit, dan kelelahan
ditunjukkan oleh tulisan yang membentk cekungan, cedangkan cembung menunjukkan
ambisi awal yang cenderung bimbang. (WCM)
Diolah dari : Majalah Intisari
PENGENALAN KRIDA PPB
Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
1. Proses
tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas
sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan
geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas
gunung api
5. Ledakan
nuklir
Mekanisme
perusakan terjadi karena energi getaran gempa dirambatkan keseluruh bagian
bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan
runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga
dapat memicu terjadinya tanah longsor,runtuhan batuan, dan kerusakan tanah
lainnya yang merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana
ikutan berupa kebakaran,kecelakaan
industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya bendungan maupun
tanggul penahan lainnya.
Gejala dan
Peringatan Dini
1. Kejadian
mendadak/secara tiba-tiba
2. Belum
ada metode pendugaan secara akurat
Letusan Gunung Api
Letusan
gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan
istilah "ERUPSI". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan
zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng.Pada batas lempeng
inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu
melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (MAGMA). Magma akan
mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati
permukaan bumi.
Setiap
gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan
atau produk yang dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut
kegiatan letusan gunung api tetapmembawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan
gunung api memiliki resiko merusak dan mematikan.
Bahaya
Letusan Gunung Api di bagi menjadi dua berdasarkan waktu kejadiannya, yaitu
A. Bahaya
Utama (Primer)
1. Awan
Panas
Merupakan
campuran material letusan antara gas dan bebatuan (segala ukuran) terdorong ke
bawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan adonan yang jenuh menggulung
secara turbulensi bagaikan gunung awan yang menyusuri lereng. Selain suhunya
sangat tinggi, antara 300 - 700º Celcius, kecepatan lumpurnya pun sangat
tinggi, > 70km/jam (tergantung kemiringan lereng).
2. Lontaran
Material (pijar)
Terjadi
ketika letusan (magmatik) berlangsung. Jauh lontarannya sangat tergantung dari
besarnya energi letusan, bisa mencapai ratusan meter jauhnya. Selain suhunya
tinggi(>200ºC), ukuran materialnya pun besar dengan diameter > 10 cm
sehingga mampu membakar sekaligus melukai, bahkan mematikan mahluk hidup. Lazim
juga disebut sebagai "bom vulkanik".
3. Hujan
Abu lebat
Terjadi
ketika letusan gunung api sedang berlangsung. Material yang berukuran halus
(abu dan pasir halus) yang diterbangkan angin dan jatuh sebagai hujan abu dan
arahnya tergantung dari arah angin. Karena ukurannya yang halus, material ini
akan sangat berbahaya bagi pernafasan, mata, pencemaran air tanah, pengrusakan
tumbuh-tumbuhan dan mengandung unsur-unsur kimia yang bersifat asam sehingga
mampu mengakibatkan korosi terhadap seng dan mesin pesawat.
4. Lava
Merupakan
magma yang mencapai permukaan, sifatnya liquid (cairan kental dan bersuhu
tinggi, antara 700 - 1200ºC. Karena cair,maka lava umumnya mengalir mengikuti
lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Bila lava sudah dingin, maka
wujudnya menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang dilaluinya akan menjadi
ladang batu.
5. Gas
Racun
Muncul
tidak selalu didahului oleh letusan gunung api sebab gas ini dapat keluar
melalui rongga-rongga ataupun rekahan-rekahan yang terdapat di daerah gunung
api. Gas utama yang biasanya muncul adalah CO2, H2S, HCl, SO2, dan CO. Yang
kerap menyebabkan kematian adalah gas CO2. Beberapa gunung yang memiliki
karakteristik letusan gas beracun adalah Gunung Api Tangkuban Perahu,Gunung Api
Dieng, Gunung Ciremai, dan Gunung Api Papandayan.
6. Tsunami
Umumnya
dapat terjadi pada gunung api pulau, dimana saat letusan terjadi
material-material akan memberikan energi yang besar untuk mendorong air laut ke
arah pantai sehingga terjadi gelombang tsunami. Makin besar volume material
letusan makin besar gelombang yang terangkat ke darat. Sebagai contoh kasus
adalah letusan Gunung Krakatau tahun 1883.
B. Bahaya Ikutan (Sekunder)
Bahaya
ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah proses peletusan
berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi penumpukan material
dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian atas. Pada saat musim hujan
tiba, sebagian material tersebut akan terbawa oleh air hujan dan tercipta
adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir bebatuan, banjir tersebut disebut
lahar.
Persiapan
Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi
1. Mengenali
daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
2. Membuat
perencanaan penanganan bencana.
3. Mempersiapkan
pengungsian jika diperlukan.
4. Mempersiapkan
kebutuhan dasar.
5. Jika
Terjadi Letusan Gunung Berapi.
6. Hindari
daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
7. Ditempat
terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk
kemungkinan bencana susulan.
8. Kenakan
pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana
panjang, topi dan lainnya.
9. Jangan
memakai lensa kontak.
10. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan
hidung.
11. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup
wajah dengan kedua belah tangan.
12. Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi.
13. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
14. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena
beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
Hindari
mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin Pemadam Kebakaran Dibentuk Pada Zaman Romawi
Pada
hakekatnya manusia sangat membutuhkan api dalam kehidupan sehari-hari.
Kebutuhan terhadap api itu tak bisa dihindari, karena manusia memerlukan
penerangan ketika datang kegelapan malam. Begitu juga api diperlukan manusia
sebagai alat untuk menghangatkan badan dari cuaca dingin, dan alat perlindungan
dari binatang buas. Dan tentunya manusia menghadapi masalah sebelum mampu menciptakan
api. Seolah-olah unsur panas yang dilihat dan dirasakan manusia pada waktu itu
sebagai akibat letusan gunung berapi atau sambaran petir. Keadaan ini mendorong
manusia untuk berpikir agar dapat mengontrol api, sehingga api dapat bermanfaat
bagi kehidupannya.
Dalam
perkembangan selanjutnya, penggunaan api di masa itu memberi pengaruh dalam
mengakhiri masa nomaden. Hal ini juga berdampak terhadap perkembangan sosial
dan politik seiring dengan perkembangnya pemukiman penduduk yang menetap. Akan
tetapi, api yang sudah diketahui dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetap
dipandang sebagai elemen suci dan hebat. Banyak mitologi yang menganalogikan
api menjadi sifat atau karakter manusia.
Ketika
manusia merasakan pengalaman bahwa api juga bersifat sangat merusak, sejak itu
manusia terdorong untuk mengetahui cara mengontrol keganasan api. Ini terjadi
kira-kira 300 tahun sebelum masehi (SM) di Roma. Ketika itu petugas pemadam
kebakaran dan penjaga malam dibentuk dan ditugaskan kepada sekelompok orang yang
diberi nama Familia Publica dan operasional dari kelompok ini diawasi oleh
komite negara.
Dalam
buku yang berjudul Principles of Protection karya Arthur Cote, P.E dan Percy
Bugbee dijelaskan, di zaman pemerintahan kaisar Agustus (Gaius Julius Caesar
Octavianus) pada 27 SM sampai 12 Masehi, Roma mengembangkan Departemen
Kebakaran untuk tipe penghunian. Dan departemen ini mengorganisir para budak
dan warga negara dalam wadah yang bernama Satuan Jaga (pelayanan penjagaan).
Selanjutnya, dikeluarkan dekrit yang menyatakan seluruh rakyat wajib menjaga
dan mengontrol api.
Adapun
satuan jaga tersebut merupakan organisasi (pemadam kebakaran) yang pertama.
Dibentuknya satuan ini bertujuan untuk melindungi manusia terhadap bahaya
kebakaran. Tugas utama mereka adalah melakukan patroli dan pengawasan pada
malam hari (dilakukan oleh Nocturnes). Dalam perkembangan selanjutnya, setiap
anggota pasukan mempunyai tugas khusus bila terjadi kebakaran. Contohnya,
beberapa anggota (aquarii) membawa air dalam ember ke lokasi kebakaran.
Kemudian, dibangun pipa air (aquaducts) untuk membawa air ke seluruh kota, dan
pompa tangan dikembangkan guna membantu penyemprotan air ke api. Siponarii
adalah sebutan bagi pengawas pompa, dan komandan pemadam kebakaran dinamakan
Praefectus Vigilum yang memikul seluruh tanggung jawab Satuan Siaga.
Sedangkan
hukum Romawi mengutus Quarstionarius (sekarang sama dengan Polisi Kebakaran),
yang bertugas mengklarifikasi sebab-sebab terjadinya kebakaran. Pemerintah
Kerajaan Romawi pada masa itu mulai menentukan kebijakan me-ngenai penggunaan
selang kulit bagi kepentingan pemadaman kebakaran. Petugasnya juga membawa
bantal besar ke lokasi kebakaran, sehingga orang yang terjebak di gedung tinggi
dapat meloncat dan mendarat di atas bantal tersebut.
Marco
Polo mencatat tentang tata negara belahan timur pada abad 13, yakni pasukan
rakyat dari pasukan pengawas dan pasukan kebakaran yang mempunyai tugas
pencegahan kebakaran telah terbentuk di Hangchow. Mereka dalam melaksanakan
tugasnya dapat mengerahkan satu sampai dua ribu orang untuk memadamkan api.
Ribuan pasukan itu dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 10 orang, 5 orang
berjaga pada siang, dan selebihnya berjaga pada malam hari.
Peraturan
Tentang Proteksi Kebakaran
Ketika
kerjaan Romawi jatuh, sangat sedikit dan hampir tidak ada usaha untuk membentuk
organisasi yang melindungi dan mengontrol kebakaran. Hal ini berlangsung dalam
waktu yang cukup lama. Ketika itu hanya ada peraturan tentang proteksi
kebakaran yang bernama Curfew (bahasa Perancis: mengatasi kebakaran) yang
mengharuskan rakyat memadamkan api pada jam tertentu di malam hari. Selain
Curfew, peraturan hampir serupa dibuat di Oxford Inggris pada tahun 872.
Pada
tahun 1189, Wali Kota pertama Inggris membuat peraturan yang mengharuskan
bangunan baru berdinding dan atap batu atau ubin. Sedangkan penggunaan atap
rumah dari ilalang yang sudah cukup tua usianya dilarang.
Kemudian,
pada tahun 1566, di Manchester dibuat peraturan tentang penyimpanan tentang
penyimpanan bahan bakar yang aman untuk oven roti. Dan peraturan ini merupakan
Undang-undang per-tama yang dibuat dalam rangka pencegahan kebakaran, yang
tidak berhubungan langsung dengan struktur bangunan.
Adapun
Undang-undang negara yang pertama kali dibuat adalah Undang-undang Parlemen
Inggris (1583), yang menyangkut ketentuan larangan pembuatan lilin dengan cara
mencairkan lemak di dalam bangunan perumahan. Pada tahun 1647, pembuatan
cerobong asap yang terbuat dari kayu dilarang.
Pada
tahun 1666 di London ter-jadi kebakaran. Atas peristiwa ini dibentuk peraturan
tentang bangunan yang komplit. Namun sampai tahun 1774 belum juga terbentuk
komisi yang bertugas menegakkan peratu-ran. Bisa dibayangkan, betapa mandul nya
peraturan maupun Undang-undang tentang pencegahan kebakaran yang telah dibuat
selama kurun waktu lebih satu abad ketika itu. Sampai tahun 1824 komisi yang
dimaksud di atas belum juga terbentuk. Pada tahun itu di Edinburgh, Skotlandia,
dibentuk pasukan keba-karan. Tugas pasukan ini mengembangkan peraturan mengenai
proteksi kebakaran, dan standar operasi yang lebih maju. Yang ditunjuk sebagai
komandan pasukan kebakaran di Edinburgh adalah peneliti yang bernama James
Braidwood. Ia penulis buku pegangan (handbook) ten-tang operasi Departemen
Kebakaran. Buku pegangan karyanya itu lebih maju dibanding teori sebelumnya
yang dibuat oleh James pada 1830. Buku ini berisikan 396 standar dan gambaran
tentang pelayanan terbaik yang harus dilakukan Departemen Kebakaran.
Pengawas
Kebakaran
Pengawas
kebakaran malam hari dibentuk di kota besar Amerika pada zaman kolonial. Pada
tahun 1654 di Boston, seorang bellman ditugaskan bekerja dari pukul 10 malam
hing-ga pukul 5 pagi. Tiga tahun kemudian, terjadi pembaharuan di New York.
Sipir kebakaran dibantu delapan orang sukarelawan, pengawas kebakaran bertugas
malam hari. Sukarelawan ini disebut sebagai pengawas berderak karena setiap
jaga mereka selalu membunyikan alarm yang bunyinya berderak-derak. Pengawas
kebakaran malam, merupakan lembaga masyarakat sebelum terbentuknya kesatuan
polisi warga yang dibentuk di New York pada tahun 1687. Lembaga ini pertama
kali dibentuk mengingat besarnya kerugian harta benda yang diasuransikan, dan
dipandang sangat penting. Lembaga masyarakat ini mempunyai tugas penting, yaitu
melakukan patroli guna membantu lembaga asuransi yang baru terbentuk agar dapat
diterima masyarakat.
Pada
tahun 1631, di Boston terjadi bencana kebakaran. Setelah peristiwa itu, untuk
pertama kalinya di Amerika dibentuk Undang-undang Kebakaran. Isinya mencakup
larangan penggunaan ilalang untuk atap rumah, penggunaan cerobong asap dari
kayu. Dan ketentuan tersebut dijalankan oleh pemerintahan Boston yang terpilih.
Padan tahun 1647 Amsterdam Baru (sekarang kota New York) menunjuk para tenaga
survei bangunan untuk mengontrol bahaya kebakaran yang melanda bangunan. Beberapa
tahun kemudian, tenaga survei itu dinamakan pengawas kebakaran hunian lima,
yang mempunyai tanggung jawab pencegahan kebakaran umum. Kronologis tersebut
dipandang sebagai cikal bakal lahirnya Departemen Kebakaran di Amerika Utara.
Pada
tanggal 14 Januari 1653, pemerintah Boston memberikan perintah untuk membeli
mobil pompa. Dalam hal ini, tidak ada catatan dari mana asal mobil pompa dan
kapan diadakan perawatan. Pada saat itu, Undang-undang tambahan tentang
proteksi kebakaran juga dibentuk. Undang-undang pada tahun 1653 ini
mengharuskan seluruh rumah menyimpan kain pel sepanjang 12 kaki. Ini digunakan
bagi keperluan memadamkan kebakaran atap, dan setiap bangunan rumah harus
memiliki tangga yang mampu menjangkau tepi atap. Pada saat yang sama, kota juga
menyediakan tangga, kaitan, dan rantai guna merobohkan rumah di luar jalur
penyebaran api.
Senapan
serbuk kadang dipakai dalam operasi ini. Dan rumah yang dirobohkan demi
kepentingan mencegah kebakaran tidak menjalar, pemiliknya tidak menerima ganti
rugi. Ketentuan ini memang sudah didekritkan.
Sebelum
kita dapat melakukan usaha penanggulangan kebakaran, adalah wajar apabila kita
perlu untuk mengetahui dan mengenal terlebih dahulu apa dan bagaimanakah
kebakaran itu. Setelah itu maka kita akan menyadari bahwa peristiwa/masalah
kebakaran sesungguhnya merupakan masalah yang menjadi ancaman bagi semua orang,
baik disadari ataupun tidak.
Untuk
itu tulisan ini dibuat tanpa maksud menggurui mengajak semua pihak untuk lebih
mengenal tentang Kebakaran khususnya api dengan lebih baik.
KIMIA
API
Kita
semua tahu bahwa untuk dapat menghadapi dan mengalahkan musuh, kita harus tahu
segala hal tentang musuh kita kekuatan, kelemahan, strategi perang, dan
lainnya. Memiliki gambaran tentang kemungkinan aksi yang akan dilakukan oleh
musuh, membuat kita dapat membuat rencana untuk menga-tasi aksi tersebut, dan
lebih baik lagi melakukan pencegahan agar aksi tersebut tidak dapat berjalan.
Demikian juga apabila kita mengahadapi masalah kebakaran, kita harus tahu
tentang bagaimanakah api dapat terjadi, bagaimana api dapat menyebar, apa yang
dapat menimbulkan api, bagaimana mencegah api timbul, dan banyak lagi, sehingga
kita siap menghadapi musuh kita semua, yaitu kebakaran.
A. Pembakaran
Pembakaran
dan api adalah dua kata yang akan selalu berhubungan dan dalam ilmu kebakaran
dua kata tersebut sudah menjadi tak terpisahkan.
Pembakaran/api
adalah peristiwa proses reaksi oksidasi cepat yang biasanya menghasilkan panas
dan cahaya (energi panas dan energi cahaya).
Selanjutnya
apakah reaksi oksidasi itu?; Dalam konteks masalah kebakaran dapat dikatakan
bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan unsur oksigen oleh
reduktor/pereduksi (bahan bakar). Sedang dalam konteks lebih luas, dalam ilmu
kimia, reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi pemberian elektron oleh
oksidator/pengoksidasi kepada reduktor/pereduksi.
Di
atas telah disebutkan bahwa pembakaran/api adalah peristiwa oksidasi cepat,
berarti ada reaksi oksidasi lambat. Untuk rekasi oksidasi lambat sebagai
contohnya adalah peristiwa perkaratan besi.
Satu
hal yang perlu di pahami adalah bahwa hanya gas yang dapat terbakar. Jadi bahan
bakar dengan bentuk fisik padatan dan cairan sebelum ia dapat terbakar ia harus
dirubah dahulu ke bentuk fisik gas. Untuk bahan bakar padat harus mengalami
pyrolysis, sehingga ter-bentuk gas-gas yang lebih seder-hana yang akan
terbakar. Sedang untuk bahan bakar bentuk cairan oleh panas akan diuapkan, lalu
uap bahan bakar tadi yang akan terbakar.
Kembali ke masalah kebakaran ada peristiwa yang sering terjadi seiring dengan kebakaran, yaitu ledakan/explosion. Ledakan/explosion adalah peristiwa oksidasi yang sangat cepat.
Kembali ke masalah kebakaran ada peristiwa yang sering terjadi seiring dengan kebakaran, yaitu ledakan/explosion. Ledakan/explosion adalah peristiwa oksidasi yang sangat cepat.
B. Nyala Api
Selama
ini api, umumnya, selalu identik dengan nyala api, sesungguhnya ini adalah
salah satu dari bentuk api. Nyala api sesung-guhnya adalah gas hasil reaksi
dengan panas dan cahaya yang ditimbulkannya. Warna dari nyala api ditentukan
oleh bahan-bahan yang bereaksi (terbakar). Warna yang dihasilkan oleh gas
hidrokarbon, yang bereaksi sempurna dengan udara (oksigen) adalah biru terang.
Nyala api akan lebih mudah terlihat ketika karbon dan padatan lainnya atau
liquid produk antara dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna naik dan
berpijar akibat temperatur dengan warna merah, jingga, kuning, atau putih,
tergantung dari tem-peraturnya.
C. Bara Api
Bara
api memiliki cirri khas yaitu tidak terlihatnya nyala api, akan tetapi adanya
bahan-bahan yang sangat panas pada permukaan dimana pembakaran terjadi. Contoh
yang baik untuk bara api adalah batu bara. Warna dari bara api pada permukaan
benda berhubungan dengan temperaturnya. Beberapa warna yang terlihat dan
tempe-raturnya ditampilkan seperti di tabel 1.
Segitiga Api
Dari
bahasan sebelumnya kita telah tahu bahwa pembakaran/api adalah suatu reaksi
oksidasi, jadi harus ada oksidator/pengoksidasi dan reduktor/ pereduksi/bahan
yang dioksidasi. Dari sini kita telah men-dapatkan dua komponen
peristiwa/reaksi pembakaran/api, yaitu oksidator yaitu oksigen dan reduktor di
sini adalah bahan bakar. Lalu selain itu apa lagi? Dalam kehidupan sehari-hari
kita mengetahui bahwa suatu benda yang dapat terbakar (bahan bakar) dalam
kondisi normal tidaklah terbakar, baru apabila kita panaskan untuk beerapa lama
dia akan dapat terbakar. Ini juga berarti kita telah mendapatkan satu lagi
komponen pembakaran/api, dari apa yang sudah umum kita ketahui.
Dalam
ilmu kebakaran ketiga komponen tersebut dikenal dengan segitiga api, yaitu
sebuah bangun dua dimensi berbentuk segitiga sama sisi. Dimana masing-masing
sisi mewakili satu komponen kebakaran/api, yaitu: Oksigen, Panas dan Bahan
bakar.
Lalu mengapa segitiga sama sisi? Jawabannya adalah bahwa suatu peristiwa/reaksi pembakaran akan dapat terjadi apabila ketiga komponen tersebut berada dalam keadaan keseimbangannya. Kese-imbangan dimaksud di sini bukanlah sama dalam jumlah atau banyaknya, akan tetapi suatu bahan akan dapat terbakar apabila kondisi di mana terjadi/akan terjadi pembakaran/api memiliki perbandingan tertentu antara bahan dimaksud dengan oksigen yang harus tersedia. Selain itu kondisi temperatur bahan dan atau lingkungan reaksi memiliki tem-peratur (yang menggambarkan tingkat kepanasan suatu benda) tertentu juga.
Lalu mengapa segitiga sama sisi? Jawabannya adalah bahwa suatu peristiwa/reaksi pembakaran akan dapat terjadi apabila ketiga komponen tersebut berada dalam keadaan keseimbangannya. Kese-imbangan dimaksud di sini bukanlah sama dalam jumlah atau banyaknya, akan tetapi suatu bahan akan dapat terbakar apabila kondisi di mana terjadi/akan terjadi pembakaran/api memiliki perbandingan tertentu antara bahan dimaksud dengan oksigen yang harus tersedia. Selain itu kondisi temperatur bahan dan atau lingkungan reaksi memiliki tem-peratur (yang menggambarkan tingkat kepanasan suatu benda) tertentu juga.
D. Oksigen
Pada
sisi pertama dari segitiga adalah oksigen. Oksigen adalah gas yang tidak dapat
terbakar (nonflam-meable gas) dan juga merupakan satu kebutuhan untuk kehidupan
yang sangat mendasar. Di atas permukaan laut, atmosfir kita me-miliki oksigen
dengan konsentrasi sekitar 21%. Sedang untuk ter-jadinya pembakaran/api oksigen
dibutuhkan minimal 16%. Kembali lagi, oksigen itu sendiri tidak terbakar, ia
hanya mendukung proses pembakaran.
E. Panas
Sisi
kedua adalah panas. Panas adalah suatu bentuk energi yang dibutuhkan untuk
meningkatkan temperatur suatu benda/ bahan bakar sampai ketitik dimana jumlah
uap bahan bakar tersebut tersedia dalam jumlah cukup untuk dapat terjadi
penyalaan.
1. Sumber-sumber Panas
Sumber-sumber
panas/energi panas sangatlah beragam, dapat disebutkan disini adalah:
Arus
listrik
Panas
akibat arus listrik dapat terjadi akibat adanya hambatan terhadap aliran arus,
kelebihan beban muatan, hubungan pendek, dan lain-lain;
Kerja
mekanik
Panas
yang dihasilkan oleh kerja mekanik biasanya dari gesekan dua benda atau gas
yang diberi tekanan tinggi;
Reaksi
kimia
Pada
reaksi kimia, hubungan dengan panas, terdapat dua macam reaksi yaitu reaksi
endotermis dan eksotermis. Reaksi endotermis adalah reaksi yang mem-butuhkan
panas untuk dapat berjalan, sedang rekasi eksotermis adalah kebalikannya yaitu
menghasilkan panas dan reaksi inilah yang merupakan sumber panas. Reaksi kimia
disini tidak hanya terbatas pada reaksi perubahan atau pembentukan senyawa
baru, akan tetapi dapat juga dalam bentuk proses pencampuran dan atau
pelarutan;
Reaksi
nuklir
Reaksi
nuklir yang menghasilkan panas dapat berupa fusi atau fisi.
Radiasi
matahari
Sinar
matahari dapat menjadi sumber panas yang dapat menye-babkan kebakaran apabila
intensitasnya cukup besar, atau di ter/difokuskan oleh suatu alat optik.
2. Cara-cara Perpindahan Panas
Panas
dapat berpindah dan dalam suatu kejadian kebakaran perpindahan panas ini harus
mendapat perhatian yang besar, karena apabila perpindahan panas tidak
terkontrol akan dapat mengakibatkan kebakaran meluas dan atau mengakibatkan
kebakaran lain.
Perpindahan
panas ini dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu: konduksi, konveksi dan
radiasi; dan khusus dalam masalah kebakaran ada juga yang disnyulutan langsung.
Konduksi
Konduksi
adalah perpindahan panas yang terjadi secara molekuler, jadi panas berpindah di
dalam suatu bahan penghantar (konduktor) dari satu titik ketitik lain yang
memiliki temperatur lebih rendah. Sebagai gambaran adalah apabila kita
memanaskan salah satu ujung sebuah tongkat besi maka lambat laun panas akan
berpindah keujung lainnya, sedangkan tongkat tersebut tidak berubah bentuk.
Konveksi
Konveksi
adalah perpindahan panas yang berhubungan dengan bahan fluida atau bahan yang
dapat mengalir dalam bentuk gas atau cairan. Pada konveksi panas berpindah
dengan berpindahnya bahan penghantar, atau lebih tepat bahan pembawa panas
tersebut. Sebagai gambaran adalah apabila terjadi kebakaran di lantai bawah
sebuah bangunan bertingkat, maka panas akan dibawa oleh asap atau gas hasil
pembakaran yang panas ke lantai di atasnya.
Radiasi
Perpindahan
panas dengan cara radiasi tidak membutuhkan suatu bahan penghantar seperti pada
dua perpindahan panas sebe-lumnya. Pada radiasi panas berpindah secara
memancar, jadi panas dipancarkan segala arah dari suatu sumber panas. Sebagai
contohnya adalah radiasi sinar matahari, yang kita semua tahu bahwa dari jarak
yang jutaan kilometer melalui ruang kosong di antariksa panas matahari dapat
sampai ke bumi.
F. Bahan Bakar
Sisi
yang lain (ke-tiga) adalah bahan bakar. Berbeda dengan apa yang umum disebut
sebagai bahan bakar oleh setiap orang, bahan bakar dalam hubungannya dengan
ilmu kebakaran adalah setiap benda, bahan atau material yang dapat terbakar
dianggap sebagai bahan bakar. Apabila kita perhatikan, maka akan kita dapati
bahwa hidup kita selalu dikelilingi oleh bahan bakar. Oleh karena itu adalah
sesuatu yang wajib bagi kita untuk selalu siap siaga menghadapi ancaman bahaya
kebakaran.
Ada
beberapa istilah yang perlu diketahui dalam hubungannya dengan bahan bakar,
yaitu:
Flash
point: temperatur terendah pada saat dimana suatu bahan bakar cair menghasilkan
uap dalam jumlah yang cukup untuk menghasilkan nyala sesaat dari campuran bahan
bakar dan udara (oksigen).
Fire
point : temperatur (akibat pemanasan) dimana suatu bahan bakar cair dapat
memproduksi uap dengan cukup cepat sehingga memungkinkan terjadinya pembakaran
yang kontinyu/terus menerus.
TETRAHEDRON
API
Pada
perkembangan selanjutnya,ditemukan bahwa selain ketiga komponen seperti yang
dimaksud dalam segitiga api ada lagi komponen keempat dalam proses pembakaran
yang dibutuhkan oleh proses pembakaran untuk mendukung kesinambungannya dan
juga untuk bertambah besar, yaitu rantai reaksi kimia antara bahan bakar dengan
bahan pengoksidasi/oksidator. Seiring dengan menyalanya api, molekul bahan
bakar juga berkurang berubah menjadi molekul yang lebih sederhana. Dengan berlanjutnya
proses pembakaran, naiknya temperatur menyebabkan oksigen tambahan terserap ke
area nyala api. Lebih banyak molekul bahan bakar akan terpecah, bergabung ke
rantai reaksi, mencapai titik nyalanya, mulai menyala, menyebabkan naiknya
temperatur, menyeap oksigen tambahan, dan melanjutkan rantai reaksi. Proses
rantai reaksi ini akan berlanjut sampai seluruh substansi/bahan yang terkait
mencapai area yang lebih dingin dinyala api. Selama tersedia bahan bakar dan
oksigen dalam jumlah yang cukup, dan selama temperatur mendukung,reaksi rantai
akan meningkatkan reaksi pembakaran. Sehingga dengan demikian segitiga api tadi
dengan adanya faktor rantai reaksi kimia, yang juga termasuk komponen
pembakaran, berubah menjadi satu bangun tiga dimensi segitiga piramida
(tetrahedron).
GAS
BERACUN HASIL PEMBAKARAN
Selain
bahaya panas tinggi ternyata ada satu bahaya yang menjadi penyebab utama
kematian dalam peristiwa kebakaran, yaitu asap. Mengapa asap menjadi penyebab
utama? Hal ini dikarenakan asap mengandung bermacam-macam gas beracun yang
dihasilkan oleh peristiwa pembakaran.
Beberapa
gas beracun yang paling banyak dan selalu ada pada peristiwa kebakaran dapat
dilihat dibawah ini.
Karbon
monoksida (Carbon monoxide)
Karbon
monoksida (CO) adalah pembunuh terbesar dalam peristiwa kebakaran karena
tingkat kehadirannya yang sangat tinggi dan juga cepatnya ia mencapai
konsentrasi mematikan pada peristiwa kebakaran. Karbon monoksida adalah hasil
produksi dari pembakaran tidak sempurna yang dihasilkan dari pembakaran senyawa-senyawa
organic dan berbagai bentuk karbon. Sering juga kematian akibat karbon
monoksida terjadi akibat masuknya asap knalpot ke kabin mobil.
Karbon
monoksida berbahaya karena ia adalah gas yang tidak berbau, tidak berwarna, dan
tidak terlihat. Gas ini mematikan pada konsentrasi 1,28 persen volume dalam
udara dalam 1 sampai 3 menit; 0,64 persen mematikan dalam 10 sampai 15 menit;
0,32 persen mematikan dalam 30 sampai 60 menit, dan 0,16 persen mematikan dalam
waktu 2 jam. Pada konsentrasi 0,05 persen gas ini tetap menyimpan bahaya.
Karbon dioksida (Carbon dioxide)
Karbon dioksida (Carbon dioxide)
Karbon
dioksida (Carbon dioxide) adalah hasil dari pembakaran sempurna senyawa organic
atau senyawa karbon. Bertambahnya konsentrasi karbon dioksida akan
mengakibatkan meningkatnya kecepatan pernafasan; sampai di mana tubuh tidak
mampu lagi. Kegagalan pernafasan akhirnya akan terjadi. Karbon dioksida dalam
jumlah yang sangat banyak dapat mengakibatkan sesak nafas karena kekurangan
oksigen dalam darah, selain itu juga dapat berfungsi sebagai bahan pemadam api.
Konsentrasi lebih dari 5 persen di lingkungan dapat merupakan tanda
bahaya,bukan karena keberadaannya akan tetapi karena kondisi tersebut adalah
kondisi yang jauh dari kondisi normal.
Hidrogen
sianida (Hydrogen cyanide)
Walau
Hidrogen sianida (HCN) jauh lebih beracun dari Karbon monoksida tetapi dalam
kebakaran,biasanya, jumlahnya sangat kecil. Pada konsentrasi 100 ppm dapat
menyebabkan kematian dalam waktu 30 sampai 60 menit. Hidrogen sianida dihasikan
dari pembakaran senyawan hirokarbon terklorinasi di udara, plastik, kulit
karet, sutra, wool, atau juga kayu. Seperti halnya karbon monoksida hydrogen
sianida lebih ringan dari udara sehingga tingkat bahayanya lebih tinggi pada
kebakaran dalam ruangan, dibanding kebakaran luar ruangan.
Phosgene
(COCl2)
Phosgene
juga dihasilkan pada dekomposisi atau pembakaran senyawa hidrokarbon
terklorinasi, seperti karbon tetraklorida, Freon, atau etilene diklorida.
Phosgene beracun dan berbahaya pada konsentrasi yang sangat kecil sekalipun.
Konsntrasi 25 ppm dapat mematikan dalam waktu 30 sampai 60 menit.
Hidrogen
klorida (Hydrogen Chloride)
Hidrogen
klorida (HCl) dihasilkan oleh pembakaran bahan-bahan yang mengandung klorin.
Walau tidak beracun seperti hydrogen sianida ataupun phosgene, HCl berbahaya apabila
kita berada dalam waktu yang cukup lama di lingkungan yang terdapat gas ini.
TAHAPAN
KEBAKARAN DALAM RUANGAN
Pada
umumnya kebakaran dalam ruangan dengan terbagi dalam tiga tahapan.
Masing-masing tahapan memiliki ciri-ciri karaktersitik dan efeknya berhubungan
dengan bahan yang terbakar yang berbeda-beda. Lama dari masing-masing tahapan
bervariasi tergantung keadaan dari penyulutan, bahan bakar, dan ventilasi, akan
tetapi secara keseluruhan tahapannya adalah kebakaran awal kebakaran bebas
kebakaran menyurut.
a. Kebakaran Tahap Awal Ini adalah tahapan awal dari
suatu kebakaran setelah terjadi penyulutan.
Nyala
api masih terbatas dan pembakaran dengan lidah api terlihat. Konsntrasi Oksigen
dalam ruangan masih dalam kondisi normal (21%) dan temperatur dalam ruangan
secara keseluruhan belum meningkat. Gas panas hasil pembakaran dalam betuk
kepulan bergerak naik dari titik nyala. Dalam kepulan gas panas terkandung
bermacam-macam material seperti deposit karbon (jelaga) ataupun padatan lain,
uap air, H2S, CO2, CO, dan gas beracun lainnya,semuanya tergantung dari jenis
bahan bakar atau bahan yang terbakar. Panas akan dihantar secara konveksi oleh
material-material tadi ke atas ruangan dan mendorong oksigen kebawah yang
berarti ke titik nyala untuk mendukung pembakaran selanjutnya.
b. Tahap Penyalaan-bebas
Kebakaran
akan menghebat sejalan dengan bertambahnya bahan yang terbakar. Konveksi,
konduksi, dan kontak langsung memperluas perambatan api dan keluar dari bahan
bahakar awal sampai bahan didekatnya mencapai temperatur penyalaannya dan mulai
terbakar. Radiasi panas dari nyala api mulai menyebabkan bahan bahan lain
mencapai titik nyalanya, memperluas kebakaran kesamping. Kecepatan perluasan
kebakaran kesamping tergantung dari berapa dekat bahan di dekatnya dan juga
susunan bahannya. Gas panas yang dihasilkan pembakaran berkumpul di
langit-langit ruangan membentuklapisan asap. Temperatur dari lapisan asp ini
meningkat. Lapisan yang lebih tinggi di ruangan tersebut memiliki konsentrasi
oksigen paling rendah; temperatur tinggi; dan jelaga, asap, dan produk
pirolisis yang belum terbakar sempurna pada saat itu sangatlah berbeda dengan
kondisi di dekat lantai ruangan. Pada daerah dekat lantai lapisan udaranya
masih relatif dingin dan mengandung udara segar (konsentrasi oksigen mendekati
normal) yang bercampur dengan hasil pembakaran. Kemungkinan untuk hidup masih
cukup di dalam ruangan apabila seseorang bertahan pada posisi merendah pada
lapisan dingin dan tidak menghirup gas di bagian atas. Ketika lapisan panas
mencapai titik kritisnya pada + 600oC (1100oF), ini sudah cukup untuk
menghasilkan radiasi panas yang menyebabkan bahan bakar lainnya (seperti karpet
dan furnitur) di dalam ruang mencapai titik nyalanya. Pada saat ini seisi
ruangan akan menyala secara serentak, dan ruangan dikatakan mengalami
flashover. Saat ini terjadi, temperatur seluruh ruangan mencapai titik
maksimalnya dan kemungkinan hidup dalam berada di dalam ruangan ini untuk lebih
dari beberapa detik sangat tidak mungkin. Flashover oleh ahli ilmu kebakaran
didefinisikan sebagai proses pengembangan, radiasi, dan pembakaran lengkap dari
semua bahan bakar dalam suatu ruangan.
Api/kebakaran
adalah suatu aksi kesetimbangan kimia antara bahan bakar, udara, dan temperatur
(bahan bakar oksigen - panas). Apabila ventilasi terbatas, pertumbuhan api akan lambat, peningkatan temperatur akan lebih
bertahap, asap akan dihasilkan lebih banyak, dan penyalaan gas panas akan
tertunda sampai didapat tambahan udara (oksigen) yang cukup.
c. Tahap Api Mengecil
Akhirnya,
bahan bakar habis dan nyala api secara bertahap akan berkurang dan berkurang.
Apabila konsentrasi oksigen dibawah 16%, nyala api dari pembakaran akan
berhenti meskipun masih terdapat bahan bakar yang belum terbakar. Pembakaran
yang terjadi adalah pembakaran tanpa nyala api. Temperatur masih tinggi di
dalam ruangan, tergantung dari bahan penyekat dan ventilasi dari ruangan
tersebut. Beberapa bahan masih mengalami pirolisis atau terbakar tidak sempurna
menghasilkan gas karbon monoksida dan gas bahan bakar lain, jelaga, dan bahan
bakar lain yang terkandung dalam asap. Apabila ruangan tidak memiliki ventilasi
yang cukup, maka akan terbentuk campuran gas yang dapat terbakar. Maka apabila
ada sumber penyalaan yang baru, akan dapat terjadi kebakaran kedua diruangan
tersebut, sering disebut backdraft atau ledakan asap.
Sumber : Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta
Kebakaran
di Indonesia dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
1. Kelas
Kebakaran
yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas, kayu, plastik, karet,
busa dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: air,
pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun
api tepung kimia kering.
2. Kelas
Kebakaran
yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan, misalnya bensin,
solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media pemadaman
kebakaran untuk kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau
racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena
berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di atas sehingga bila
kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar kemana-mana
3. Kelas
Kebakaran
yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa:
Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Matikan dulu
sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan kebakaran
Prinsip
Pemadaman Kebakaran
Kebakaran
adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita
hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena
persenyawaan dari:
1. Sumber panas,
seperti energi elektron (listrik statis atau dinamis), sinar matahari, reaksi
kimia dan perubahan kimia.
2. Benda mudah
terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik dan sebagainya.
3. Oksigen (tersedia
di udara)
Apabila
ketiganya bersenyawa maka akan terjadi api. Dalam pencegahan terjadinya kebakaran
kita harus bisa mengontrol Sumber panas dan Benda mudah terbakar, misalnya
Dilarang Merokok ketika Sedang Melakukan Pengisian Bahan Bakar, Pemasangan
Tanda-Tanda Peringatan, dan sebagainya.
Apabila
sudah terjadi kebakaran maka langkah kita adalah menghilangkan adanya Oksigen
dalam kebakaran tersebut. Contoh mudahnya seperti ketika kita menghidupkan
lilin, lalu coba kita tutup dengan gelas maka api pada lilin tersebut akan mati
karena oksigen yang berada di luar gelas tidak dapat masuk dan oksigen yang
berada dalam gelas berubah menjadi Karbon Dioksida (CO2) yang mematikan api.
Ketika kita memadamkan kebakaran dengan mengunakan APAR, karung goni yang basah
dan pasir yang terjadi adalah kita mengisolasi adanya oksigen dalam api
tersebut asal semua permukaan api tertutupi oleh ketiga media pemadaman
tersebut dan api akan mati seperti lilin yang kita tutup memakai gelas tadi.
Bila kita menggunakan air sebagai media pemadaman maka terjadi reaksi
pendinginan panas dan isolasi oksigen dari kebakaran tersebut.
Peralatan
Pencegahan Kebakaran
1. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api
Peralatan
ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk
jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya,
sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang
mungkin timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar
terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2
Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut
ada yang dari bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak
diperkenankan dipakai di Indonesia.
a. Hydran
Ada
3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota, sesuai namanya
hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman ditempatkan di
halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang
memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air.
b. Detektor Asap / Smoke Detector
Peralatan
yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang
apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk
pemakaian dalam gedung.
c. Fire Alarm
Peralatan
yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya
kebakaran pada suatu tempat
d. Sprinkler
Peralatan
yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara
otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana
ada sprinkler tersebut
Pencegahan
Kebakaran
Setelah
kita mengetahui pengklasifikasian, prinsip pemadaman dan perlengkapan pemadaman
suatu kebakaran maka kita harus bisa mengelola kesemuanya itu menjadi suatu
sistem manajemen /pengelolaan pencegahan bahaya kebakaran.
Kita
mengambil contoh dari pengelolaan pencegahan kebakaran pada bangunan tinggi.
1. Identifikasi bahaya
yang dapat mengakibatkan kebakaran pada gedung itu.
a. Bahan Mudah
Terbakar, seperti karpet, kertas, karet, dan lain-lain
b. Sumber Panas,
seperti Listrik, Listrik statis, nyala api rokok dan lain-lain
2. Penilaian Resiko : Resiko tinggi karena merupakan bangunan tinggi
yang banyak
orang
3. Monitoring : Inspeksi Listrik, Inspeksi Bangunan, Inspeksi
Peralatan Pemadam Kebakaran, Training, Fire Drill / Latihan Kebakaran dan
lain-lain
4. Recovery /
Pemulihan : Emergency
Response Plan / Rencana Tindakan Tanggap Darurat, P3K, Prosedur-Prosedur, dan
lain-lain.
Sumber : Dinas Pemadam Kebakaran
DKI Jakarta
SAR
A. Tugas Pokok
Dalam
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.43Tahun 2005 Tentang Organisasi dan tata
kerja Departemen Perhubungan, Badan SAR Nasional mempunyai tugas pokok
melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian potensi Search and
Rescue (SAR) dalam kegiatan SAR terhadap orang dan material yang hilang atau
dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya dalam pelayaran dan atau
penerbangan, serta memberikan bantuan SAR dalam penanggulangan bencana dan
musibah lainnya sesuai dengan peraturan SAR Nasional dan Internasional.
B. Fungsi
Dalam
melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Badan SAR Nasional menyelenggarakan
fungsi :
1. Perumusan kebijakan
teknis di bidang pembinaan potensi SAR dan pembinaan operasi SAR.
2. Pelaksanaan program
pembinaan potensi SAR dan operasi SAR.
3. Pelaksanaan tindak awal.
4. Pemberian bantuan SAR dalam bencana dan
musibah lainnya.
5. Koordinasi dan pengendalian operasi SAR alas
potensi SAR yang dimiliki oleh instansi dan organisasi lain.
6. Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang
SAR balk di dalam maupun luar negeri.
7. Evaluasi pelaksanaan pembinaan potensi SAR dan
operasi SAR.
8. Pelaksanaan administrasi di lingkungan Badan
SAR Nasional.
C. Sasaran Pengembangan
BASARNAS
Dalam
rangka mewujudkan visi dan misi Basarnas, perlu dilaksanakan strategi- strategi
sebagai berikut :
1. Menjadikan BASARNAS
sebagai yang terdepan dalam melaksanakan operasi SAR dalam musibah pelayaran
dan penerbangan, bencana dan musibah lainnya.
2. Pembentukan
Institusi yang dapat menangani pendidikan awal dan pendidikan penataran di
lingkungan BASARNAS.
3. Mengembangkan
regulasi yang mampu mengerahkan potensi SAR melalui mekanisme koordinasi yang
dipatuhi oleh semua potensi SAR.
4. Melaksanakan
pembinaan SDM SAR melalui pola pembinaan SDM yang terarah dan berlanjut agar
dapat dibentuk tenaga-tenaga SAR yang profesional.
5. Melaksanakan
pemenuhan sarana/ prasarana dan peralatan SAR secara bertahap agar dapat
menjadikan operasi tindak awal SAR yang mandiri, cepat, tepat, dan handal
sesuai ketentuan nasional dan internasional.
6. Melaksanakan
pendidikan dan pelatihan SAR melalui jenjang pendidikan sesuai dengan kebutuhan
dalam lingkungan BASARNAS.
7. Penciptaan system
sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyelenggaraan operasi
SAR.
8. Mengembangkan
kerjasama dengan Pemda melalui FKSD, organisasi dan instansi berpotensi SAR,
balk dalam negeri maupun luar negeri dalam rangka pembinaan potensi SAR.
Sumber : Badan SAR Nasional
A. Peraturan Perundang-undangan Nasional
Penyelenggaraan
SAR Nasional dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan nasional sbb:
1. UU No. 15 Tahun
1992 tentang Penerbangan.
2. UU No. 21 Tahun
1992 tentang Pelayaran.
3. Peraturan
Pemerintah No. 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan Pertolongan.
4. Peraturan
Pemerintah No. 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan.
5. Keputusan Menteri
Perhubungan nomor KM 79 Tahun 2001 tentang Kantor SAR.
6. Peraturan Menteri
Perhubungan nomor KM 43 Tahun 2005, tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Perhubungan.
7. Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor KM 40 Tahun 2006 tentang Pos Search and Rescue.
B. Peraturan Perundang-undangan Internasional
Penyelenggaraan
SAR Nasional dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangan internasional
sebagai berikut :
1. International
Convention for the Safety of Life at Sea (SOLAS), 1974.
2. "International
Aviation & Maritime Search and Rescue (IAMSAR)", ICAO/IMO, 1998.
3. "Search and
Rescue", International Civil Aviation Organization, Annex 12, tahun 2000.
4. UNCLOS-82 yang
diratifikasi dengan UU No. 17Th 1985, Indonesia diterima dan diakui sebagai
negara kepulauan yang memiliki laut pedalaman, namun Indonesia harus
menyediakan jalur laut intemasional.
Selain
itu, saat ini Basarnas sedang mengupayakan untuk meratifikasi International
Convention on Maritime SAR 1979 guna meningkatkan standar dan pelaksanaan SAR
terhadap musibah yang terjadi di wilayah perairan Indonesia.
Sumber : Badan SAR Nasional
SISTEM
OPERASI SAR
Dalam
penyelenggaraan operasi SAR, kita akan dihadapkan dengan System SAR, yaitu:
1. Awareness
Stage (Tahap Kekhawatiran)
Adalah
kekhawatiran bahwa suatu keadaan darurat diduga akan muncul (saat disadarinya
terjadi keadaan darurat/ musibah).
2. Initial
Action Stage (Tahap Kesiagaan/ Preliminary Mode)
Adalah
tahap seleksi informasi yang diterima, untuk segera dianalisa dan ditetapkan
bahwa berdasarkan informasi tersebut, maka keadaan darurat saat itu
diklasifikasikan sebagai :
a. INCERFA (Uncertainity Phase/ Fase meragukan) :
adalah
suatu keadaan emergency yang ditunjukkan dengan adanya keraguan mengenai
keselamatan jiwa seseorang karena diketahui kemungkinan mereka dalam menghadapi
kesulitan.
b. ALERFA (Alert Phase/ Fase Mengkhawatirkan/ Siaga)
:
adalah
suatu keadaan emergency yang ditunjukkan dengan adanya kekhawatiran mengenai
keselamatan jiwa seseorang karena adanya informasi yang jelas bahwa mereka
menghadapi kesulitan yang serius yang mengarah pada kesengsaraan (distress).
c. DITRESFA (Ditress
Phase/ Fase Darurat Bahaya) :
adalah
suatu keadaan emergency yang ditunjukkan bila bantuan yang cepat sudah
dibutuhkan oleh seseorang yang tertimpa musibah karena telah terjadi ancaman
serius atau keadaan darurat bahaya. Berarti, dalam suatu operasi SAR informasi
musibah yang diterima bisa ditunjukkan tingkat keadaan emergency dan dapat
langsung pada tingkat Ditresfa yang banyak terjadi.
3. Planning
Stage (Tahap Perencanaan/ Confinement Mode)
Yaitu
saat dilakukan suatu tindakan sebagai tanggapan (respons) terhadap keadaan
sebelumnya, antara lain :
a. Search Planning
Event (tahap perencanaan pencarian).
b. Search Planning
Sequence (urutan perencanaan pencarian).
c. Degree of Search
Planning (tingkatan perencanaan pencarian).
d. Search Planning
Computating (perhitungan perencanaan pencarian).
4. Operation
Stage
Detection
Mode/ Tracking Mode And Evacuation Mode, yaitu seperti dilakukan operasi
pencarian dan pertolongan serta penyelamatan korban secara fisik. Tahap operasi
meliputi:
a. Fasilitas SAR
bergerak ke lokasi kejadian.
b. Melakukan pencarian
dan mendeteksi tanda tanda yang ditemui yang diperkirakan ditinggalkan survivor
(Detection Mode).
c. Mengikuti jejak
atau tanda-tanda yang ditinggalkan survivor (Tracking Mode).
d. Menolong/
menyelamatkan dan mengevakuasi korban (Evacuation Mode), dalam hal ini memberi
perawatan gawat darurat pada korban yang membutuhkannya dan membawa korban yang
cedera kepada perawatan yang memuaskan (evakuasi).
e. Mengadakan briefing
kepada SRU.
f. Mengirim/
memberangkatkan fasilitas SAR.
g. Melaksanakan
operasi SAR di lokasi kejadian.
h. Melakukan
penggantian/ penjadualan SRU di lokasi kejadian.
5. Mission
Conclusion Stage (Tahap Akhir Misi)
Merupakan
tahap akhir operasi SAR, meliputi penarikan kembali SRU dari lapangan ke posko,
penyiagaan kembali tim SAR untuk menghadapi musibah selanjutnya yang
sewaktu-waktu dapat terjadi, evaluasi hasil kegiatan, mengadakan pemberitaan
(Press Release) dan menyerahkan jenasah korban, survivor kepada yang berhak
serta mengembalikan SRU pada instansi induk masing-masing dan pada kelompok masyarakat.
SISTEM
KOMUNIKASI SAR
1. Dalam kegiatan SAR,
komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dan mempunyai fungsi-fungsi
sebagai berikut :
a. Sarana Pengindera
Dini (early detecting).
b. Sarana Koordinasi
(early warning).
c. Sarana Komando dan
Pengendali (command and control).
2. Sebagai saran
penginderaan dini dimaksudkan agar setiap musibah terdeteksi sedini mungkin,
sumber informasi adanya musibah didapat dari :
a. Obyeknya sendiri.
b. LUT (Local User
Terminal).
c. ATC, SROP.
d. Instansi TNI/ Polri
dan TNI/ Polri.
e. Pesawat terbang/
kapal/ siapapun yang melihat/ mendengar adanya musibah
f. Organisasi swasta
dan masyarakat :
i.
Perusahaan penerbangan/ pelayaran
ii.
ORARI, RAPI dan PRSSNI
iii.
Sumber lain
Pelaporan
dan penyampaian terjadinya musibah dilakukan secepatnya pada kesempatan
pertama.
3. Sebagai sarana
koordinasi dimaksudkan agar terlaksananya koordinasi yang baik dengan oranisasi
potensi SAR, Bakornas PB, Kakanwil Dephub, da RCC negara tetanga dalam
menangani sutu musibah/ bencana.
4. Sebagai sarana
komando dan pengendalian dimaksudkan agar pengendalian SRU dapat berjalan
dengan lancar dan efektif.
Sumber : Badan SAR Nasional
PERALATAN
SAR
Peralatan
SAR adalah merupakan bagian penting bagi res¬cuer ketika melaksanakan
pertolongan terhadap korban musibah dilapangan, sehingga dengan dukungan
peralatan yang memadai akan membantu proses pertolongan dan selanjutnya akan
meningkatkan prosentasi keberhasilan operasi.
Peralatan SAR ini diklasifikasikan dalam dua
kelompok yaitu:
1. Peralatan
perorangan
Terdiri
atas Peralatan pokok perorangan dan Peralatan pendukung perorangan.
2. Peralatan beregu
3. Terdiri atas
Peralatan pokok beregu dan Peralatan pendukung beregu;
Dengan klasifikasi ini akan memberikan kemudahan dalam memilah ketika melakukan penyimpanan maupun penyiapan untuk operasi.
Dengan klasifikasi ini akan memberikan kemudahan dalam memilah ketika melakukan penyimpanan maupun penyiapan untuk operasi.
Untuk
mendukung kegiatan dan operasi SAR, serta dalam rangka mendukung Siaga SAR,
Kantor-kantor SAR telah dilengkapi dengan peralatan SAR, meskipun belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan sesuai persyaratan
mengingat keterbatasan anggaran dan biaya operasional. Peralatan SAR
masing-masing Kantor SAR sedikit berbeda jenis maupun jumlahnya, tergantung
lokasi dan kondisi setempat.
PERALATAN
KOMUNIKASI
Salah
satu komponen pfasilitas SAR yang memegang kunci peranan penting dalam
pelaksanaan kegiatan SAR adalah Sistem Komunikasi SAR. Sistem komunikasi ini
tidak lepas dari semua
jenis peralatan komunikasi yang digunakan sebagai sarana pertukaran informasi
balk berupa voice maupun data dalam kegiatan SAR. Sistem komunikasi yang
digelar mempunyai
fungsi:
1. Jaringan Penginderaan Dini
Komunikasi
sebagai sarana penginderaan dini dimaksudkan agar setiap musibah pelayaran
dan/atau penerbangan dan/ atau bencana dan/ atau musibah lainnya dapat
dideteksi sedini mungkin, supaya usaha pencarian, pertolongan dan penyelamatan
dapat dilaksanakan
dengan cepat. Oleh karena itu setiap informasi/musibah yang diterima harus
mempunyai kemampuan dalam hal kecepatan, kebenaran dan aktualitasnya.
Implementasi sistem komunikasi harus mengacu path peraturan internasional yaitu
peraturan IMO untuk memonitor musibah pelayaran dan peraturan ICAO untuk
memonitor musibah penerbangan.
Pada
tahun 1994 BASARNAS memperoleh bantuan pi njaman lunak dari pemerintah Kanada
untuk pengadaan peralatan monitoring musibah. Peralatan tersebut berfungsi
sebagai alat deteksi dini signal yang mengindikasikan lokasi musibah, alat-alat
tersebut adalah LUT (Local User Terminal) yaitu berupa perangkat stasiun bumi
kecil yang mengolah data dari Cospas dan SARSAT.
2. Jaring Koordinasi
Komunikasi
sebagai sarana koordinasi, dimaksudkan untuk dapat berkoordinasi dalam
mendukung kegiatan operasi SAR baik internal antara Kantor Pusat BASARNAS
dengan Kantor SAR dan antar Kantor SAR, dan eksternal dengan instansi/
organisasi berpotensi SAR dan RCCs negara tetangga secara cepat dan tepat.
3. Jaring Komando dan Pengendalian
Komunikasi
sebagai sarana komando dan pengendalian, dimaksudkan untuk mengendalikan
unsur-unsur yang terlibat dalam operasi SAR.
4. Jaring Pembinaan, Administrasi dan Logistik
Jaring
ini digunakan oleh BASARNAS untuk pembinaan Kantor SAR dalam pelaksanaan
pembinaan dan administrasi perkantoran.
Peralatan
komunikasi yang dimiliki BASARNAS dan Kantor SAR sebagai berikut :
a. Fixed Line
Telecommunication
b. Radio Communication
(HFNHF)
c. AFTN Automatic
message switching
Dengan
dilengkapinya radio VHF Air band dan Marine band, memungkinkan untuk memonitor
penerbangan dan pelayaran.
A. SARANA ANGKUT SAR UDARA
Sebagai
komponen pendukung keberhasilan pelaksanaan operasi SAR, saran dan peralatan
SAR telah diupayakan untuk selalu tetap beriringan dengan kemajuan IPTEK baik
kualitas maupun kuantitasnya.
HELIKOPTER
(rotary wing)
a. Jumlah,
type dan kemampuan pesawat.
Sarana
udara yang dimiliki BASARNAS adalah Helikopter NBO-105 buatan IPTN tahun 1980
sebanyak 2 buah, kemudian mendapat hibah dari Badan Diklat Perhubungan dan PT
Pelita Air Service sebanyak 8 (delapan) buah terdiri dari 7 buah jenis NB0-105
dan 1 (satu) buah jenis Bell 206.
b. Pengoperasian
pesawat.
1. Kegiatan Operasi berjadwal.
Untuk
kegiatan ini dialokasikan rata-rata 100 jam, meliputi:
a. Dukungan VIP
sebanyak 25 jam
b. Dukungan Siaga SAR
hari Natal dan Tahun Baru sebanyak 25 jam
c. Dukungan Siaga SAR
Idul Fitri sebanyak 50 jam
2. Kegiatan Operasi tak berjadwal
Meliputi
operasi SAR dan dukungan SAR terhadap penanganan bencana alam dan kegiatan lain
yang dipandang perlu menyiagakan pesawat B0-105 sebagai unsur SAR. Dari
kegiatan ini dialokasikan waktu sekitar 200 jam. Contoh kegiatan ini antara
lain pada waktu tanggap darurat bencana Tsunami Aceh, HR-1518 di BKO kan ke Banda
Aceh. Kegiatan operasi kemanusiaan ini dengan basis di Blang Pidie untuk
mendukung distribusi logistik di daerah Meulaboh dan sekitarnya dapat berjalan
lancar, karena kerjasama yang baik dengan tim Helikopter dari type yang sejenis
sebanyak 5 buah dibawah koordinasi dan bantuan Avtur dari Perhubungan Udara.
3. Latihan SAR
Kegiatan
latihan ditujukan pada pembentukan dan upaya mempertahankan serta meningkatkan
kualifikasi yang akan dan telah dimiliki penerbang dalam rangka mendukung
kegiatan operasi SAR. Dari alokasi jam terbang bidang latihan sebanyak 150 jam,
terdiri atas; latihan SAR 50 jam, konversi 30 jam, profisiensi 40 jam, kaptensi
30 jam.
Latihan
dengan dukungan helikopter yang telah dilaksanakan sampai saat ini antara lain:
1. Pelatihan Dasar
Rescuer,
2. MARPOLEX diperairan
Indonesia.
3. Latihan SAR Malindo
(dengan Malaysia)
4. Latihan SAR
Indopura (dengan Singapura)
5. Latihan SAR Ausindo
(dengan Australia)
B. SARANA ANGKUT SAR LAUT
Untuk
mendukung kegiatan SAR dalam penanganan musibah diperairan, yang terjadi di
setiap wilayah, maka dibutuhkan Sarana SAR Laut pada saat pelaksanaan operasi
SAR.
1. Rescue boat
Rescue
boat merupakan kapal dengan versi SAR, sarana ini sangat menunjang dalam
penyelamatan korban di lautan. Selain sebagai sarana angkut tim rescue yang
akan memberikan pertolongan, juga harus mempunyai kemampuan mencari dan
mengarungi lautan dengan tetap mempertimbangkan keselamatan. Guna mendukung
upaya SAR dilaut BASARNAS telah didukung dengan rescue boat.
2. Rigid Inflatable Boat
Sarana
operasional ini dipergunakan pada daerah dekat pantai dan sangat efisien untuk
penyelamatan korban di air pada permukaan yang dangkal, berbentuk menyerupai
perahu karet dengan lunas fiber glass serta dilengkapi kemudi dibagian tengah
untuk memberikan sudut pandang yang luas bagi operatornya.
C. SARANA ANGKUT SAR DARAT
Sebagai
komponen pendukung keberhasilan pelaksanaan operasi SAR, saran dan peralatan
SAR telah diupayakan untuk selalu tetap beriringan dengan kemajuan IPTEK baik
kualitas maupun kuantitasnya.
1. Rescue
Truck
Rescue
truk merupakan sarana penunjang operasi pertolongan terhadap musibah lain,
seperti gempa bumi atau bangunan runtuh, sarana ini dapat dijadikan sebagai
pertimbangan dari fungsi BASARNAS dan posisi kantor Pusat di ibu kota.
Sampai saat ini BASARNAS memiliki 3 unit Rescue truck yang dioperasikan di Jakarta, Surabaya dan Denpasar. Prioritas menempatkan RescueTruck ini karena pertimbangan kemungkinan musibah yang terjadi khususnya gempa bumi atau gedung runtuh dan kecelakaan jalan raya yang sangat padat di pulau Jawa, termasuk kecelakaan kereta api.
Sampai saat ini BASARNAS memiliki 3 unit Rescue truck yang dioperasikan di Jakarta, Surabaya dan Denpasar. Prioritas menempatkan RescueTruck ini karena pertimbangan kemungkinan musibah yang terjadi khususnya gempa bumi atau gedung runtuh dan kecelakaan jalan raya yang sangat padat di pulau Jawa, termasuk kecelakaan kereta api.
2. Rescue
Car.
Rescue
car disiapkan dalam rangka mendukung kecepatan mobilisasi tim rescue yang akan
memberikan bantuan per-tolongan. Dengan kelengkapan rescue tool, maka tim
rescue dapat segera mem¬berikan bantuan pada korban yang terjepit. Sampai
dengan tahun 2004 telah didistribusi kan Rescue car ke seluruh kantor SAR,
seperti yang terlihat pada gambar.
Sumber : Badan SAR Nasional
TANDA
– TANDA ALAM
Pramuka
adalah juga pecinta alam lalu saking cintanya maka harus mengenal tentang alam
dan tanda-tandanya. Berikut pengenalan alam sekitar kita yang sering kita temui
saat berkemah :
1. Kabut
Kabut
tipis dan rata membumbung tinggi ke atas berarti kurangnya uap air di udara dan
brtanda cuaca akan selalu baik.Cuaca terang benderang pada pagi hari bertanda
buruk pada hari itu, apabila kemarin ada hujan.Langit yang ditutupi awan
kemudian meulai terang pada pagi hari bertanda cuaca baik.Apabila ada kabut di
atas lembah pada pagi hari bertanda cuaca baik, sedang di gunung akan turun
hujan.
2. Awan
Apabila
langit diliputi awan yang tebal dan gelap berarti akan turun hujan yang deras.
3. Matahari
Apabila
matahari terbit berwarna merah dan diliputi garis-garis awan yang kehitaman
bertanda ada hujan, apabila berwarna bersih dan terang dan bertanda hari baik.
Matahari terbit dengan warna kemerah-merahan yang terang bertanda cuaca baik,
apabila warna merah dicampuri garis kekuning-kuningan bertanda hujan
lebat.Apabila matahari terbenam dengan warna kekuning-kuningan/orange bertanda
ada hujan, apabila dengan warna merah muda atau kekuning-kuningan bertanda
baik, warna merah pada matahari terbenam berarti akan ada angin yang cukup kencang.
4. Bintang
Apabila
pada malam hari bintang di langit kelihatan terang sekali, maka pada malam itu
cuaca akan baik, sedangkan bila nampak suram bertanda cuaca kurang baik/buruk.
5. Bulan
Apabila
terlihat terang dan bersinar berarti cuaca baik, tapi bila bulan diliputi awan
yang gelap berarti hujan akan turun.Apabila ada lingkaran putih (halo) yang
melingkari bulan berarti tidak ada ketentuan cuaca pada hari itu.
6. Binatang
Apabila
kita perhatikan naluri binatang dengan seksama, yang ada hubungannya dengan
cuaca maka, kita akan tercengang atas keganjilan-keganjilan yang dilakukannya
dengan cara mereka, antara lain :
1. Laba-laba
Akan
bersembunyi bila cuaca akan buruk, dan rajin mengerjakan sarangnya apabila
cuaca baik.
2. Semut
Akan
tetap di dalam lubangnya bila cuaca akan buruk, apabila mereka keluar dan
berjalan mondar-mandir bertanda cuaca akan tetap baik.
3. Lebah
Dengan
melihat sarangnya; pada cuaca baik, mereka berterbangan jauh dari
sarangnya/peternakan.
4. Lalat
Apabila
akan turun hujan mereka akan hinggap di tembok/dinding, sedangkan pada cuaca
baik mereka akan berterbangan kian kemari.
5. Nyamuk
Apabila
di pagi hari mereka mengganggu atau menggigit kita, maka berarti akan turun
hujan.Apabila pada matahari terbenam berterbangan kian kemari dan terbang
berduyun-duyun bertanda cuaca baik.Apabila selalu terbang di tempat yang gelap/
di dalam bayang/bayang bertanda cuaca akan buruk/datang hujan.
6. Cacing
Apabila
pada malam hari mereka menimbun tanah berbutir-butir di kebun, berarti akan
turun hujan.
7. Lintah
Kita
dapat membuat barometer dari seekor lintah yang ditaruh dalam gelas berisi air,
yaitu : Bila lintah melekat pada gelas di atas permukaan air, maka bertanda
cuaca akan tetap membaik ; Apabila ia berdiam di dasar gelas bertanda cuaca
buruk dalam waktu yang lama ; apabila akan datangtopan maka ia akan melekat
erat-erat di gelas sedang ekornya digerak-gerakkan sekeras-kerasnya.
8. Siput
Pada
cuaca yang baik akan merayap dengan tenang, sedang pada cuaca buruk akan
merayap dengan cepat.
9. Ikan
Akan
melompat-lompat di atas air bila cuaca akan buruk.
10. Katak
Pada
cuaca buruk akan berdiam dalam air dan pada cuaca baik mereka akan duduk di
tepi kolam.
Apabila
pada malam hari cuacanya baik di musim kemarau mereka tidak menyanyi maka cuaca
buruk akan datang.
11. Ayam
Pada
waktu hujan ayam akan berteduh. Bila hujan tidak akan lama mereka akan tetap
berjalan-jalan dan membiarkan dirinya kehujanan. Apabila mereka selalu
mencakar-cakar tanah berarti hujan akan datang.
12. Bebek
/ Angsa
Mereka
nampak tidak senang dan selalu menggigit bulunya (memberi lemak), apabila cuaca
akan buruk.
13. Burung
Kepinis
Pada
waktu cuaca baik mereka akan terbang tinggi sekali karena serangga tinggi pula
terbangnya.Apabila terbang rendah sekali bertanda cuaca buruk akan hujan.Bila
cuaca buruk di pagi hari maka mereka tidak akan keluar dari sarangnya.
14. Kambing
Apabila
akan turun hujan bau badannya dapat tercium dari jarak yang lebih jauh daripada
ketika cuaca baik.
15. Kelelawar
Mereka
akan terbang mulai senja hari bila cuaca akan baik pada malam hari itu.Bila
mereka berdiam di dalam goa maka cuaca akan buruk.
16. Asap
Bila
asap naik dengan tegak lurus dan tinggi sekali maka cuaca pada hari itu akan
tetap baik. Apabila asap naiknya mendatar dengan tanah/rendah maka cuaca akan
buruk.Burung
17. Gagak
Apabila
hujan akan turun mereka akan terbang berputar-putar di atas sarangnya.
Tanda Apabila Cuaca
Akan Buruk
1. Kucing akan duduk membelakangi api sambil mengusap-usap
kepalanya dengan kaki depannya yang dibasahi dengan mulutnya.
2. Bila anjing menggali tanah atau menyembunyikan
tulangnya.
3. Burung-burung membasahi bulunya dengan paruhnya.
4. Bila bau bunga tercium semerbak sekali.
5. Burung-burung laut terbang menuju daratan.